Breaking News:

Dokter Brigitta, Apa Saja Ciri-Ciri dari Penyakit TBC ?

TBC (Tuberkulosis) merupakan salah satu penyakit yang menyerang paru-paru, ciri khas seseorang terkena TBC yaitu terjadinya batuk yang berlebihan.

Penulis: Ira Aulia | Editor: Melia Istighfaroh
pixabay.com
Ilustrasi TB atau TBC, simak pemaparan 

TRIBUNHEALTH.COM - Penyakit TBC (Tuberkulosis) merupakan salah satu penyakit yang menjadi permasalah serius yang terjadi di Indonesia.

TBC disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis yang umumnya menyerang paru-paru.

Gejala TBC umumnya berkembang secara perlahan, bahkan tidak disadari oleh penderitanya pada tahap awal.

Lalu apa saja ciri-ciri bagi seseorang yang telah terinfeksi penyakit TBC ?

Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai ciri-ciri seseorang terkena TBC, kita bisa bertanya langsung dengan Dokter Spesialis Paru dan Pernapasan dr. Brigitta Devi Anindita Hapsari, Sp.P.

Baca juga: Dokter Brigitta, Benarkah Kelainan Paru Seperti TBC yang Tidak Diobati Bisa Menyebabkan Kanker Paru?

Ilustrasi pasien tuberkulosis (TBC)
Ilustrasi pasien tuberkulosis (TBC) (pixabay.com)

Pertanyaan :

"Dokter, apa saja ciri-ciri dari penyakit Tuberkulosis (TBC)"

Indah, Magelang

dr. Brigitta Devi Anindita Hapsari, Sp.P, menjawab :

"Untuk ciri-cirinya, pasti mengalami batuk"

2 dari 4 halaman

Batuk yang dialami oleh pasien penderita tuberkulosis bisa batuk berdahak dan batuk disertai dengan bercak darah atau batuk berdarah.

Rata-rata batuk yang dialami bersifat kronis atau berlangsung dalam jangka waktu yang cukup lama, yaitu lebih dari dua minggu.

"Kemudian bisa disertai oleh keringat malam, terus ada penurunan berat badan juga"

Penurunan berat badan biasanya cukup signifikan dan menjadi salah satu ciri khas dari penderita TBC (Tuberkulosis). 

Dalam kurun waktu satu bulan, berat badan seseorang bisa turun antara 3 hingga 5 kilogram.

Baca juga: Kenali TBC pada Anak, Masalah Kesehatan yang Tidak Bisa Disepelekan

"Kemudian juga bisa disertai oleh rasa lemas"

Penderita TBC juga sering mengalami rasa lemas yang berkelanjutan dan badan terasa tidak enak, meskipun tidak melakukan aktivitas terlalu berat.

"Dan nafsu makan menjadi berkurang"

Nafsu makan yang menurun menyebabkan asupan nutrisi tidak tercukupi, yang pada akhirnya memperparah kondisi tubuh dan mempercepat penurunan berat badan.

Profil dr. Brigitta Devi Anindita Hapsari, Sp.P

Profil Dokter Spesialis Paru dan Pernapasan, dr. Brigitta Devi Anindita Hapsari, Sp.P
Profil Dokter Spesialis Paru dan Pernapasan, dr. Brigitta Devi Anindita Hapsari, Sp.P (Dokumentasi Pribadi Dokter Spesialis Paru dan Pernapasan, dr. Brigitta Devi Anindita Hapsari, Sp.P)
3 dari 4 halaman

dr. Brigitta Devi Anindita Hapsari, Sp.P merupakan Dokter Spesialis Paru dan Pernapasan.

dr. Brigitta Devi Anindita Hapsari, Sp.P lahir di Surakarta, 23 November 1989.

Sejak lahir hingga saat ini rupanya dr. Brigitta Devi Anindita Hapsari, Sp.P berdomisili di Surakarta.

Bahkan dia menempuh pendidikan hingga menjadi seorang dokter spesialis di Surakarta.

Adapun latar belakang pendidikan dr. Brigitta Devi Anindita Hapsari, Sp.P ialah sebagai berikut:

  • SMP Negeri 4 Surakarta (2002-2005)
  • SMA Negeri 3 Surakarta program Akselerasi (2005-2007)
  • Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran di Universitas Sebelas Maret Surakarta (2007-2012)
  • Pendidikan spesialis program studi Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi, Fakultas Kedokteran di Universitas Sebelas Maret Surakarta (2017-2021)

Rupanya dr. Brigitta Devi Anindita Hapsari, Sp.P tidak hanya bekerja di satu rumah sakit saja, ia menjadi Dokter Spesialis Paru di RS UNS, RS Triharsi, dan RS Slamet Riyadi.

Selain bekerja di beberapa rumah sakit, ia juga menjadi dosen di program studi pendidikan dokter spesialis pulmonologi dan kedokteran respirasi di UNS.

Terdapat beberapa organisasi yang dr. Brigitta Devi Anindita Hapsari, Sp.P ikuti, yaitu:

  • Sie Ilmiah perhimpunan dokter paru cabang Surakarta
  • Anggota pokja intervensi dan gawat napas-perhimpunan paru Indonesia
  • Anggota Ikatan Dokter Indonesia cabang Surakarta

Tidak hanya aktif berorganisasi, dr. Brigitta Devi Anindita Hapsari, Sp.P juga aktif dalam berbagai pelatihan kursus.

Pelatihan pertama yang ia ikuti pada tahun 2016 adalah Pertemuan Ilmiah Respirasi Surabaya "Achieving excellence in respiratory disease management."

4 dari 4 halaman

Kemudian pelatihan terakhir yang diikuti pada tahun 2019 adalah Pelatihan Rehabilitasi Paru "Auxilium Vitae Volterra Spa Center of Weaning and Repiratory Rehabilitation" di Italia.

(Tribunhealth.com)

Selanjutnya
Tags:
Tribunhealth.comdr. Brigitta Devi Anindita Hapsari Sp.PTBCTuberkulosis
BERITATERKAIT
KOMENTAR

BERITA TERKINI

berita POPULER

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved