TRIBUNHEALTH.COM - Pola asuh adalah salah satu hal yang harus diketahui orangtua.
Pola asuh yang salah bisa menyebabkan masa depan anak yang buruk.
Dari pola asuh itu pun, orang tua berperan besar dalam membentuk pembawaan, kepribadian, dan juga pendirian anak.
Tanpa disadari, pola asuh bisa mempengaruhi perkembangan anak.
Saat ini, banyak kasus kekerasan yang terjadi pada anak-anak.
Lebih mengejutkannya, kekerasan tersebut dilakukan oleh orang terdekat seperti orangtua, keluarga, hingga guru.
Tindakan kekerasan bisa menimbulkan dampak buruk bagi korbannya.
Selain itu, pola asuh yang salah juga akan mempengaruhi anak.

Baca juga: 5 Bahaya Minum Susu Mentah bagi Kesehatan, Memengaruhi Jantung dan Otak
Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai pola asuh pada anak, kita bisa bertanya langsung dengan psikolog berkompeten seperti Adib Setiawan S.Psi., M.Psi.
Pertanyaan:
Jenis pola asuh yang diberikan oleh orangtua itu, kiranya mana yang paling tepat diberikan pada anak pak?
Yunita, di Cepu
Psikolog Adib Setiawan S.Psi., M.Psi menjawab:
Memang pola asuh anak yang tepat adalah pola asuh yang menyeimbangkan antara kasih sayang dan aturan.
Kasih sayang itu apa? Kasih sayang itu kan orangtua menyayangi anaknya.
Makanya, anak itu kan diberikan makanan gizi yang cukup, diberikan pendidikan yang layak.
Baca juga: Tips Diet Menyehatkan Jantung, Tingkatkan Asupan Omega-3 dan Batasi Lemak Jenuh
Kemudian juga anak diajak bermain, diajak jalan-jalan. Sehingga, rasa kasih sayang itu didapatkan oleh anak.
Selain kasih sayang didapatkan, anak juga mendapatkan aturan yang tepat.
Artinya aturan yang tepat seperti apa? Mana yang boleh, mana yang enggak.
Tentunya, ketika anak meminta mainan, apakah mainannya itu dibutuhkan anak tidak.
Contoh anak butuh mainan bola, mainan bola itu kan cukup 1 atau 2, kemudian dimainkan.
Namun kalau anak itu minta bola terus tapi tidak dimainkan, kan itu sudah tidak menjadi kebutuhan, akhirnya menjadi keinginan.
Atau anak pengen boneka atau mobil-mobilan misalnya, 1 2 3 udah. Tapi habis itu di rusak, itu kan sudah tidak menjadi kebutuhan tapi itu hanya keinginan.
Jadi, bagaimana orangtua juga harus pinter, mana yang memang dibutuhkan anak, mana yang tidak. Tentunya, yang dipenuhi orangtua adalah yang memang dibutuhkan, bukan hanya sekedar keinginan. Sehingga, anak juga diajarkan mana yang boleh dan mana yang tidak.
Jadi, kapan waktunya tisur, kapan waktunya makan, kapan waktunya sekolah, kapan waktunya bermain itu juga diterapkan secara disiplin.
(TribunHealth.com/PP)