TRIBUNHEALTH.COM - Apakah berjemur di bawah matahari bisa terkena kanker?
Pertanyaan tersebut dijawab oleh Dr dr Dhelya Widasmara SpKK(k) dalam wawancara dengan Tribunnews.com yang ditayangkan di kanal YouTube pada 15 Januari 2021.
dr Dhelya memang pernah merujuk jurnal yang mengatakan berjemur di bawah sinar matahari bisa menyebabkan kanker.
"Iya, memang pada saat itu awal-awal Maret saya pernah di acara Hitam Putih di Trans7 itu banyak diprotes ya, karena kan saya bilang kalau efek salah satu efek dari sinar matahari itu adalah melanoma atau kanker."
"Banyak banget protes, nenek moyang kita ini petani dan lain-lain enggak ada yang apa namanya nggak ada yang kena kanker tuh."
Kendai demikian, dia memberi catatan hal itu dia paparkan dari sebuah jurnal di Australia.
Baca juga: Bahaya, Perempuan yang Gemuk di Bagian Pinggang Bisa Indikasikan Penyakit Ini
Baca juga: Sederet Vitamin Ini Diperlukan Tubuh tapi Tak Baik Jika Dikonsumsi Berlebih
Pastinya, orang-orang yang diteliti adalah orang berkulit putih.
Dan hal itu akan berbeda dengan orang Indonesia, yang notabene memiliki banyak pigmen warna.
"Untuk menjadikan kanker atau melanoma ya atau kanker ganas yang kita tahu, biasanya dialami oleh kulit putih yang paling sering."
"Jadi melanoma karena sinar matahari itu dari Australia. Jadi bukan serta merta terus kemudian sinar matahari lama, langsung kanker."
Lebih lanjut, Dr dr Dhelya Widasmara SpKK(k) menjelaskan masih banyak faktor lain.
Berbagai faktor risiko turut berpengaruh apakah seseorang akan terkena melanoma atau tidak, bukan hanya sinar matahari.
Baca juga: Suplemen Bukan Obat untuk Tingkatkan Imunitas, Dokter: Berbahaya Jika Kelebihan
Baca juga: Ahli Gizi Tegaskan Orang Sehat Tak Perlu Suplemen, Cukup Penuhi Kebutuhan Vitamin dari Makanan Alami
"Ada yang warna mata terus kemudian blonde atau tidak, itu merupakan faktor-faktor dan riwayat keluarga itu juga diperhatikan."
"Jadi tidak serta merta saya mengatakan bahwa jangan panas-panasan karena tidak bisa kanker."
"Nah itu tidak bisa ditelan mentah-mentah. Banyak faktor yang mengatur kanker atau melanoma."
dr Tan Shot Yen mengatakan hal senada.
Menurut dr Tan, orang Indonesia tidak bisa serta merta disamakan dengan orang luar negeri, termasuk dalam soal warna kulit.
Baca juga: Tips Dokter Biar Perut Tak Begah Saat Buka Puasa Ramadhan, Jangan Langsung Makan Besar
Baca juga: Tak Melulu Lemak, Perut Buncit Juga Bisa Terjadi karena Kembung, Salah Satu Pemicunya Lalapan
"Kebanyakan orang Indonesia masih memiliki warna kulit asli. Di mana kulit kita ini memiliki banyak melanosit, yang memberi warna pigmen."
"Jadi kita tidak boleh menyamakan apa yang terjadi di dunia barat sana, atau Asia Timur yang (kulitnya) putih bersih itu, dengan tanah air kita."
Begitu juga dalam urusan sumber gizi.
Di Indonesia sendiri, kata dr Tan banyak sumber makanan yang kaya akan gizi.
(TribunHealth.com/Ahmad Nur Rosikin)