Pengertian, Gejala, dan Cara Mengatasi Burnout, Kondisi saat Rasakan Kelelahan Fisik dan Mental

Penulis: Ahmad Nur Rosikin
Editor: Ekarista Rahmawati
Ilustrasi burnout

TRIBUNHEALTH.COM - Ketika orang berpikir tentang burnout, yang pertama kali terpikirkan biasanya adalah gejala mental dan psikis.

Tetapi burnout sebenarnya juga dapat menyebabkan gejala fisik, dilansir TribunHealth.com dari CNA, Minggu (20/2/2022).

Burnout sebenarnya bukanlah kondisi medis.

Burnout adalah “manifestasi dari stres kronis yang tidak dapat dikurangi,” jelas Dr. Lotte Dyrbye, seorang ilmuwan yang mempelajari burnout di Mayo Clinic.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menggambarkan burnout sebagai fenomena tempat kerja yang ditandai dengan perasaan lelah, sinisme, dan berkurangnya efikasi diri.

"Anda mulai tidak berfungsi dengan baik, Anda melewatkan tenggat waktu, Anda frustrasi, Anda mungkin mudah tersinggung dengan rekan kerja Anda," kata Jeanette M Bennett, seorang peneliti yang mempelajari efek stres pada kesehatan di University of North Carolina, Charlotte.

Munculkan gejala fisik

Ilustrasi depresi dan stres akibat pekerjaan (Pixabay)

Baca juga: Penelitian Ungkap Stres Bisa Sebabkan Stroke hingga Serangan Jantung

Baca juga: Mengenal 4 Gejala Burnout, Stres Berat yang Sebabkan Kelelahan Fisik dan Emosional

Stres dapat memiliki efek pada tubuh, terutama ketika tidak mereda setelah beberapa saat.

Karenanya masuk akal jika burnout dapat memicu gejala fisik juga, kata Dr. Bennett.

Ketika orang berada di bawah stres, tubuh mereka mengalami perubahan, dimana telah memproduksi hormon stres seperti kortisol, adrenalin, epinefrin, dan norepinefrin lebih tinggi dari tingkat normal.

Perubahan ini membantu dalam jangka pendek, dimana hormon tersebut memberi kita energi  untuk melalui situasi sulit.

Tetapi seiring waktu, mereka mulai membahayakan tubuh.

Tubuh kita "tidak dirancang untuk jenis stres yang kita hadapi hari ini," kata Christina Maslach, seorang psikolog sosial di University of California, Berkeley, yang telah menghabiskan karirnya mempelajari burnout.

Karenanya, penting untuk mengenali burnout dan apa yang harus dilakukan untuk mengatasinya.

Insomnia

Salah satu gejala burnout yang umum adalah insomnia, kata Dr. Dyrbye.

Ketika para peneliti di Italia mensurvei petugas kesehatan garis depan dengan burnout selama puncak pertama pandemi, mereka menemukan bahwa 55 persen dilaporkan mengalami kesulitan tidur, sementara hampir 40 persen mengalami mimpi buruk.

Penelitian menunjukkan bahwa stres kronis mengganggu sistem saraf dan hormonal yang mengatur tidur.

Ini adalah lingkaran setan, karena tidak tidur membuat sistem ini semakin rusak.

"Jika Anda memperhatikan bahwa Anda tidak bisa tidur di malam hari, itu bisa menjadi tanda bahwa Anda mengalami burnout," kata Dr Dyrbye.

Halaman
1234