Breaking News:

Hindari Hal-hal Ini jika Sudah Mengalami Keputihan, Apa Saja?

Keputihan merupakan hal yang normal terjadi. Namun, keputihan bisa menjadi tidak normal jika disertai keluhan seperti berbau, berwarna hingga gatal.

Penulis: Putri Pramestianggraini | Editor: Melia Istighfaroh
pixabay.com
ilustrasi wanita yang mengalami masalah keputihan 

TRIBUNHEALTH.COM - Keputihan sebenarnya adalah hal yang normal terjadi. 

Umumnya seorang wanita mengalami keputihan saat menjelang atau setelah menstruasi. 

Akan tetapi, keputihan bisa tidak normal atau patologis jika ditandai dengan banyaknya cairan yang keluar, berwarna, berbau hingga terasa gatal. 

Apa yang sebaiknya dihindari jika sudah mengalami keputihan patologis?

Dokter spesialis kulit dan kelamin, dr. Adniana Nareswari menyampaikan tanggapannya pada tayangan YouTube TribunHealth mengenai hal yang harus dihindari jika sudah mengalami keputihan patologis. 

dr. Adniana menyampaikan cara mencegah agar tidak terjadi keputihan patologis, yakni dengan menjaga hygiene atau kebersihan area vagina. 

Ia menuturkan, seringkali cara pembersihan vagina setelah buang air kecil salah dilakukan. 

ilustrasi wanita yang mengalami masalah keputihan
ilustrasi wanita yang mengalami masalah keputihan (freepik.com)

Baca juga: Tips Jitu Merawat Kulit Tetap Sehat dan Cantik di Usia 40 Tahun

Cara yang benar ialah membasuh dari depan ke belakang. 

Namun, seringkali dilakukan dari belakang ke depan. 

Area anus terdapat banyak bakterica, cara pembersihan dari depan ke belakang sebagai cara mencegah bakteri dari anus tidak masuk ke vagina. 

2 dari 4 halaman

"Jadi mencegah ya supaya tidak muncuk kembali, yaitu tadi yang bisa dilakukan misalnya adalah menjaga hygiene kebersihan area vagina," kata dr. Adniana Nareswari. 

"Ini yang sering salah  ya mungkin cara membersihkan area kewanitaan setelah buang air kecil. Misalnya kita membasuhnya dari depan ke belakang yang betul. Jadi bukan dari belakang ke depan," lanjutnya. 

"Di area anus kita banyak bakteri ya, supaya bakteri di anus itu tidak masuk ke vagina,"

Baca juga: Dokter Ada Tidak yang Memiliki Badan Bagus tapi Diajak Hubungan Seks Tidak Nafsu?

Selain itu, dr. Adniana juga menyarankan penggunaan sabun kewanitaan sewajarnya saja. 

Cari sabun kewanitaan dengan pH sedikit asam dan sesuaikan dengan pH vagina. 

Gunakan sabun kewanitaan secukupnya, dan disarankan tidak rutin menggunaan sabun kewanitaan tersebut. 

"Kemudian penggunaan sabun kewanitaan sewajarnya. Cari yang memiliki pH sedikit asam, sesuaikan pH vagina dan dipakai  secukupnya tidak untuk rutin," tambahnya. 

Perlu juga memperhatikan penggunaan celana dalam. 

Dokter spesialis kulit dan kelamin, dr. Adniana menyarankan celana dalam yang tidak terlalu ketat.

Pilihlah bahan yang lembut dan menyerap keringat, sehingga area kewanitaan tidak terlalu lembap. 

ilustrasi ciri-ciri keputihan pada wanita
ilustrasi keputihan pada wanita (freepik.com)

Baca juga: Rambut Beruban di Usia 20 Tahun, Apakah Itu Juga Penuaan Dini Dokter?

3 dari 4 halaman

"Kemudian juga penggunaan pakaian dalam, celana dalam. Cari yang memang tidak terlalu ketat, kemudian yang lembut dan juga  yang menyerap keringat. Sehingga menjaga area tersebut tidak terlalu lembap," sambungnya. 

Ternyata tidak disarankan rutin menggunakan pantiliner. 

Namun, jika memang terpaksa menggunakan pantiliner karena keputihan yang banyak dan mengganggu aktivitas, maka boleh menggunakan pantiliner. 

dr. Adniana menyarankan pantiliner yang berbahan lembut, tidak ada pewangi dan tidak ada pewarna. 

Selain itu, penggunaan pantiliner juga harus diperhatikan yakni maksimal ganti secara rutin 4-5 jam sekali. 

"Kemudian juga penggunaan pantiliner juga tidak disarankan untuk rutin. Namun apabila terpaksa menggunakan pantiliner misalkan keputihannya banyak banget nih, sehingga pasien tidak nyaman atau mengganggu aktivitas, bisa menggunakan pantiliner. Pilih bahan yang lembut, tidak ada pewangi, pewarnanya dan maksimal harus ganti secara rutin 4-5 jam sekali," ujarnya. 

Baca juga: 8 Makanan Ini Bantu Jaga Kesehatan Miss V, Coba Konsumsi Mulai Sekarang

Ia pun juga menyarankan untuk sering mengganti pembalut saat menstruasi agar area vagina tidak terlalu lembap. 

dr. Adniana menuturkan, konsumsi yogurt atau suplemen yang mengandung lactobacillus bisa membantu mencegah terjadinya keputihan. 

"Kemudian juga pada saat menstruasi, sering-sering diganti pembalutnya supaya tidak terlalu lembap. Kemudian ada juga penggunaan atau konsumsi yogurt atau suplemen yang mengandung lactobacillus juga bisa membantu mencegah terjadinya keputihan." pungkas dr. Adniana. 

Ini disampaikan pada channel YouTube TribunHealth bersama dengan dr. Adniana Nareswari Sp.DV. Seorang dokter spesialis kulit dan kelamin. 

4 dari 4 halaman

(TribunHealth.com/PP)

 

Selanjutnya
Tags:
Tribunhealth.comKeputihankesehatan seksual
BERITATERKAIT
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved