Breaking News:

Dokter, Kebiasaan Mengorok saat Tidur Apa Bisa Menyebabkan Seseorang Memiliki Double Chin?

Adanya couble chin membuat seseorang kurang percaya diri karena dianggap sebagai tanda bertambahnya berat badan.

Penulis: Putri Pramestianggraini | Editor: Melia Istighfaroh
Pixabay.com
Ilustrasi ngorok atau mendengkur ketika tidur 

TRIBUNHEALTH.COM - Double chin bukanlah masalah yang serius. 

Namun, adanya double chin ini emmbuat seseorang merasa kurang percaya diri. 

Pasalnya, double chin ini kerap dikaitkan dengan pertambahan berat badan. 

Selain itu, seseorang yang memiliki double chin terlihat seperti memiliki dua dagu. 

Tak heran jika banyak masyarakat yang berusaha mengatasi double chinnya. 

Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai double chin, kita bisa bertanya langsung dengan dokter berkompeten seperti dr. Caryn Miranda Saptari. 

Ilustrasi memiliki double chin
Ilustrasi memiliki double chin (lifestyle.kompas.com)

Baca juga: Cara Terhindar dari Turun Berok Akibat Angkat Beban Berat Bagi Ibu Rumah Tangga

Pertanyaan: 

Dokter, apabila seseorang saat tidur memiliki kebiasaan mengorok, apakah itu juga bisa menyebabkan seseorang mengalami double chin?

Lukman, di Banyuwangi 

dr. Caryn Miranda Saptari menjawab: 

2 dari 4 halaman

Jadi biasanya pada orang-orang yang memiliki double chin atau kelebihan berat badan, itu kan ada penumpukan lemak di area leher. 

Jadi pada saat tidur, lemaknya itu bisa menjepit saluran pernapasan. Sehingga bisa menyebabkan adanya suara mengorok pada saat tidur. 

Jadi double chin dulu, baru ada mengorok. Bukan mengorok baru double chin. 

Profil dr. Caryn Miranda Saptari 

Profil dr. Caryn Miranda Saptari, dokter yang aktif mengikuti workshop maupun webinar
Profil dr. Caryn Miranda Saptari, dokter yang aktif mengikuti workshop maupun webinar (Dok. Pribadi dr. Caryn Miranda Saptari)

Baca juga: 5 Jus Penurun Kolesterol Tinggi, Wajib Diminum Setelah Makan Siang

dr. Caryn Miranda Saptari merupakan inhouse aesthetic doctor (dokter kecantikan) di klinik kecantikan Dermaster Bali.

Ia pernah menjadi peserta MUSCAB IDI Cabang Karawang pada bulan November tahun 2016.

dr. Caryn Miranda Saptari tidak hanya aktif menjadi peserta simposium di Jakarta saja.

Tak jarang ia menjadi peserta simposium di Yogyakarta, Semarang, Surabaya, Bandung, Bogor hingga Bali.

Selain menjadi peserta, dr. Caryn Miranda Saptari juga pernah dipercaya menjadi pembawa acara di kegiatan seminar ilmiah yang dilaksanakan di Karawang.

Selama setahun tepatnya pada tahun 2017 hingga tahun 2018, ia menjadi interactive medical advisor di Alodokter.

3 dari 4 halaman

Setelah itu, dr. Caryn Miranda Saptari menjadi dokter fungsional di Sahabat Almeera Clinic selama 5 bulan pada tahun 2018.

Baca juga: 8 Manfaat Blackbery Bagi Kesehatan, Bagus untuk Jantung

Di tahun 2018-2019, dr. Caryn Miranda Saptari menjadi dokter magang di poli kulit dan kelamin RSUD Wangaya Denpasar.

Tidak hanya cantik dan pintar, dr. Caryn Miranda Saptari juga sangat aktif mengikuti Workshop.

Di tengah sibuknya menjadi dokter, dr. Caryn Miranda Saptari pernah mengikuti 24 kegiatan Webinar.

Sampai saat ini ia berhasil memperoleh 6 penghargaan.

Penghargaan yang terakhir adalah lomba e-poster leprosy day perdoski: stop diskriminasi, stigma dan prasangka.

Ia kerap kali mengikuti berbagai penyuluhan.

Sejak tahun 2018 hingga tahun 2019, dr. Caryn Miranda Saptari berhasil mempublikasikan 5 karyanya.

Karyanya di publikasikan di Koran Fajar Bali, Cermin Dunia Kedokteran, hingga PERDOSKI.

Salah satunya yakni Skrining dan Diagnosis Melanoma pada Kulit.

4 dari 4 halaman

(TribunHealth.com/PP) 

Selanjutnya
Tags:
Tribunhealth.comMengorokDouble chindr. Caryn Miranda Saptari
BERITATERKAIT
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved