TRIBUNHEALTH.COM - Inseminasi intrauterin merupakan salah satu metode untuk membantu mendapatkan kehamilan.
Metode ini bisa jadi salah satu metode kehamilan yang dapat dipilih oleh pejuang garis dua.
Sebagai persiapan, apakah pasien inseminasi intrauterin perlu mendapatkan terapi hormon?
TribunHealth.com pernah menanyakan hal ini kepada Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan RS PKU Surakarta, dr. Soffin Arfian, Sp.OG, MBA, FEGRF.
Pertanyaan ini disampaikan ketika dr. Soffin menjadi narasumber Momspiration "Saat Garis Dua Tak Kunjung Datang, Harapan Baru dengan Program IUI (Insemenasi Intrauterin)" yang tayang di YouTube Tribunnews dan Tribun Health pada Senin (4/8/2025).
Baca juga: 5 Cara Merangsang Janin di Dalam Kandungan Agar Lebih Aktif Begerak

Berikut ini jawaban dr. Soffin Arfian, Sp.OG, MBA, FEGRF dalam kutipan langsung:
"Pasti. Jadi, terapi yang sering dipakai untuk terapi hormon tuh maksudnya ini ya, untuk induksi ovulasi atau stimulasi.
Stimulasi ovulasi itu pasti dengan obat-obat hormon. Obat-obat ini bisa digunakan yang obat minum, ya.
Obat minum saja biasanya clomifene citrat.
Dan bisa kita kombinasi seperti yang saya bilang tadi. Pada hari ke-8 dan ke-9 tuh kita suntikin namanya ini ya, rekombinan FSH.
Jadi rekombinan FSH itu itu seperti hormon otak yang merangsang sel telur itu dibuat rekombinan DNA-nya.
Jadi direkayasa genetika, terus didapatkan obat yang persis seperti hormon FSH.
Nah itu kita suntikin.
Itu untuk merangsang sel telur untuk berkembang. Jadi terjadi folikulogenesis namanya. Dia dari kecil membesar.
Nah untuk mecahin telur ini membuat dia ovulasi, nah, harus dipecahin tuh telurnya keluar.
Itu kita pakai hormon yang namanya HCG ya…
Itu semua bisa kita kerjakan karena memang umumnya kita berikan obat-obat ini tujuannya adalah untuk mematangkan sel telur dan memperbanyak sel telur untuk meningkatkan probabilitas terjadinya pembuahan, gitu.
Makanya stimulasinya pada hari tertentu.
Jadi, kalau sudah hari kelima, sel telur itu sudah berkembang.
Maka sudah terbentuk namanya sel telur yang dominan.
Kalau kita picuh, kita kasih obat perangsang sel telur, hanya sel telur ini yang berkembang, cuman satu.
Makanya kita rangsangnya sebelum hari kelima.
Sekitar hari ketiga, gitu. Hari keempat, gitu.
Sehingga sel telur yang dirangsang banyak.
Sehingga dia banyak yang berkembang. Gak cuman satu. Kalau sudah hari kelima, cuman satu, gitu.
Jadi, induksi ovulasi biasanya dikerjakan atau simulasi itu pada hari ketiga, gitu."
Simak penjelasan lengkap dr. Soffin Arfian, Sp.OG, MBA, FEGRF, dalam Momspiration 'Saat Garis Dua Tak Kunjung Datang, Harapan Baru dengan Program IUI (Insemenasi Intrauterin)' lewat tayangan berikut.