TRIBUNHEALTH.COM - Tekanan darah tinggi selama kehamilan dapat menimbulkan komplikasi, baik untuk ibu ataupun janin yang dikandung.
Lalu apakah ibu hamil yang mengalami hipertensi pasti harus melahirkan lewat operasi caesar?
TribunHealth.com pernah menanyakan hal ini kepada Dokter Spesialis Kandungan dan Kebidanan RS Nirmala Suri Sukoharjo, dr. Bambang Ekowiyono, Sp.OG ketika menjadi narasumber Healthy Talk.
Berikut ini jawaban dr. Bambang dalam kutipan langsung:
Baca juga: 6 Tips agar Luka Operasi Caesar Cepat Sembuh, Hati-hati Saat Bersin dan Hindari Angkat Benda Berat

“Jadi suatu ibu hamil dengan tensi tinggi kalau pemantulannya secara baik, terkontrol, penanganannya tidak harus caesar tapi bisa secara normal.
Jadi memang perlu dilakukan namanya ANC (antenatal care) dalam satu periode kehamilan.
Biasanya minimal tiga kali ya, trimester pertama, trimester kedua, trimester ketiga.
Kalau lebih dari 3 kali lebih disarankan karena dengan pemantauan pada trimester pertama, kita bisa melihat pertumbuhan janinnya meliputi dari kondisi klinis daripada ibunya, baik-baik saja atau tidak.
Kemudian dari ibunya misalnya dengan tensinya. Tensinya normal atau tidak.
Kemudian pemeriksaan pendukung yang lain secara klinis kita bisa mengamati, oh ini kira-kira seorang ibu ini baik.
Secara kasat mata dari lihat dari kita pasien datang juga bisa melihat ini kondisi ibunya baik.
Baca juga: Setelah Operasi Caesar, Apa Bisa untuk Melakukan Persalinan Normal?
Tapi kalau misalnya kok ibunya tensinya tinggi biasanya sudah kelihatan.
Kita konfirmasi dengan pemeriksaan dengan mengukur tensi.
Kira-kira tensinya tinggi, ya ini perlu dilakukan pemantauan secara ketat.
Karena kalau tidak dikontrol secara ketat, bisa terjadi peningkatan tensi yang kadang naik kadang tinggi.
Kalau lebih dari 160 berisiko pada ibunya bisa tiba-tiba terjadi kejang. Yang terburuk bisa menyebabkan stroke.
Kepada bayinya bisa terjadi kematian bayi yang mendadak, sampai dengan yang paling ringan adalah pertumbuhan janin terhambat.
Dengan melakukan USG salah satunya kita bisa melihat dari janinnya meliputi kondisi bayinya, sesuai usia kehamilan, berat janinnya, kemudian air ketubannya, kemudian plasentanya.
Kita bisa menilai kondisinya ini memang baik atau tidak.”
Simak talk show lengkap dengan dr. Bambang mengenai hipertensi pada ibu hamil dan penanganannya dalam tayangan berikut.