TRIBUNHEALTH.COM - Depresi merupakan gangguan suasana hati yang ditandai oleh perasaan sedih, hilang harapan, serta hilangnya minat dan kesenangan dalam menjalani aktivitas sehari-hari secara terus menerus.
Kondisi ini mempengaruhi pola pikir, perasaan, dan perilaku seseorang, serta dapat menimbulkan gejala-gejala fisik maupun emosional.
Sementara itu, stres adalah kondisi yang ditandai oleh munculnya kekhawatiran atau ketakutan yang berlebihan.
Stres dapat dipicu oleh situasi tertentu, namun juga bisa muncul tanpa penyebab yang jelas dan dalam jangka waktu lama.
Baca juga: 7 Tanda Tersembunyi Tubuh Kekurangan Zat Besi, Salah Satunya Sering Pusing

Penderitanya sering mengalami kegelisahan, mudah tersinggung, serta kesulitan dalam berkonsentrasi.
Baik stres maupun depresi memiliki dampak negatif terhadap fungsi dan kepuasan seksual, baik pada pria maupun wanita.
stres yang berlangsung lama (kronis) dapat memicu gangguan kesehatan mental seperti kecemasan dan depresi, yang keduanya berpotensi mengganggu fungsi seksual secara menyeluruh.
Medical Sexologist, dr. Binsar Martin Sinaga, FIAS yang lahir di Surabaya, 04 Maret 1971 akan membahas terkait masalah seksual.
Sebagai informasi sejak tahun 2010 dr. Binsar Martin Sinaga, FIAS aktif menjadi pembicara dalam seminar awam yang membahas mengenai seksualitas.
Pertanyaan:
Dokter, apa saja sih dampak dari stres dan depresi terhadap masalah seksual?
Jawaban Dokter:
dr. Binsar Martin Sinaga menjawab.
stres dan depresi dapat memperparah masalah seksual yang sudah ada, baik pada pria mau pun wanita.
Penggunaan obat untuk mengatasi depresi juga bisa menyebabkan hilangnya eraksi pada pria.
Saat ini, memang ada generasi obat antidepresan terbaru yang diklaim tidak banyak mempengaruhi ereksi, namun efktivitasnya masih perlu diteliti lebih lanjut.
Pada wanita, depresi dapat menyebabkan hilangnya libido atau hasrat seksual.
Hal inilah yang menjadikan tubuh sebagai salah satu penyebab utama angguan seksual pada pria dan wanita.
Gangguan pada tubuh secara organuk bisa menjadi pemicu gangguan seksual pada pria dan wanita.
Namun, faktor psikologis seperti stres dan depresi juga dapat memperberat kondisi ini, begitu pula dengan obat-obatan yang digunakan untuk mengatasi kedua gangguan tersebut.
Baca juga: Ciri-ciri ASI Perah yang Sudah Basi, Penting untuk Dipahami para Ibu

Profil dr. Binsar Martin Sinaga
dr. Binsar Martin Sinaga, FIAS merupakan Medical Sexologist di Klinik RMC Depok, MMAC Jakarta Selatan, dan Renata Medical Clinic Bogor, Telp: 0813-8231-7586.
Ia menyelesaikan pendidikan S1 di Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia pada tahun 1990 hingga tahun 1997.
Pada tahun 2006, dr. Binsar Martin Sinaga, FIAS menyelesaikan program Magister Biomedik di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Tak hanya sampai disitu, dr. Binsar Martin Sinaga, FIAS melanjutkan pendidikan Intensive Seksologi di Fakultas Kedokteran Udayana Denpasar pada tahun 2006-2008.
dr. Binsar Martin Sinaga, FIAS seringkali menjadi narasumber program Edukasi Seksual yang tayang di kanal YouTube Tribunnews.com.
Ia sempat menjadi Kepala Puskesmas Kecamatan Essang, Kabupaten Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara pada tahun 1999 hingga tahun 2001.
Setelah itu pada tahun 2001-2003 ia bekerja di Perusahaan Farmasi.
Ia juga pernah menjadi dokter di rumah sakit Sentra Medika Depok selama kurang lebih 3 tahun, yakni pada tahun 2003-2006.
Sesaat setelah bekerja di rumah sakit Sentra Medika, ia bekerja menjadi dokter selama 2 tahun di rumah sakit Pantai Indah Kapuk pada tahun 2006-2008.
dr. Binsar Martin Sinaga, FIAS sempat menjadi dosen di Swiss German University Jakarta pada tahun 2008-2010.
Sebagai dokter, ia aktif menjadi narasumber.
Diantaranya menjadi narasumber di Tribunnews pada podcast Bugar Seksual yang tayang secara live setiap Jumat malam pukul 20.00 WIB. (Tribunhealth.com)
Baca juga: Stimulasi Bayi Agar Bisa Duduk Tanpa Bantuan, Lakukan 5 Cara Ini Moms