Breaking News:

Bahayakah Turun Peranakan saat Remaja? dr. Asih Anggraeni Sp.OG Jelaskan Ini

Turun peranakan atau prolaps uteri akrab dikenal masyarakat dengan istilah turun berok. Kondisi ini umumnya terjadi pada wanita usia lanjut.

Penulis: Putri Pramestianggraini | Editor: Melia Istighfaroh
grid.id
ilustrasi remaja yang mengalami turun peranakan 

TRIBUNHEALTH.COM - Seringkali kita mendengar wanita mengalami rahim turun atau turun peranakan. 

Turun peranakan dalam istilah medis disebut dengan prolaps uteri. 

Namun, masyarakat lebih mengenal turun peranakan dengan sebutan turun berok. 

Turun berok memang berisiko dialami oleh wanita. 

Umumnya kondisi ini bisa dialami wanita setelah melahirkan, usia lanjut dan juga pasca menopause. 

Meski berisiko terjadi, namun kondisi ini masih bisa dicegah. 

Berbahayakah turun peranakan saat remaja?

Dokter spesialis kebidanan dan kandungan (konsultan uroginekologi dan rekonstruksi), dr. Asih Anggraeni menyampaikan tanggapannya pada tayangan YouTube TribunHealth mengenai turun peranakan saat remaja.

Ilustrasi gejala turun peranakan
Ilustrasi gejala turun peranakan (tribunnews.com)

Baca juga: 5 Manfaat Teh Pare, Bantu Mengelola Diabetes dan Melawan Kolesterol

Beberapa remaja pun menanyakan apakah turun peranakan ini berbahaya jika terjadi di usia remaja. 

dr. Asih Anggraeni menyampaikan jika kasus turun peranakan pada remaja jarang  terjadi. 

2 dari 3 halaman

Ia menambahkan, jika remaja tersebut sudah menikah kesekian kali di usia 20 ataupun 30 tahun, mungkin bisa terjadi turun peranakan. 

Prolaps uteri atau turun peranakan umumnya terjadi pada usia-usia tua. 

"Kayaknya kan kasusnya tadi yang remaja jarang ya," kata dr. Asih. 

"Ya itu kalau remajanya udah menikah kesekian kali pada usia 20, 30 tahun gitu mungkin. Soalnya kejadian prolaps itu pada usia-usia tua," 

Kata dr. Asih turun peranakan atau prolaps uteri tidak menyebabkan kematian. 

"Yang patut dijelaskan lagi bahwa prolaps itu tidak menyebabkan kematian," jelasnya. 

Mengenal Turun Peranakan atau Turun Berok

ilustrasi seseorang yang engalami turun peranakan
ilustrasi seseorang yang engalami turun peranakan (grid.id)

Baca juga: 5 Tips Membuat Smoothie Sehat bagi Anda yang Memiliki Resistensi Insulin

dr. Asih Anggraeni menyampaikan, turun peranakan dikenal juga dengan istilah turun berok. 

Turun peranakan atau turun rahim merupakan kondisi organ genetalia wanita turn ke vagina atau keluar dari vagina. 

"Untuk turun peranakan, kalau orang awam taunya adalah turun berok. Turun peranakan atau turun rahim adalah suatu kondisi dimana organ genitalia wanita itu turun ke vagina atau keluar dari vaginanya," ujar dr. Asih. 

3 dari 3 halaman

Dokter spesialis kebidanan dan kandungan, dr. Asih mengungkapkan jika faktor penyebab turun peranakan ini banyak. 

Seperti faktor usia, menopause, persalinan, kehamilan hingga obesitas. 

Ia menegaskan jika faktor terjadinya turun peranakan ini kebanyakan ialah usia dan kehamilan. 

"Nah, penyebabnya apa aja? Faktor penyebabnya itu banyak, itu ada faktor usia, faktor menopause, ada persalinan, ada kehamilan, ada obesitas juga. Jadi kebanyakan adalah kehamilan dan usia sih." pungkasnya. 

Ini disampaikan oleh dr. Asih Anggraeni Sp.OG(K). Seorang dokter spesialis kebidanan dan kandungan (konsultan uroginekologi dan rekonstruksi) dari RS Nirmala Suri 
Sukoharjo. 

(TribunHealth.com/PP)

Selanjutnya
Tags:
Tribunhealth.comTurun PeranakanRemajadr. Asih Anggraeni Sp. OG (K)Dokter Spesialis ObgynMenopauseKehamilan
BERITATERKAIT
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved