Breaking News:

Jangan Ekspektasi Terlalu Tinggi, Psikolog Adib Setiawan: Merasa Dirinya Benar & Orang Lain Salah

Perubahan suasana hati atau kita kenal dengan mood swing ini memang bisa terjadi pada siapa saja.

Penulis: Putri Pramestianggraini | Editor: Melia Istighfaroh
pixabay.com
Ilustrasi mood swing tanpa pemahaman yang baik 

TRIBUNHEALTH.COM - Perubahan suasana hati atau kita kenal dengan istilah mood swing tentu bisa dialami siapa saja.

Sobat sehat pasti pernah menjumpai seseorang yang mengalami mood swing karena apa yang ia alami tak sesuai dengan harapan atau ekspektasinya.

Lantas, apa yang menyebabkan seseorang merasa kecewa dan berpengaruh dengan moodnya?

Psikolog keluarga dan pendidikan anak, Adib Setiawan menyampaikan tanggapannya pada tayangan YouTube TribunHealth.com.

Sobat sehat, tentunya kita tidak boleh menaruh ekspektasi ataupun harapan terlalu tinggi terhadap apapun.

Ternyata, ekspektasi dan harapan terlalu tinggi pada orang lain, kata psikolog Adib Setiawan membuat seseorang merasa dirinya benar dan orang lain itu salah.

Baca juga: Cacar Air Sembuh dengan Obar Alami Ala dr. Zaidul Akbar, Coba Cara Ini

"Ketika dia berekspektasi pada orang lain terlalu lebih, terlalu banyak. Sehingga dia merasa dirinya benar. Sehingga mungkin merasa bahwa orang lain itu salah," tutur Adib Setiawan

Memandang diri sendiri benar dan orang lain salah karena harapannya, maka menunjukkan cara pandang egosentrik.

Sehingga, kata psikolog Adib, seseorang itu merasa kecewa dang langsung down.

"Cara pandangnya lebih banyak ke egosentrik, ke dirinya sendiri. Dia merasa bahwa dirinya lebih benar dari yang lain, dia merasa adalah lingkuangannya tidak sesuai dengan ekspektasi dia, itu adalah salah. Sehingga berdampak, ketika dia kecewa, langsung down," lanjutnya

2 dari 2 halaman

Mood swing memang hal yang umum dialami, menurut Adib Setiawan, mood swing harus dikelola, dan sebaiknya biasa saja saat menghadapi sesuatu.

Baca juga: Profesor Asal Taiwan Jadi Pembicara Kuliah Tamu di FKG Unhas

"Nah, ini tentunya harapan kita mood swing itu harus dikelola. Ketika sedih ya jangan terlalu sedih, ketika gembira jangan terlalu gembira, biasa saja gitu

Hidup ini kadang kala, kita jangan terlalu berharap pada penghargaan orang lain. Jadi kadang orang kan 'hidup ini selalu berharap pada penghargaan orang lain'. Jadi seolah-olah orang kan harus diberi tepuk tangan, harus suka diapresiasi. Sedangkan itu kan pembentukan lingkungan, apresiasi, penghargaan kan pembentukan lingkungan," imbuhnya

Kenapa kita selalu haus akan tepuk tangan, haus akan sanjungan?

"Misalnya orang yang cantik pengen dipuji cantik, orang yang pintar pengen dipuji pintar, orang yang karirnya bagus ingin dipuji karirnya bagus kan gak harus gitu juga,"

Namun sebaliknya, begitu ada sesuatu yang tidak sesuai harapan, dia langsung down gitu. Jadi seolah-olah, begitu ada hinaan atau hal-hal yang tidak sesuai dia langsung down, padahal hidup ini tentunya selalu banyak pandangan dan pendapat orang lain yang berbeda-beda.

Baca juga: UPDATE Harga Terbaru LPG Pertamina 3kg, 5,5kg dan 12 kg per Kamis 30 November 2023

Sehingga kita perlu toleran terhadap perbedaan-perbedaan itu semaksimal mungkin. Dampaknya, kita tidak mudah down, emosi tidak mudah turun terus naiknya susah." pungkas Adib Setiawan

Ini disampaikan pada channel YouTube TribunHealth.com bersama dengan Adib Setiawan. Seorang psikolog keluarga dan pendidikan anak di Psikolog Indonesia.

(TribunHealth.com/PP)

Selanjutnya
Tags:
Tribunhealth.comPsikologAdib Setiawan S.Psi. M.Psi.Kesehatan MentalGangguan MentalMood swing Zoya Amirin Inez Kristanti
BERITATERKAIT
KOMENTAR

BERITA TERKINI

berita POPULER

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved