TRIBUNHEALTH.COM - Kebiasaan sedentary alias duduk terlalu lama telah dikaitkan dengan berbagai masalah kesehatan.
Duduk terlalu lama dikaitkan dengan meningkatnya risiko obesitas, diabetes, juga masalah kardiovaskular.
Dilansir TribunHealth.com dari NDTV, berikut ini efek buruk kelamaan duduk terhadap kesehatan.
Meningkatnya risiko obesitas

Duduk dalam waktu lama dapat menyebabkan penambahan berat badan dan obesitas karena berkurangnya pengeluaran kalori.
Hal ini terjadi karena duduk membakar lebih sedikit kalori dibandingkan dengan berdiri atau bergerak.
Beristirahatlah secara teratur untuk berdiri, meregangkan tubuh, dan bergerak.
Sertakan aktivitas fisik dalam rutinitas harian Anda, seperti berjalan kaki atau rapat sambil berdiri.
Baca juga: 5 Dampak Jangka Panjang Obesitas pada Anak, Penyakit Jantung hingga Kanker
Meningkatnya risiko penyakit kardiovaskular
Duduk dalam waktu lama dikaitkan dengan risiko penyakit kardiovaskular yang lebih tinggi, termasuk penyakit jantung dan stroke.
Hal ini mungkin disebabkan oleh berkurangnya aliran darah dan metabolisme.
Seimbangkan waktu duduk yang lama dengan sesi aktivitas singkat.
Usahakan untuk berdiri atau bergerak setidaknya selama beberapa menit setiap jam.
Sertakan latihan kardiovaskular dalam rutinitas Anda, seperti berjalan, bersepeda, atau berenang.
Postur tubuh yang buruk

Duduk berjam-jam dapat menyebabkan postur tubuh yang buruk, termasuk membungkuk dan mengubah posisi bahu.
Hal ini dapat menyebabkan ketegangan pada tulang belakang dan menyebabkan nyeri muskuloskeletal.
Gunakan furnitur dan peralatan yang ergonomis untuk mendukung postur tubuh yang baik.
Beristirahatlah secara teratur untuk meregangkan dan memperbaiki postur tubuh.
Pertimbangkan latihan penguatan untuk otot inti dan punggung untuk mendukung postur tubuh yang baik.
Baca juga: Duduk Terlalu Lama Sebabkan Berat Badan Naik, Berikut 6 Dampak Buruk Lainnya
Meningkatnya risiko diabetes tipe 2
Duduk dalam waktu lama dikaitkan dengan peningkatan risiko diabetes tipe 2, mungkin karena berkurangnya sensitivitas insulin dan gangguan metabolisme glukosa.
Sela-sela waktu duduk dengan aktivitas singkat, seperti berjalan atau berolahraga ringan.
Lakukan aktivitas fisik secara teratur sepanjang hari untuk meningkatkan sensitivitas insulin dan metabolisme glukosa.
Nyeri muskuloskeletal

Duduk berjam-jam dapat menyebabkan nyeri muskuloskeletal, termasuk nyeri punggung, nyeri leher, dan kekakuan sendi.
Hal ini sering kali disebabkan oleh postur tubuh yang buruk dan ketidakseimbangan otot. Beristirahatlah secara teratur untuk berdiri, meregangkan tubuh, dan bergerak.
Penurunan kesejahteraan mental
Perilaku tidak aktif telah dikaitkan dengan dampak buruk pada kesehatan mental, termasuk meningkatnya risiko depresi dan kecemasan.
Sertakan aktivitas fisik secara teratur ke dalam rutinitas Anda, karena olahraga telah terbukti dapat meningkatkan suasana hati dan mengurangi gejala depresi dan kecemasan.
Beristirahatlah sejenak untuk berdiri, melakukan peregangan, dan bergerak, yang juga dapat membantu meredakan stres.
Baca juga: 6 Langkah Penting yang Memperkuat Paru-paru, Membantu Melindungi dari Efek Buruk Polusi
Berkurangnya harapan hidup
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa duduk terlalu lama dapat dikaitkan dengan harapan hidup yang lebih pendek, terlepas dari faktor-faktor lain seperti tingkat aktivitas fisik.
Kurangi waktu duduk dengan lebih banyak berdiri dan bergerak dalam rutinitas harian Anda.
Kurangi duduk terlalu lama dengan aktivitas singkat, dan utamakan aktivitas fisik rutin untuk meningkatkan kesehatan dan umur panjang secara keseluruhan.
Didukung penelitian
Studi baru memperkuat klaim yang menyatakan bahwa duduk berjam-jam dapat memengaruhi kesehatan seseorang secara negatif, terutama kesehatan jantung.
"Temuan kami menekankan pentingnya mengurangi waktu duduk yang lama, terlepas dari tingkat aktivitas fisik seseorang," kata Dr. Ezim Ajufo, penulis utama studi.
Studi ini menganalisis data dari 90.000 peserta yang mengenakan akselerometer selama seminggu, memeriksa perilaku mereka yang tidak banyak bergerak dan aktif dalam kaitannya dengan diagnosis kondisi seperti serangan jantung, stroke, dan gagal jantung di kemudian hari.
Diterbitkan dalam Journal of the American College of Cardiology, temuan tersebut menunjukkan korelasi yang kuat antara periode duduk yang lama dan peningkatan risiko penyakit kardiovaskular.
(TribunHealth.com)