Breaking News:

Apakah Pasti Mengalami Hipertensi jika Ada Riwayat Darah Tinggi dalam Keluarga?

Dokter Spesialis Penyakit Dalam RSUP Surakarta, dr. Marcellino Mettafortuna S, Sp.Pd, AIFO(K) paparkan pengaruh faktor keturunan dalam hipertensi

Penulis: Ahmad Nur Rosikin | Editor: Ahmad Nur Rosikin
freepik
ilustrasi menjaga tekanan darah tetap terkendali ketika punya keluarga riwayat hipertensi 

TRIBUNHEALTH.COM - Salah satu faktor yang meningkatkan risiko terkena hipertensi adalah adanya riwayat keluarga.

Artinya orang tua, atau orang lain dalam keluarga ada yang terkena penyakit tersebut.

Lantas, apakah hal ini sudah pasti memicu hipertensi atau tetap dihindari?

Jurnalis TribunHealth.com pernah menanyakan hal ini kepada Dokter Spesialis Penyakit Dalam RSUP Surakarta, dr. Marcellino Mettafortuna S, Sp.Pd, AIFO(K).

Pertanyaan ini disampaikan ketika dr. Marcellino Mettafortuna S, Sp.Pd, AIFO(K) menjadi narasumber Healthy Talk “Bicara Hipertensi, si Pembunuh Diam-diam yang Sering Diabaikan,” yang tayang di YouTube Tribunnews dan TribunHealth.com pada Sabtu, 17 Mei 2025.

ilustrasi hipertensi atau tekanan darah tinggi pada usia muda
ilustrasi hipertensi atau tekanan darah tinggi pada usia muda (freepik)

Berikut ini jawaban dr. Marcellino Mettafortuna S, Sp.Pd, AIFO(K) dalam kutipan langsung:

“Jadi, tadi kan terkait dengan faktor risiko yang tidak dapat diubah ya.

Karena satu, nenek punya riwayat tekanan darah tinggi dan (sampai) mengakibatkan stroke (misalnya).

Kedua, misalkan ayah atau ibu kita turunannya juga ada hipertensi.

Bisa gak sih kita tidak menjadi hipertensi juga atau kita normal-normal aja?

2 dari 3 halaman

Yang pasti, kalau kita punya riwayat keluarga atau genetik yang ternyata tingkat tekanan darah tingginya sudah ada sejak dulu, kita wajib lebih hati-hati.

Dengan cara apa? Kelola gaya hidup kita.

Kita sering rajin controlling rutin.

Kita sering manage stres kita.

Atau kalau kita dirasa memiliki gejala-gejala hipertensi ya.. misalkan pandangan kok kabur, sakit kepala sering.

Jangan lupa itu salah satu gejala daripada tekanan darah tinggi.

Jadi, kadang-kadang gini, anak-anak seusia 20 tahunan atau 30 tahunan, pegawai kita seperti kita lah… kok sering sakit kepala nih. Kita berpikiran, "Oh, jangan-jangan mata nih."

Jangan lupa, siapa tau dia hipertensi atau tekanan darah tinggi.

Kita kontrol, kita ubah gaya hidup,  membaik.

Kita punya riwayat nenek sama keluarga yang tadi tekanan darahnya tinggi.

3 dari 3 halaman

Otomatis, kita lebih aware atau lebih waspada gitu ya bahwa kita jangan sampai.

Biasanya, kalau orang yang sudah punya riwayat genetik dan dia sadar penuh terkait faktor risiko yang dari turunan genetik

Dan dia mencoba merubah gaya hidup dengan lebih sehat, mengelola stres…

Dan dia tau lah, "Oh, kalau misalkan nih saya harus kontrol 6 bulan sekali atau 3 bulan sekali," dan mengelola tadi keluhan yang sering timbul.

Dan (meski) ternyata tekanan darahnya tinggi (tapi) dia sudah ubah itu (gaya hidup sehat), bisa saja dia tidak mengidap hipertensi.

Tapi, memang faktor risikonya lebih besar dibanding orang yang keluarganya tidak mempunyai hipertensi.

Asal dijaga sejak dini, dikelola sejak dini, insyaallah bisa mencegah atau tidak terjadi seperti keluarganya yang lalu.”

Simak penjelasan lengkap dr. Marcellino Mettafortuna S, Sp.Pd, AIFO(K) tentang hipertensi dalam Healthy Talk “Bicara Hipertensi, si Pembunuh Diam-diam yang Sering Diabaikan” lewat tayangan YouTube berikut:

(TribunHealth.com)

Selanjutnya
Tags:
hipertensiTekanan Darah Tinggigenetik
BERITATERKAIT
KOMENTAR

BERITA TERKINI

berita POPULER

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved