Breaking News:

Dokter Bedah Saraf Jelaskan Dampak Epilepsi pada Tumbuh Kembang Anak, Sebabkan Retardasi Mental

Epilepsi yang tidak bisa ditangani dengan baik dapat berdampak serius pada tumbuh kembang anak, simak penjelasan dokter spesialis bedah saraf

Penulis: Ahmad Nur Rosikin | Editor: Ahmad Nur Rosikin
Pixabay
Ilustrasi kerusakan otak akibat epilepsi 

TRIBUNHEALTH.COM - Epilepsi merupakan penyakit yang bisa terjadi pada siapa saja.

Namun sekitar 40-50 persen kasus epilepsi terjadi pada anak-anak.

Jika tidak ditangani dengan baik, hal ini dapat menyebabkan dampak serius pada tumbuh kembang anak.

Penjelasan ini disampaikan oleh Dokter Spesialis Bedah Saraf RS Telogorejo Semarang, Prof. DR. dr. Zainal Muttaqin, Sp.BS., Ph.D.

Kepada TribunHealth.com, dr. Zainal Muttaqin menjelaskan apa itu epilepsi.

Baca juga: Dokter Bedah Saraf Jelaskan Apa Itu Epilepsi Kebal Obat, Kejang Kambuh Terus meski Telah Diobati?

ilustrasi seseorang yang mengalami epilepsi
ilustrasi seseorang yang mengalami epilepsi (kompas.com)

Secara sederhana, dia menganalogikan epilepsi seperti korsleting listrik.

“Kalau istilah orang awam mungkin bisa dipermudah dengan korslet, ya kalau di rumah tangga kita sering listriknya korslet tahu-tahu mati semuanya,” katanya saat menjadi narasumber Healthy Talk.

“Jadi kalau di otak ada yang korslet listriknya, maka yang bisa kita lihat wujud yang paling sering adalah pasien itu, orang itu, mengalami kejang.”

Epilepsi memiliki dampak yang lebih serius dibandingkan orang dewasa.

Hal ini karena anak masih dalam proses pertumbuhan.

Baca juga: 5 Buah Tinggi Vitamin C yang Bisa Dikonsumsi Setiap Hari, Coba Apel dan Aneka Buah Berry

Ilustrasi seorang pasien yang mengidap epilepsi sejak bayi
Ilustrasi seorang pasien yang mengidap epilepsi sejak bayi (health.kompas.com)
2 dari 2 halaman

“Epilepsi bisa terjadi pada semua usia, tetapi sebagian kira-kira mungkin 40 sampai 50 persen itu terjadi pada anak-anak.”

“Dan kalau itu terjadi pada anak-anak di mana otak itu sedang tumbuh, sedang berkembang, maka dibanding kejang yang dialami oleh orang dewasa, yang pada anak-anak itu lebih merusak,” tegasnya.

Dia menganalogikan epilepsi seperti pada tumbuhan yang diterpa angin kencang.

Pada tanaman yang sudah dewasa, angin tidak berdampak serius.

“Seperti tumbuh-tumbuhan yang baru tumbuh, masih kecil, jika ada kerusakan, gangguan, atau angin keras, maka kerusakannya parah dan berat. Beda dengan tumbuhan yang sudah dewasa; jika tumbuhan yang dewasa mungkin hanya ada dahannya atau tangkainya yang sebagian patah atau rontok, tetapi tumbuhan itu secara utuh tidak terganggu,” paparnya.

Baca juga: 5 Cara Alami yang Ampuh Mengatasi Sembelit, Pilih BAB Pakai WC Jongkok Aja

ilustrasi obat epilepsi
ilustrasi obat epilepsi (Kompas.com)

Oleh karena itu, serangan kejang pada anak harus segera diatasi dan dicegah demi mendukung tumbuh kembangnya.

Tanpa penanganan yang memadai, epilpsi pada anak akan menyebabkan kerusakan otak.

Akibatnya anak mulai mengalami perlambatan perkembangan sekitar usia 5-6 tahun.

“Pada saat itu kalau kerusakan otaknya tidak teratasi yang terjadi adalah keadaan yang sering kita sebut sebagai retardasi mental, keterbelakangan mental,” paparnya.

Sekalipun epilepsinya bisa diatasi pada suatu hari, efek kerusakan otak yang sudah terjadi tidak bisa dipulihkan lagi.

Selanjutnya
Tags:
dokter spesialis bedah sarafProf. Dr. dr. Zainal Mutaqqin Ph.D Sp.BSretardasi mentalEpilepsi
BERITATERKAIT
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved