Breaking News:

Dokter Brigitta, Benarkah Kelainan Paru Seperti TBC yang Tidak Diobati Bisa Menyebabkan Kanker Paru?

Penyakit tuberculosis (TBC) jika tidak ditangani dengan baik, maka dapat menyebabkan munculnya sel kanker dan akhirnya menjadi kanker paru.

Penulis: Ira Aulia | Editor: Melia Istighfaroh
tribunnews.com
ilustrasi kanker paru 

TRIBUNHEALTH.COM - Paru-paru merupakan salah satu organ yang paling vital ditubuh manusia, karena berperan penting dalam sistem pernapasan manusia. 

Jika seseorang mengalami kelainan pada paru-paru, hal ini dapat berdampak besar terhadap kesehatan tubuhnya.

Kesehatan paru-paru dapat terganggu akibat berbagai faktor, baik dari kebiasaan merokok, terdapat infeksi, polusi udara, maupun kondisi medis tertentu. 

Jika kelainan yang terjadi di paru-paru tidak segera ditangani akan menyebabkan timbulnya sel kanker yang sangat berbahaya bagi tubuh.

Baca juga: Dokter Brigitta, Apa Saja Gejala Seseorang Terkena Penyakit Kanker Paru-Paru?

ilustrasi kanker paru
ilustrasi kanker paru (kompas.com)

Pertanyaan :

"Dokter, apakah seseorang yang sudah memiliki kelainan di paru-paru dan tidak segera diobati seperti  tuberculosis dan penyakit paru lainnya bisa menyebabkan kanker paru ?"

Helena, Banten

dr. Brigitta Devi Anindita Hapsari, Sp.P, menjawab :

"Iya betul sekali, tuberculosis (TBC) bisa berkembang menjadi kanker paru jika tidak ditangani dengan baik."

"Begitu juga dengan bekas tuberculosis, jadi seseorang yang pernah terkena tuberkulosis dan akhirnya menimbulkan bekas di paru."

2 dari 3 halaman

"Terkadang, terdapat jaringan parut di paru-paru yang memerlukan pemantauan terus-menerus bagi pasien." 

Jaringan parut pada paru merupakan kondisi dimana jaringan paru-paru mengalami kerusakan dan digantikan oleh jaringan parut.

Baca juga: Faktor Resiko yang Menyebabkan Seseorang Bisa Terkena Kanker Paru? dr. Brigita Beri Penjelasan

Pasien bila sudah menyelesaikan pengobatan TBC, dan kemudian terdapat bekas yang cukup banyak di paru-paru.

Maka pasien tersebut perlu di monitor setidaknya 6 bulan sekali, untuk mengetahui apakah sel diparu-paru berkembang menjadi kanker paru atau tidak.

dr. Brigitta juga menambahkan bahwa penyakit paru yang dapat berkembang menjadi sel kanker paru umumnya berasal dari bekas TBC dan PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronis), yang sering terjadi pada perokok.  

Awalnya, kondisi ini hanya berupa peradangan, tetapi jika tidak ditangani dengan baik dan kebiasaan merokok terus berlanjut, zat berbahaya seperti tar dan karbon monoksida dapat memicu perkembangan kanker paru.

Profil dr. Brigitta Devi Anindita Hapsari, Sp.P

Profil Dokter Spesialis Paru dan Pernapasan, dr. Brigitta Devi Anindita Hapsari, Sp.P
Profil Dokter Spesialis Paru dan Pernapasan, dr. Brigitta Devi Anindita Hapsari, Sp.P (Dokumentasi Pribadi Dokter Spesialis Paru dan Pernapasan, dr. Brigitta Devi Anindita Hapsari, Sp.P)

dr. Brigitta Devi Anindita Hapsari, Sp.P merupakan Dokter Spesialis Paru dan Pernapasan.

dr. Brigitta Devi Anindita Hapsari, Sp.P lahir di Surakarta, 23 November 1989.

Sejak lahir hingga saat ini rupanya dr. Brigitta Devi Anindita Hapsari, Sp.P berdomisili di Surakarta.

3 dari 3 halaman

Bahkan dia menempuh pendidikan hingga menjadi seorang dokter spesialis di Surakarta.

Adapun latar belakang pendidikan dr. Brigitta Devi Anindita Hapsari, Sp.P ialah sebagai berikut:

  • SMP Negeri 4 Surakarta (2002-2005)
  • SMA Negeri 3 Surakarta program Akselerasi (2005-2007)
  • Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran di Universitas Sebelas Maret Surakarta (2007-2012)
  • Pendidikan spesialis program studi Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi, Fakultas Kedokteran di Universitas Sebelas Maret Surakarta (2017-2021)

Rupanya dr. Brigitta Devi Anindita Hapsari, Sp.P tidak hanya bekerja di satu rumah sakit saja, ia menjadi Dokter Spesialis Paru di RS UNS, RS Triharsi, dan RS Slamet Riyadi.

Selain bekerja di beberapa rumah sakit, ia juga menjadi dosen di program studi pendidikan dokter spesialis pulmonologi dan kedokteran respirasi di UNS.

Terdapat beberapa organisasi yang dr. Brigitta Devi Anindita Hapsari, Sp.P ikuti, yaitu:

  • Sie Ilmiah perhimpunan dokter paru cabang Surakarta
  • Anggota pokja intervensi dan gawat napas-perhimpunan paru Indonesia
  • Anggota Ikatan Dokter Indonesia cabang Surakarta

Tidak hanya aktif berorganisasi, dr. Brigitta Devi Anindita Hapsari, Sp.P juga aktif dalam berbagai pelatihan kursus.

Pelatihan pertama yang ia ikuti pada tahun 2016 adalah Pertemuan Ilmiah Respirasi Surabaya "Achieving excellence in respiratory disease management."

Kemudian pelatihan terakhir yang diikuti pada tahun 2019 adalah Pelatihan Rehabilitasi Paru "Auxilium Vitae Volterra Spa Center of Weaning and Repiratory Rehabilitation" di Italia

(Tribunhealth.com)

Selanjutnya
Tags:
Tribunhealth.comTBCdr. Brigitta Devi Anindita Hapsarisel kanker
BERITATERKAIT
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved