TRIBUNHEALTH.COM - Tikus memang dikenal sebagi hewan pengganggu bagi manusia.
Apa lagi habitat hidup tikus yang berada pada area kotor, membuatnya rentan membawa beragam penyakit dan bakteri.
Ini sebabnya Anda perlu berhati-hati jika banyak tikus yang berkeliaran di sekitar tempat tinggal.
Setidaknya ada 7 penyakit yang bisa saja disebarkan, mulai dari hantavirus hingga leptospirosis.
Melansir kanal kesehatan Times of India, berikut ini uraian lengkapnya.
Hantavirus

Hantavirus adalah penyakit pernapasan parah yang ditularkan melalui urine, kotoran, dan air liur hewan pengerat yang terinfeksi.
Virus dapat menyebar ke udara ketika debu yang terkontaminasi terganggu.
Gejalanya termasuk demam, nyeri otot, dan kelelahan, berkembang menjadi batuk dan sesak napas.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), hantavirus memiliki tingkat kematian 38 persen, menjadikannya ancaman serius.
Untuk mencegah hantavirus, penting untuk menjaga kebersihan dan menghindari kontak dengan kotoran hewan pengerat.
Baca juga: Mengenal Gejala Hantavirus dan Penyebarannya, Simak Penjelasan Berikut Ini
Demam gigitan tikus
Demam gigitan tikus adalah penyakit menular yang ditularkan melalui gigitan atau goresan dari tikus yang terinfeksi atau melalui kontak dengan kotoran tikus.
Penyakit ini dapat disebabkan oleh dua bakteri: Streptobacillus moniliformis dan Spirillum minus.
Gejalanya termasuk demam, muntah, sakit kepala, dan nyeri otot.
Jika tidak diobati, demam gigitan tikus dapat menyebabkan komplikasi parah seperti endokarditis dan meningitis.
Sebuah studi di Journal of Infectious Diseases menekankan pentingnya perhatian medis segera setelah gigitan tikus.
Salmonella

Infeksi salmonella, atau salmonellosis, adalah penyakit bakteri umum yang disebabkan oleh menelan makanan atau air yang terkontaminasi kotoran tikus.
Gejalanya termasuk diare, demam, dan kram perut.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), salmonella dapat menyebabkan penyakit parah, terutama pada anak kecil, orang tua, dan individu dengan gangguan kekebalan.
Memastikan kebersihan makanan yang tepat dan pengendalian hewan pengerat di area penyimpanan makanan dapat membantu mencegah penyakit ini.
Baca juga: 7 Minuman yang Wajib Dicoba untuk Menurunkan Kadar Gula Darah, Penderita Diabetes Coba Susu Nabati
Leptospirosis
Leptospirosis adalah infeksi bakteri yang disebabkan oleh spesies Leptospira, yang dapat masuk ke dalam tubuh melalui luka atau selaput lendir saat bersentuhan dengan air atau tanah yang terkontaminasi oleh urine tikus.
Gejalanya berkisar dari tanda-tanda seperti flu ringan hingga penyakit parah dengan kerusakan hati, gagal ginjal, dan meningitis.
CDC melaporkan bahwa leptospirosis sangat lazim di daerah tropis dan daerah dengan sanitasi yang buruk.
Menghindari kontak dengan air yang berpotensi terkontaminasi dan menjaga lingkungan yang bersih adalah tindakan pencegahan yang signifikan.
Lymphocytic Choriomeningitis (LCM)

LCM adalah infeksi virus yang disebabkan oleh virus lymphocytic choriomeningitis (LCMV), yang dibawa oleh tikus rumah biasa.
Manusia dapat tertular LCM melalui paparan urin hewan pengerat, kotoran, atau bahan bersarang.
Gejala awal termasuk demam, malaise, dan kurang nafsu makan, berkembang menjadi meningitis atau ensefalitis pada kasus yang parah.
National Institutes of Health (NIH) menyarankan untuk mengendalikan populasi hewan pengerat dan meminimalkan paparan habitat hewan pengerat untuk mencegah LCM.
Demam Berdarah dengan Sindrom Ginjal atau Hemorrhagic Fever with Renal Syndrome (HFRS)
HFRS adalah sekelompok penyakit yang disebabkan oleh hantavirus, yang menyebabkan kerusakan ginjal yang parah dan gejala hemoragik.
Penyakit ini ditularkan melalui kotoran hewan pengerat, dengan gejala termasuk demam, perdarahan, dan gagal ginjal akut.
Organisasi Kesehatan Dunia mencatat bahwa HFRS memiliki tingkat kematian yang tinggi, terutama tanpa perawatan medis yang cepat.
Strategi pencegahan termasuk pengendalian hewan pengerat, menghindari kontak dengan habitat hewan pengerat, dan menjaga praktik kebersihan yang baik.
Baca juga: 4 Menu Sarapan yang Sekaligus Dapat Melawan Kolesterol Jahat
Bubonic plague atau black death
Black Death merupakan wabah yang disebabkan oleh bakteri Yersinia pestis, yang dibawa oleh kutu yang menyerang tikus.
Penyakit ini dapat bermanifestasi dalam tiga bentuk: bubonik, septikemia, dan pneumonik.
Penyakit ini ditandai dengan pembengkakan kelenjar getah bening, demam, dan menggigil, sedangkan wabah septsemimik menyebabkan perdarahan dan nekrosis.
Jika mempengaruhi paru-paru, penyakit ini bisa berakibat fatal jika tidak segera diobati.
Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Nature Communications menemukan bahwa peningkatan sanitasi dan pengendalian hama telah secara signifikan mengurangi insiden penyakit ini.