Breaking News:

Kalori dan Kandungan Kolesterol Kastengel Khas Idul Fitri, Jangan Dimakan Lebih dari Segini

Ini alasan tak boleh kebanyakan makan kue kering kastengel, ternyata tinggi kandungan kolesterol

Penulis: Ahmad Nur Rosikin | Editor: Ahmad Nur Rosikin
Tribunnews
Sajian kue kering kastengel khas lebaran 

TRIBUNHEALTH.COM - Kastengel merupakan salah satu makanan kering khas lebaran Idul Fitri.

Selama Hari Raya Idul Fitri, kue ini sangat mudah dijumpai.

Pasalnya kastengel kerap dijadikan sebagai makanan sajian untuk tamu yang bersilaturahmi.

Kendati demikian perlu dicatat bahwa kue ini tergolong tinggi kalori dan juga kolesterol.

Jika tidak hati-hati dan dimakan secara berlebihan, kastengel dapat dengan mudah mempengaruhi kadar gula darah dan juga kolesterol.

Melansir Kompas.com, segini kalori serta kandungan kalori dalam kue kering khas Idul Fitri ini.

Sajian kue kering kastengel
Sajian kue kering kastengel (Serambinews/YouTube Chef Devina Hermawan)

Kalori

Kastengel juga tidak jauh berbeda.

Kue kastengel yang dibuat dari 7 gram mentega, 7 gram margarin, 2 gram kuning telur ayam, 10 gram terigu, dan 12 gram keju tercatat memiliki kandunan energi atau kalori sebanyak 179 Kkal.

Baca juga: 5 Langkah Penting Mengelola Gula Darah Selama Ramadhan dan Jelang Idul Fitri 1445 H

Kolesterol

2 dari 4 halaman

Kandungan kolesterol pada kue kastengel yang dibuat dari 7 gram mentega, 7 gram margarin, 2 gram kuning telur ayam, 10 gram terigu, dan 12 gram keju, mencapai 47,4 mg.

Batas Aman Makan Kastengel

Karena mengandung keju dan terigu dalam jumlah yang cukup banyak, hindari konsumsi kastengel dalam jumlah banyak.

Konsumsi 5-7 keping kastengel per hari (20-40 gram) sudah cukup.

Sajian kue kering kastengel khas lebaran
Sajian kue kering kastengel khas lebaran (Tribunnews)

Berita Berikutnya: Puasa Dapat Turunkan Kadar Kolesterol dan Bantu Detoksifikasi Tubuh

Ramdhan merupakan salah satu momen istimewa bagi Umat Islam.

Pasalnya pada bulan Ramadhan, umat Islam dapat menjalankan ibadah Puasa dan berbagai amalan sunnah lainnya.

Selain memenuhi kewajiban agama, puasa rupanya juga memiliki beragam manfaat penting untuk kesehatan.

Realbuzz melansir, puasa dapat membantu menurunkan kadar kolesterol, detoksifikasi tubuh, dan beragam manfaat ini.

Menurunkan kadar kolesterol

ilustrasi kadar kolesterol tinggi
ilustrasi kadar kolesterol tinggi (tribunnews.com)
3 dari 4 halaman

Sebuah tim ahli jantung di UEA menemukan bahwa orang-orang yang beribadah puasa Ramadhan menikmati efek positif pada profil lipid mereka, yang berarti terjadi penurunan kolesterol dalam darah.

Rendahnya kadar kolesterol dapat meningkatkan kesehatan kardiovaskular.

Dengan demikian, puasa sangat mengurangi risiko menderita penyakit jantung, serangan jantung, atau stroke.

Terlebih lagi, jika Anda mengikuti diet sehat setelah Ramadhan, kadar kolesterol yang baru diturunkan ini seharusnya mudah dipertahankan.

Baca juga: Tips Kemenkes agar Tetap Sehat dan Fit Saat Menjalankan Ibadah Puasa Ramadhan

Menyerap Lebih Banyak Nutrisi

Dengan tidak makan sepanjang hari selama Ramadhan, metabolisme tubuh menjadi lebih efisien.

Artinya jumlah nutrisi yang diserap dari makanan meningkat.

Ini karena peningkatan hormon yang disebut adiponektin, yang dihasilkan dari kombinasi puasa dan makan larut malam, dan memungkinkan otot Anda menyerap lebih banyak nutrisi.

Ini akan memberikan manfaat kesehatan di seluruh tubuh, karena berbagai area dapat menyerap dan memanfaatkan nutrisi yang mereka butuhkan dengan lebih baik.

Detoksifikasi

tips menurunkan kadar kolesterol saat puasa
tips menurunkan kadar kolesterol saat puasa (health.grid.id)
4 dari 4 halaman

Selain bagus untuk membersihkan diri secara spiritual, puasa juga dapat membantu detoksifikasi tubuh.

Dengan tidak makan atau minum sepanjang hari, tubuh akan diberi kesempatan langka untuk mendetoksifikasi sistem pencernaan sepanjang bulan.

Ketika tubuh mulai memakan cadangan lemak untuk menghasilkan energi, itu juga akan membakar racun berbahaya yang mungkin ada dalam timbunan lemak.

Baca juga: Manfaat Mengejutkan Makan Buah Pisang Saat Sahur dan Buka Puasa, Tekanan Darah Tinggi Turun Perlahan

Waktu yang tepat untuk memulai kebiasaan baik

Karena berpuasa di siang hari, Ramadhan adalah waktu yang tepat untuk membuang kebiasaan buruk dan memulai kebiasaan sehat.

Kebiasaan seperti merokok dan makanan manis tidak boleh dilakukan selama Ramadhan, dan saat Anda menjauhkan diri darinya, tubuh secara bertahap akan menyesuaikan diri dengan ketidakhadirannya, sampai kecanduan Anda hilang untuk selamanya.

Apa lagi pembatasan makan selama Ramadhan dilakukan oleh banyak orang, sehingga makin menguatkan Anda.

Bahkan, Layanan Kesehatan Nasional (NHS) Inggris merekomendasikan Ramadhan sebagai waktu yang ideal untuk berhenti merokok.

ilustrasi banyak makan
ilustrasi banyak makan (freepik.com)

Nafsu makan menurun

Salah satu masalah utama saat menjalani diet adalah berat badan yang begitu mudah naik lagi.

Namun tidak demikian halnya dengan Ramadhan.

Pengurangan makanan yang dikonsumsi selama puasa menyebabkan perut menyusut secara bertahap.

Hal ini membuat tubuh lebih mudah merasa kenyang meski hanya makan sedikit.

Jika Anda ingin membiasakan makan sehat maka Ramadhan adalah waktu yang tepat untuk memulai.

Setelah selesai, nafsu makan Anda akan lebih rendah dari sebelumnya, dan Anda akan jauh lebih kecil kemungkinannya untuk makan berlebihan.

Baca juga: 4 Menu Sahur dan Buka Puasa Sehat untuk Penderita Diabetes: Tips Penting Selama Bulan Ramadan

Bagus untuk kesehatan otak dan menurunkan stres

Efek positif dari puasa memang berkontribusi positif terhadap kesehatan mental dan spiritual.

Bahkan, puasa memiliki efek menguntungkan pada kinerja otak.

Sebuah studi yang dilakukan oleh para ilmuwan di Amerika Serikat menemukan bahwa fokus mental yang dicapai selama Ramadhan meningkatkan tingkat faktor neurotropik yang diturunkan dari otak, yang menyebabkan tubuh memproduksi lebih banyak sel otak, sehingga meningkatkan fungsi otak.

Puasa juga membantu mengurangi hormon kortisol, yang diproduksi oleh kelenjar adrenal.

Hal ini berarti tingkat stres sangat berkurang selama dan setelah Ramadan.

(TribunHealth.com/Ahmad Nur Rosikin)

 
Selanjutnya
Tags:
Tribunhealth.comkaloriKolesterolkastengelIdul FitriLebaranKue Kering Pelabuhan Gilimanuk Engkak Ketan Kue Cornflakes Alfajores Keripik Bawang Sale Pisang
BERITATERKAIT
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved