TRIBUNHEALTH.COM - Permasalahan pasca melahirkan yang kerap ditemui oleh kebanyakan ibu adalah stres saat menyusui.
Menyusui merupakan hal yang wajib dilakukan oleh seorang ibu kepada bayinya, karena melalui menyusui bayi dapat memperoleh nutrisi yang dibutuhkan untuk tumbuh kembang.
Kendati demikian, stres saat menyusui kerap kali dikaitkan dengan menurunnya produksi ASI. Lantas, benarkah hal tersebut?
Dilansir TribunHealth melalui kanal YouTube Tribun Health, Konselor Laktasi, dr. Pritta Diyanti, CIMI, CBS memberikan penjelasan mengenai hal tersebut.
Baca juga: Penyebab Stres Menyusui Bisa Dipengaruhi Oleh Kondisi Kehamilan dan Kondisi Bayi
dr. Pritta menjelaskan, ketika seseorang mengalami stres, itu biasanya ada satu hormon yang meningkat yang bernama hormon kortisol.
Saat ibu menyusui mengalami stres, hormon kortisol ini dapat meningkat.
Ketika hormon kartisol meningkat, dapat menghambat yang namanya hormon prolaktin atau hormon yang memproduksi ASI.
Sehingga sangat bisa dan sangat mungkin ketika ibu mengalami stres, terutama stres yang sangat berat dan tidak bisa ditangani, akhirnya dapat memengaruhi produksi ASI tersebut.
ASI sangat penting untuk bayi dan ASI merupakan makanan utama bayi sejak ia lahir hingga berusia 6 bulan.
Asupan air susu ibu ini bisa membantu menurunkan risiko penyakit infeksi pada bayi.
Selain itu, pemberian ASI eksklusif juga bisa membantu tumbuh kembang bayi yang normal dan mengurangi risiko obesitas pada anak.
Baca juga: Daftar Produk Alternatif Pengganti Produk Pro Israel di Indonesia, Ada Wings hingga Lion
Lantas, bagaimana dengan kualitas ASI tersebut?
dr. Pritta menuturkan, kualitas ASI ini biasanya dipengaruhi oleh gizi dari seorang ibu.
"Jadi bukan berarti seorang ibu kurang makan terus ASI nya jadi jelek, tapi ketika bayi membutuhkan sesuatu, ASI itu akan keluar sesuai dengan kebutuhannya."
Menurut penjelasan dr. Pritta, stres saat menyusui tidak ada hubungannya dengan kualitas ASI.
"Kalau berhubungan dengan stres, tidak ada hubungannya dengan kualitas ASI. Kualitas ASI masih bisa baik, yang bisa berhubungan bisa bermasalah ketika stres ini terlalu tinggi adalah kuantitas ASI nya sendiri," terang dr. Pritta.
Stres saat menyusui tidak hanya memengaruhi hormon prolaktin saja, namun juga bisa memengaruhi hormon oksitosin.
Pasalnya, hormon oksitosin ini adalah hormon yang membuat seorang ibu bahagaia atau hormon yang muncul saat sedang senang atau bahagia.
Ketika seseorang mengalami stres, biasanya mereka tidak merasa bahagia, justru merasa sedih, berdebar, hingga cemas.
Saat stres terjadi, hormon oksitosin ini akan berpengaruh yang akhirnya akan memengaruhi produksi ASI.
Baca juga: Manfaat Konsumsi Serat Bagi Penderita Diabetes, Dapat Mencegah Komplikasi Berikut
Baca juga: Manfaat Jalan Kaki Setiap Hari dapat Menyembuhkan 9 Jenis Penyakit Ini
Apakah Stres Ibu Bisa Dirasakan Buah Hati?
dr. Pritta menjelaskan, ketika menyusui salah satu yang dihasilkan adalah bonding (ikatan emosi) antara bayi dan ibu.
Saat ibu menyusui merasakan stres, biasanya akan ada perubahan-perubahan pada tubuh ibu, salah satunya detak jantung jadi meningkat.
Kondisi detak jantung yang meningkat tersebut dapat dirasakan oleh bayi saat sedang minum ASI.
"Ketika ibu menyusui, detak jantung meningkat itu bisa dirasakan oleh bayinya, hawanya jadi lebih tidak nyaman, sehingga bisa saja stres yang dirasakan ibu ini dirasakan juga oleh bayinya."
"Oleh karena itu sangat penting bagi ibu menyusui untuk me-manajemen stres agar ibu nyaman saat menyusui dan bayi juga nyaman," jelas dr. Pritta.
Baca juga: 6 Jenis Makanan yang Membuat Awet Kenyang Tanpa Sebabkan Gula Darah Melonjak, Baik untuk Diabetes
Penjelasan tersebut disampaikan oleh Konselor Laktasi, dr. Pritta Diyanti, CIMI, CBS dalam tayangan YouTube Tribun Health
Berikut ini terdapat produk yang dapat meningkatkan daya tahan tubuh, klik di sini untuk mendapatkannya.
Baca berita lain seputar kesehatan di sini
(Tribunhealth.com/IR)