TRIBUNHEALTH.COM - Rasa percaya diri seseorang memang sering kali dipengaruhi oleh penampilan fisiknya.
Salah satu hal yang bisa mengurangi rasa percaya diri adalah masalah penampilan yang terkait dengan tubuh, seperti adanya double chin.
Bagi banyak orang, memiliki double chin dapat membuat mereka merasa kurang percaya diri.
Hal ini terjadi karena double chin sering dianggap sebagai tanda atau indikasi bahwa seseorang mengalami penambahan berat badan, meskipun terkadang itu bisa terjadi pada orang yang sebenarnya tidak mengalami kenaikan berat badan yang signifikan.
Selain itu, adanya double chin sering kali membuat seseorang terlihat seolah-olah memiliki dua dagu, yang membuat penampilan menjadi berbeda dari biasanya.
Karena alasan inilah, banyak orang yang merasa terganggu dengan kondisi ini dan berusaha mencari cara untuk mengatasinya demi meningkatkan rasa percaya diri.

Baca juga: 6 Makanan Pemicu Lonjakan Kadar Kolesterol LDL, Ada Makanan Lemak hingga Olahan Susu
Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai double chin, kita bisa bertanya langsung dengan dokter berkompeten seperti dr. Caryn Miranda Saptari.
Pertanyaan:
Double chin ini apakah juga bisa menimbulkan seseorang mengidap suatu penyakit ataukah memangnya hal yang wajar sih dok kalau dilihat dari sisi medis?
Mega, di Bandung
dr. Caryn Miranda Saptari menjawab:
Sebetulnya kalau menunjukkan penyakit tertentu enggak, tapi lebih kepada kelebihan berat badan iya.
Kalau memang double chinnya itu terjadi karena penumpukan lemak, ya berarti bisa menunjukkan adanya obesitas atau kelebihan berat badan.
Jadi ada penumpukan lemak di area-area yang gak diinginkan.
Tapi kalau memang terjadinya sudah genetik, ada orang yang walaupun tidak gemuk, tapi ada double chin, sebetulnya itu tidak menunjukkan penyakit tertentu, lebih kepada bawaan anatomis dari wajahnya.
Baca juga: Amankah Makan Nasi Sisa? Begini Cara Menyimpan Nasi yang Sudah Matang
Profil dr. Caryn Miranda Saptari

dr. Caryn Miranda Saptari merupakan inhouse aesthetic doctor (dokter kecantikan) di klinik kecantikan Dermaster Bali.
Ia pernah menjadi peserta MUSCAB IDI Cabang Karawang pada bulan November tahun 2016.
dr. Caryn Miranda Saptari tidak hanya aktif menjadi peserta simposium di Jakarta saja.
Tak jarang ia menjadi peserta simposium di Yogyakarta, Semarang, Surabaya, Bandung, Bogor hingga Bali.
Selain menjadi peserta, dr. Caryn Miranda Saptari juga pernah dipercaya menjadi pembawa acara di kegiatan seminar ilmiah yang dilaksanakan di Karawang.
Selama setahun tepatnya pada tahun 2017 hingga tahun 2018, ia menjadi interactive medical advisor di Alodokter.
Baca juga: 5 Keuntungan Minum Kopi Campur Chia Seed, Salah Satunya Bantu Turunkan Berat Badan
Setelah itu, dr. Caryn Miranda Saptari menjadi dokter fungsional di Sahabat Almeera Clinic selama 5 bulan pada tahun 2018.
Di tahun 2018-2019, dr. Caryn Miranda Saptari menjadi dokter magang di poli kulit dan kelamin RSUD Wangaya Denpasar.
Tidak hanya cantik dan pintar, dr. Caryn Miranda Saptari juga sangat aktif mengikuti Workshop.
Di tengah sibuknya menjadi dokter, dr. Caryn Miranda Saptari pernah mengikuti 24 kegiatan Webinar.
Sampai saat ini ia berhasil memperoleh 6 penghargaan.
Baca juga: 6 Alasan Buah Beri Sangat Bagus untuk Kulit, Tingkatkan Produksi Kolagen
Penghargaan yang terakhir adalah lomba e-poster leprosy day perdoski: stop diskriminasi, stigma dan prasangka.
Ia kerap kali mengikuti berbagai penyuluhan.
Sejak tahun 2018 hingga tahun 2019, dr. Caryn Miranda Saptari berhasil mempublikasikan 5 karyanya.
Karyanya di publikasikan di Koran Fajar Bali, Cermin Dunia Kedokteran, hingga PERDOSKI.
Salah satunya yakni Skrining dan Diagnosis Melanoma pada Kulit.
(TribunHealth.com/PP)