TRIBUNHEALTH.COM - Banyak sekali pendapat atau mitos yang mengatakan bahwa seks berhenti ketika seorang wanita mengalami menopause.
"Saya pernah buat satu Talk Show tentang kehidupan seks setelah pasca menopause, responnya luar biasa.
Karena ternyata mereka para ibu-ibu di luar sana, wanita-wanita diatas 50 tahun (rata-rata menopause diatas usia 50 tahun).
Namun ternyata ada banyak yang menopause di usia 48, 49 atau 50 tahun.
Rumus menopause itu, semakin muda menarche (semakin muda usia mens pertama kali) misalnya umur 10 tahun itu nanti menopausenya muda.
Jadi menarchenya usia 12 tahun, nanti menopausenya juga agak mundur atau agak tuaan," kata dr. Binsar.
Baca juga: Ngemil Sehat untuk Mencegah Kadar Gula Darah Tinggi: Pilihan yang Bijak untuk Kesehatan
Namun adapula menopause yang lebih cepat karena seorang wanita menderita suatu penyakit.
Untuk memahaminya, seyogyanya kita mengetahui apa saja tanda-tanda menopause.
1. Hormon estrogen menurun

Sobat sehat harus tahu bahwa tanda dari menopause adalah hormon estrogen menurun.
Turunnya hormon estrogen bisa dilihat dari pemeriksaan laboratorium.
2. Kadar metabolisme tubuh meningkat
Misalnya seperti kenaikan kadar gula, tekanan darah yang meningkat, dan kadar kolesterol meningkat.
"Jadi naik dia (kadar gula, kolesterol dan tekanan darah), karena yang nahan tuh estrogen.
Tapi begitu yang nahan turun (estrogen), naik dia (metabolisme tubuh).
Sehingga tubuhnya mulai munculah sakit penyakit, mulai dari sakit jantung, sakit pembuluh darah," sambung dr. Binsar.
3. Gangguan seksual
Selain mengalami gangguan metabolisme tubuh, tanda menopause lainnya adalah gangguan seksual.
Hormon estrogen yang menurun juga mengakibatkan hasrat seksual menurun.
Selain hasrat seksual menurun, rupanya sirkulasi darah di vagina juga menurun atau terganggu.
Kondisi ini mengakibatkan vagina menjadi kering.
Kondisi-kondisi inilah yang membuat seorang wanita menjadi sulit untuk melakukan hubungan seksual.
Baca juga: Makanan dan Minuman yang Perlu Dihindari Penderita Diabetes untuk Menjaga Gula Darah Stabil
BACA BERITA LAIN: Wanita yang Stres Pasti Akan Mengalami Keputihan, Begini Penjelasannya
Siapa sobat sehat disini yang sering mengalami keputihan?
Sebagaimana diketahui bersama, keluarnya lendir atau cairan dari dalam vagina adalah kondisi yang dikenal dengan istilah keputihan.
Mungkin ada sebagian wanita yang merasa panik dan menganggap keputihan adalah suatu yang berbahaya.
Stop! Jangan panik dulu ya, sobat sehat.
Tidak semua jenis keputihan itu berbahaya, loh.
Perlu diketahui bahwa jenis keputihan sendiri terbagi menjadi dua, yakni keputihan normal dan keputihan tidak normal (abnormal).
Biasanya, keputihan normal terjadi setiap bulan, yaitu sebelum atau sesudah menstruasi dan ketika masa subur.
Sementara keputihan abnormal ditandai dengan adanya perubahan warna, aroma hingga tekstur.

Pasalnya ada fase seorang wanita mengalami keputihan abnormal loh, sobat sehat.
dr. Binsar menyebutkan jika yang pertama adalah stres.
Menurutnya, seorang perempuan yang stres pasti akan mengalami keputihan atau mengeluarkan cairan bening.
Apalagi jika kurang menjaga kebersihan, tentu hal ini akan memicu keluarnya keputihan.
"Seringkali wanita itu berkemih atau kencing kan suka cebok nih.
Nah, hati-hati buat sobat health dan sahabat tribunners.
Jangan sampai ceboknya juga di air yang tergenang karena banyak kuman, harus air yang mengalir.
Baca juga: Studi Membuktikan 5 Makanan Ini Menurunkan Risiko Diabetes, Bantu Kendalikan Gula Darah
Karena apa, kalau kuman menyerang akhirnya menimbulkan keputihan sehingga bisa menimbulkan bau dan gatal.
Jadi pertanyaannya, apa semua wanita pernah mengalami keputihan? pasti," ungkap dr. Binsar.
Keputihan yang diabaikan akan memicu terjadinya infeksi jamur maupun bakteri.
Penjelasan Medical Sexologist, dr. Binsar Martin Sinaga, FIAS dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Tribun Health program Bugar Seksual edisi 16 Februari 2024.
Klik di sini untuk mendapatkan referensi vitamin guna meningkatkan daya tahan tubuh.
(Tribunhealth.com/DN)
Baca berita lainnya di sini.