Breaking News:

Hubungan Biduran dengan Faktor Genetik, dr. Arieffah Sp.KK Sampaikan Ini

Biduran ialah suatu benjolan ruam kemerahan di kulit yang kerap kali disertai rasa gatal. 

Penulis: Putri Pramestianggraini | Editor: Melia Istighfaroh
lifestyle.kompas.com
ilustrasi seseorang yang mengalami biduran 

TRIBUNHEALTH.COM - Sudah sangat sering kita mendengar biduran di lingkungan sekitar. 

Ya, banyak orang di sekitar kita yang pernah mengalami biduran. 

Biduran ialah suatu benjolan ruam kemerahan di kulit yang kerap kali disertai rasa gatal. 

Rasa gatal akibat biduran ini memang bisa menganggu aktivitas seseorang. 

Biduran ditandai dengan bejolan besar yang berbentuk seperti pulau, maupun benjolan kecil-kecil pada kulit. 

Memang, anak-anak yang kerap mengalami biduran. Kendati demikian bukan berarti orang dewasa tak bisa mengalaminya. 

Apakah biduran juga berhubungan dengan faktor genetik?

ilustrasi seseorang yang mengalami biduran
ilustrasi seseorang yang mengalami biduran (health.grid.id)

Baca juga: Dok, Kalau Sudah Mengalami keputihan, Konsultasi ke Dokter Apa?

Dokter spesialis kulit, dr. Arieffah menyampaikan tanggapannya pada tayangan YouTube TribunHealth.com mengenai hubungan biduran dengan faktor genetik. 

Rupanya banyak masyarakat yang menanyakan apakah biduran berkaitan dengan faktor genetik. 

dr. Arieffah membenarkan jika biduran berhubungan dengan kerentanan genetik. 

2 dari 4 halaman

Ia menambahkan jika seseorang yang memeiliki kerentanan genetik tidak selalu akan mengalami biduran. 

"Kerentanan genetik iya," kata dr. Arieffah. 

"Tapi gak juga sih. Maksudnya tidak selalu orang yang memiliki kerentanan genetik akan mengalami biduran, gak juga," 

Hanya saja, kata dr. Arieffah, orang dengan kerentanan genetik ini akan lebih mudah mengalami biduran, namun tidak selalu. 

Baca juga: 5 Jus Sayur dan Buah Terbaik untuk Mengendalikan Diabetes hingga Turunkan Gula Darah

"Dia hanya lebih mudah terjadi, tapi kalau selalu juga gak juga," tambahnya. 

Kata dr. Arieffah, biasanya dokter akan menggali kondisi pasien mulai dari riwayatnya, kemudian dilakukan pemeriksaan fisik sampai dengan pemeriksaan laboratorium. 

"Kita biasanya akan menggali dari mulai riwayatnya, lalu dari pemeriksaan fisiknya, sampai dengan pemeriksaan laboratorium," 

Faktor Penyebab Biduran

ilustrasi biduran
ilustrasi biduran (lifestyle.kompas.com)

Banyak masyarakat awam yang belum memahami faktor penyebab biduran. 

dr. Arieffah Sp.KK menuturkan bahwa faktor penyebab biduran itu banyak sekali. 

3 dari 4 halaman

Ia menjelaskan,kabar baiknya, biduran biasanya terjadi akibat paparan, baik dari makanan, suhu, obat-obatan di kehidupan sehari-hari. 

"Kalau dari faktor penyebab, sebenarnya itu banyak sekali," kata dr. Arieffah. 

"Kabar baiknya adalah biasanya biduran ini terjadi akibat paparan, baik dari makanan, baik dari suhu, baik dari obat-obatan, itu di kehidupan kita sehari-hari," 

Baca juga: Rahasia Sehat: Turunkan Gula Darah dengan 5 Jus Buah dan Sayuran Ini

Kata dr. Arieffah, kita mudah melacak penyebabnya setelah terjadi biduran. 

Dari hal tersebut bisa memgingat makanan apa yang dikonsumsi, aktivitas yang dilakukan, bahkan bepergian dari tempat dengan iklim maupun suhu yang berbeda. 

Lanjut, kata dr. Arieffah, beberapa orang dengan penyakit tertentu bisa juga berpeikir mengenai obat yang dikonsumsi ataupun diagnosis dalam jangka waktu dekat. 

"Jadi, kita bisa dengan mudah gitu ya melacak ke belakang setelah terjadinya biduran. Kita bisa mengingat apa yang habis kita akan, atau aktivitas apa yang habis kita lakukan. Atau misalnya kita baru-baru bepergian dari tempat mana dengan iklim yang mungkin berbeda atau suhu yang mungkin berbeda," jelasnya. 

"Kalau beberapa orang dengan penyakit-penyakit tertentu ya, bisa juga berpikir 'apa obat yang habis saya konsumsi' atau saya habis diagnosis apa dalam jangka waktu dekat ini," 

Baca juga: 6 Manfaat Buah Plum: Kaya Nutrisi untuk Kesehatan Tubuh

Dokter spesialis kulit dan kelamin dr. Arieffah menegaskan kabar buruk dari biduran, ternyata pada kasus biduran kronik lebih banyak biduran yang tidak bisa ditemukan penyebabnya. 

"Kabar buruknya adalah lebih banyak biduran yang tidak bisa ditemukan penyebabnya, pada kasus-kasus biduran yang kronik." pungkasnya.  

4 dari 4 halaman

Ini disampaikan pada channel YouTube TribunHealth.com bersama dengan dr. Arieffah Sp.KK. Seorang dokter spesialis kulit dan kelamin. 

(TribunHealth.com/PP) 

Selanjutnya
Tags:
Tribunhealth.comFaktor Genetikdr. Arieffah Sp.KKBiduranBenjolanGatal
BERITATERKAIT
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved