TRIBUNHEALTH.COM - Kelahiran seorang anak merupakan salah satu momen membahagiakan dalam hidup.
Kendati demikian, ini juga memberikan tantangan baru bagi seorang ibu karena bertambahnya peran yang ia miliki.
Ini pula yang terkadang menjadi sumber kekhawatiran dan kecemasan pada ibu baru.
Terkadang, hal ini sampai menyebabkan baby blues.
Lantas, bagaimana cara mengatasi kecemasan dan kekhawatiran tersebut?
Jurnalis TribunHealth.com pernah menanyakan hal ini kepada Psikolog Klinis Klinik Utama Kasih Ibu Sehati (KUKIS), Hafizh Mutiara Nisa, M.Psi, Psikolog, CHt ketika menjadi narasumber Momspiration.
Berikut ini jawaban Hafizh Mutiara Nisa, M.Psi, Psikolog, CHt dalam kutipan langsung:
“Untuk mengatasi perasaan-perasaan itu, sebenarnya bisa diatasi dengan pertama, luangkanlah waktu, baik ibu maupun bapak baru, supaya dia meng-update ilmu.
Sekarang banyak sekali apa namanya teknologi yang berkembang, banyak sekali profesional-profesional yang membagikan tips-tips supaya mengatasi masalah-masalah ini.
Mereka juga mengadakan workshop, mengadakan kelas, atau membuat sebuah buku.
Baca juga: Si Kecil Alami Masalah Bau Mulut? Berikut Kenali Penyebab hingga Cara Mengatasinya
Jadi, sambil menunggu kehadiran bayi ini lahir ke dunia, mungkin orang tua baru ini bisa mempersiapkan hal itu supaya mengurangi tadi yang namanya baby blues dan lain sebagainya.
Kemudian, bisa pada saat persalinan, pada saat mungkin sudah pasca persalinan ini, ibu itu coba membuka diri pada lingkungan di sekitarnya tentang apa yang dirasakan.
Cobalah mengomunikasikan dengan asertif.
Asertif itu artinya mengomunikasikan apa yang dirasakan dan juga apa yang dipikirkan kepada orang lain, sehingga orang lain itu bisa memahami maksud dengan jelas apa yang mau disampaikan.
Kemudian, berhentilah merasa sendiri.
Jadi, tugas menjadi ibu itu bukan hanya ibu saja yang berperan, tapi juga ada pasangannya.
Libatkanlah pasangan untuk proses pengasuhan dan juga perawatan bayi.
Nah, minta tolong tentang apa yang perlu dibantu, dan juga sebisa mungkin melibatkan pasangan untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan dalam mengasuh bayi.
Kemudian, juga melakukan pekerjaan-pekerjaan yang berkaitan dengan pekerjaan rumah.
Baca juga: 9 Efek Samping Diet Tinggi Protein, Ini yang Akan Terjadi pada Tubuh
Dan cobalah untuk menjaga pikiran dan juga perasaan itu tetap lebih positif dengan pengelolaan stres, misalnya bisa melakukan relaksasi atau melakukan olahraga ringan saja begitu.
Dan misalnya, dan ini tidak perlu memaksakan diri untuk mengikuti tuntutan-tuntutan yang disampaikan oleh orang lain, "Harus seperti ini, harus seperti itu, nanti harus ASI full, harus enggak boleh dicampur susu formula, dan lain sebagainya."
Itu sebisa mungkin ibu memperhatikan kondisinya nih, "Oh ya sudah, kalau memang ASI-nya yang muncul segini ya sudah, diberikan sebisanya.”
Selama anak itu tidak kekurangan, ya mungkin bisa konsultasi dengan dokter spesialis anak nanti kalau misalnya ditambah susu formula bagaimana, atau adakah nutrisi lain yang bisa meningkatkan produksi ASI dan lain sebagainya.
Kemudian, bisa juga menyampaikan kesulitannya apa, kemudian menjaga pola makan dan juga pola istirahat supaya lebih baik daripada sebelumnya.
Jadi, pola makan dan juga pola istirahat tetap harus diperhatikan supaya produksi ASI kan juga dengan tidur ya.
Ketika pola tidurnya cukup, pola makannya juga bergizi, juga akan memberikan pengaruh pada banyak hal, secara psikologis maupun fisik gitu.”
Simak penjelasan lengkap Hafizh Mutiara Nisa, M.Psi, Psikolog, CHt dalam Momspiration "Pandangan Psikolog Terkait Baby Blues pada Ibu Baru" lewat tayangan YouTube berikut:
(TribunHealth.com)