TRIBUNHEALTH.COM - Di zaman sekarang, masih banyak yang memilih menikah di usia dini atau di bawah umur dengan alasan ingin menghindari fitnah atau berbagai masalah sosial lainnya.
Menikah bukan soal kesiapan tentang materi atau usia, tetapi melingkupi kesiapan emosial yang kerap sekali diabaikan oleh seseorang.
Karena banyak sekali orang diluar sana yang terburu-buru untuk menikah, namun ujungnya melakukan perceraian, tidak hanya berdampak pada hubungan tetapi juga berdampak pada mental anak jika sudah memiliki anak.
Untuk memahami lebih dalam mengenai kriteria kesiapan emosional sebelum menikah, kita dapat berkonsultasi langsung dengan psikolog yang berkompeten, seperti Adib Setiawan, S.Psi., M.Psi.
Baca juga: Ketahui Beragam Dampak Pernikahan Dini, Dokter Sebut Mulut Rahim Menjadi Mudah Terpapar Infeksi

Pertanyaan :
"Pak adib, apa saja kriteria seseorang siap untuk menikah secara emosional?"
Bayu, Boyolali
Adib Setiawan,S.Psi.,M.Psi menjawab:
"Seseorang yang siap nikah secara mental jika kriterianya kalau sudah dewasa."
Indikator kedewasaan mencakup kemampuan dalam memecahkan masalah, berkomunikasi secara efektif, menghadapi tantangan dengan bijaksana, serta mampu bekerja untuk mencari nafkah.
Saat memasuki kehidupan pernikahan, bekerja menjadi hal yang penting agar kebutuhan rumah tangga dapat terpenuhi, baik kebutuhan sehari-hari, finansial, maupun perencanaan masa depan.
Baca juga: Beragam Dampak Bisa Terjadi jika Melakukan Pernikahan Dini, Termasuk Rentan Alami Kanker Serviks
"Tentunya mental harus siap, bagaimana memecahkan masalah, mengendalikan emosi, terus saat hidup mengalami kekurangan apa yang perlu dilakukan."
Dalam kehidupan berumah tangga, tentu akan ada berbagai tantangan dan masalah yang harus dihadapi bersama.
Hal ini bisa menjadi lebih sulit jika seseorang memutuskan untuk menikah di usia dini atau saat belum cukup matang, baik secara emosional maupun mental.
"Seseorang yang dewasa atau matang sebenarnya tidak terpengaruh pada usia, tetapi tergantung bagaimana cara berfikir, cara berkomunisasi, cara memandang masalah, dancara memutuskan sesuatu."
Profil Adib Setiawan,S.Psi.,M.Psi

Adib merupakan seorang psikolog keluarga dan pendidikan anak.
Kini dirinya telah memiliki sebuah yayasan yang bernama Praktek Psikolog Indonesia.
Pada yayasan ini melayani konsultasi dan terapi psikologi kepada masyarakat.
Saat ini yayasan yang Adib dirikan telah tersebar di berbagai wilayah.
Seperti: Bintaro, Rawamangun, Tangerang Selatan, Cileungsi, dan Semarang.
Selanjutnya ia berencana akan memperluas Praktek Psikolog Indonesia di wilayah lain secara bertahap.
Sebelum berpraktek di Yayasan Praktek Psikolog Indonesia, ia sempat praktek di Yayasan Cinta Harapan Indonesia selama kurang lebih 3 tahun.
Riwayat Pendidikan :
Pengabdian Masyarakat :
- Relawan medis di Rumah Sakit Dr. Suyoto Kementerian Pertahanan pada 2020 selama 2 bulan
- Relawan bencana alam di Selat Sunda bidang psikologi pada Desember 2018 - Januari 2019
- Relawan psikolog di Yayasan Cinta Harapan Indonesia Autism Center 2008-sekarang
Karya Ilmiah :
- Kecemasan dan Stress Orang Tua yang Memiliki Anak Berkebutuhan khusus
- Kecemasan dan Stress Pegawai di Perusahaan x.
(Tribunhealth.com)