TRIBUNHEALTH.COM - Beberapa waktu terakhir, terjadi fenomena masalah kesehatan yang sangat memprihatinkan di Indonesia.
Dimana anak-anak yang seharusnya masih aktif belajar dan bermain bersama teman-teman justru harus menjalani prosedur cuci darah karena fungsi ginjal mereka sudah tidak bekerja dengan baik.
Dengan kondisi tersebut sangatlah menjadi perhatian serius, mengingat cuci darah biasanya identik dengan pasien usia lanjut.
Kasus-kasus ini menegaskan pentingnya peran orangtua dan lingkungan dalam menjaga pola hidup sehat anak sejak dini, guna mencegah kerusakan ginjal yang bisa berdampak seumur hidup.
Baca juga: Apa Itu Cuci Darah? Dokter Mega Beri Penjelasan

Pertanyaan :
"Beberapa waktu belakangan ini ada kasus yang dimana banyak sekali anak-anak sudah melakukan cuci darah, nahh penyebabnya apa ya dok?"
Vanya, Jakarta
dr. Mega Anara Manurung, Sp. U, menjawab :
"Kalau di anak-anak ada dua kemungkinan penyebabnya, yang pertama ada kelainan bawaan"
Kelainan bawaan yang dimaksud adalah kondisi sejak lahir di mana fungsi ginjal sudah tidak optimal, atau terdapat masalah pada saluran kemih seperti sumbatan, atau kelainan pada tulang belakang yang memengaruhi saraf di kandung kemih.
Akibatnya urine tidak dapat keluar secara normal, menyebabkan ginjal membengkak dan fungsi ginjal menurun dan juga berdampak jangka panjang terhadap kesehatan ginjal.
Baca juga: 5 Pantangan Bagi Pasien yang Menjalani Cuci Darah, Batasi Konsumsi Makanan Tinggi Kalium
"Yang kedua itu dari gaya hidup atau kebiasaan dari anak yang jarang minum air putih dan malah sering minum-minuman kemasan"
Pengawasan orangtua terhadap apa yang dikonsumsi anak sangatlah penting.
Kebiasaan kurang minum air putih dan sering mengonsumsi minuman kemasan yang tinggi gula atau bahan tambahan bisa berdampak buruk bagi ginjal.
Jika tidak diawasi sejak dini, hal ini dapat memicu gangguan fungsi ginjal pada anak dan berujung pada risiko cuci darah di usia muda.
Profil dr. Mega Anara Manurung, Sp.U

dr. Mega Anara Manurung, SpU merupakan Dokter Spesialis Urologi di RSUP Surakarta, RSUD Ibu Fatmawati Soekarno, dan RSU Sarila Husada Sragen.
Dokter Anara lahir di Magelang, pada 28 Januari 1994.
Ibu dr Anara juga berprofesi sebagai dokter.
yahnya bernama Ir. Jainur Manurung, MM, sementara sang ibu bernama dr. Bethawati Kusumaningtyas.
Keluarga tersebut tinggal di Kota Deltamas, Bekasi, Jawa Barat.
Pendidikan
Dokter Anara menempuh pendidikan dasar di SDK PENABUR Kota Jababeka dan menengah pertama di program akselerasi SMPK 4 PENABUR Jakarta.
Selanjutnya Dokter Anara menempuh pendidikan di SMA Negeri 8 Jakarta.
Pendidikan tersebut tamat pada tahun 2011 dan langsung menempuh S1 Kedokteran dan profesi di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia selama 5 tahun.
Pada Desember 2018, dr Anara menempuh pendidikan spesialis Urologi, di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Karier
Semenjak menjadi dokter, dr. Anara aktif dalam berbagai kegiatan ilmiah dan penelitian.
Berbagai training dan kursus pun banyak dr. Anara ikuti di luar dan dalam negeri.
Dokter Anara berpraktik di RSUP Surakarta, RSUD Ibu Fatmawati Soekarno, dan RSU Sarila Husada Sragen sejak tahun 2024.
(Tribunhealth.com)