Breaking News:

Viral Istilah 'Jam Koma' di Kalangan Gen Z, Ini Artinya bagi Kesehatan dan Cara Mengatasinya

Berikut ini cara mengatasi jam koma, istilah yang populer di kalangan gen z, ini artinya

Penulis: Ahmad Nur Rosikin | Editor: Ahmad Nur Rosikin
Pexels
Ilustrasi kelelahan mental atau jam koma yang populer di kalangan gen Z 

TRIBUNHEALTH.COM - Belakangan istilah jam koma viral dan kerap digunakan oleh netizen di media sosial.

Istilah jam koma utamanya banyak digunakan oleh para Gen Z.

Lalu apa itu jam koma jika dikaji dari segi kesehatan?

Pada dasarnya ‘jam koma’ bukanlah istilah medis, melainkan istilah populer semata.

Kendati demikian, fenomena ini tetap ada kaitannya dengan kesehatan.

Baca juga: 5 Dampak Buruk Kerja Remote atau Jarak Jauh, Ternyata WFH Tak Sepenuhnya Baik untuk Kesehatan Mental

Penggunaan ‘Jam Koma’ di Kalangan Gen Z

Ilustrasi jam koma
Ilustrasi jam koma (Pexels)

Gen Z menggunakan istilah jam koma untuk merujuk pada keadaan ketika merasa kelelahan, baik fisik maupun mental.

Akibatnya mereka menjadi sulit berkonsentrasi dan tidak sadar melakukan hal tertentu.

Ini sebabnya gen Z menggunakan istilah ‘jam koma’ untuk menggambarkan keadaan ketika seseorang melakukan hal random, misalnya mencari kacamata padahal sedang digunakan, lupa melepas helm hingga ke dalam kantor, dan sebagainya.

Dengan demikian ‘jam koma’ sendiri bisa diartikan sebagai keadaan ketika pikiran seakan-akan sedang kosong, seperti halnya orang koma.

Baca juga: 7 Cara Menurunkan Kadar Kolesterol Secara Alami, Terapkan dalam Kehidupan untuk Mendapat Manfaatnya

2 dari 4 halaman

Jam koma dikaji dari kesehatan

Sekali lagi, jam koma bukanlah istilah medis, melainkan istilah populer.

Kompas.tv menghubungkan jam koma dengan cognitive fatigue atau kelelahan kognitif.

Hal ini mengacu pada penurunan kemampuan berpikir efektif dan mempertahankan fokus. 

Kelelahan kognitif bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti stres dan kurang tidur.

Berikut ini cara mengatasi kelelahan kognitif dan mencegah terjadinya jam koma

ilustrasi tidur berkualitas
ilustrasi tidur berkualitas (kompas.com)

Tidur yang Berkualitas

Tidur cukup antara 7 hingga 9 jam dapat membantu mencegah rasa lelah yang berlebihan.

Membuat jadwal tidur yang teratur serta menciptakan suasana kamar yang nyaman bisa meningkatkan kualitas tidur.

Jika merasa lelah di siang hari, tidur singkat selama 20 hingga 30 menit dapat membantu memulihkan energi.

Baca juga: 6 Keuntungan Menaruh Tanaman Hidup di Kamar Tidur, Jadi Pelembap Udara Alami

3 dari 4 halaman

Kelola Stres

Terlalu banyak berpikir dan stres dapat mengganggu konsentrasi.

Coba teknik relaksasi seperti meditasi, yoga, atau latihan pernapasan dalam untuk mengurangi stres.

Selain itu, lakukan aktivitas yang menyenangkan seperti membaca, mendengarkan musik, atau menghabiskan waktu di luar ruangan.

Olahraga Teratur

Berolahraga meningkatkan produksi endorfin, hormon yang mendukung suasana hati dan membantu mengurangi stres.

Endorfin juga memberikan perasaan bahagia dan mengurangi gejala depresi serta kecemasan.

Olahraga rutin dapat meningkatkan energi dan daya tahan tubuh, membuat kita merasa lebih segar dan siap menghadapi aktivitas sehari-hari.

ilustrasi menatap layar gadget terlalu lama
ilustrasi menatap layar gadget terlalu lama (pixabay.com)

Batasi Waktu Penggunaan Layar

Membatasi waktu penggunaan perangkat elektronik dapat membantu mengurangi stres.

4 dari 4 halaman

Studi menunjukkan bahwa mengurangi paparan layar dan melakukan "puasa gadget" efektif dalam menurunkan kecemasan, terutama dari informasi dan media sosial yang berlebihan.

Dengan membatasi screen time, mindfulness meningkat dan perasaan tertekan berkurang.

Konsumsi Makanan Bergizi

Asupan makanan yang seimbang membantu tubuh memperoleh nutrisi yang diperlukan untuk fungsi optimal, termasuk menjaga fokus sepanjang hari.

Nutrisi seperti omega-3, vitamin B, dan antioksidan penting bagi kesehatan otak, sehingga otak dapat berfungsi dengan baik dan membantu menjaga fokus serta produktivitas.

TribunHealth.com, Kompas.tv

Selanjutnya
Tags:
Jam KomaKelelahankelelahan kognitifgen Z
BERITATERKAIT
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved