TRIBUNHEALTH.COM - Viral di media sosial aksi tak terduga yang dilakukan 3 oknum polisi.
Publik yang menyaksikan itu dibuat geram oleh tindakan oknum polisi itu.
Pasalnya, mereka kepergok membuang jasad ke sungai.
Melansir TribunMadura.com, pembuangan jenazah dilakukan di depan banyak orang.
Akibat dari perbuatan ini, tiga oknum polisi ini dikenakan sanksi oleh pihak pusat.
Setelah diusut, kejadian ini terjadi di India.
Video ketiganta yang beredar di media sosial telah ditonton sebanyak 800 ribu kali, Minggu (8/10/2023).
Pada video itu nampak tiga polisi membawa jasad korban menuju oembatas jembatan, mengangkatnya dan melemparnya ke sungai di bawahnya.
Baca juga: Asa Fan di 3 tahun IC, Berharap Amanda Manopo & Arya Saloka Kembali demi Ikatan Cinta Happy Ending
Orang-orang di sekitar menyaksikan kejadian tersebut.
Mengutip TribunMadura.com yang dilansir dari Kompas.com, Selasa (24/20/2023), jenazah tersebut merupakan pria lanjut usia yang belum teridentifikasi.
Ia merupakan korban kecelakaan dengan kondisi sebagian tubuhnya telah hancur.
Polisi di India sering dianggap korup dan tidak efektif.
Kemudian, Bihar adalah negara bagian dengan pelanggaran hukum terbanyak di negara itu, juga termiskin dan terbelakang di India.
Polisi senior Rakesh Kumar di distrik Muzaffarpur, Bihar, mengatakan kepada AFP bahwa anak buahnya hanya dilembarkan bagian bawah jasad ke sungai karena hancur parah akibat ditabrak truk yang melaju kencang dan tidak bisa diselamatkan.
“Itu jenazah pria lanjut usia yang belum teridentifikasi.
Bagian atasnya dikirim untuk visum, tetapi bagian bawahnya rusak parah sehingga mereka membuangnya ke kanal,” lanjut Kumar.
"Ini kesalahan besar.
Baca juga: HORE! Pemerintah Bakal Bagi-bagi Bansos Uang Rp 400 Ribu dan Beras 10 Kg di Akhir 2023
Kami sudah menskors tiga polisi yang terlihat dalam video."
Setelah video tersebut viral, polisi setempat mengambil beberapa bagian jasad korban dari sungai, menurut laporan media-media lokal.
Berbeda dari kisah sebelumnya, sosok polisi India satu ini perlu diacungi jempol.
Kesigapan polisi RPF India, K Sumathi menyelamatkan nyawa seorang pria di sebuah stasiun kereta api di Benggala Barat menjadi viral, lapor India Times.
CCTV merekam momen ketika seorang pria dengan sengaja tidur di atas rel, tampaknya mencoba mengakhiri nyawanya.
Namun, berkat kesigapan Sumathi, sebuah bencana dapat dicegah.
Dilansir AP7AM, polisi RPF itu dengan cepat bertindak dan menarik pria itu ke tempat aman, beberapa saat sebelum kereta melesat melewatinya.
Pasukan Perlindungan Kereta Api (RPF) di India menjadi perbincangan publik setelah menunjukkan dedikasinya terhadap keamanan dan kesejahteraan penumpang.
Terlihat dua pria lainnya membantu Sumathi dalam upaya penyelamatan yang dramatis tersebut, ungkap Englishtalent.
Rupanya, Sumathi sudah memperhatikan gerak-gerik pria itu dari seberang peron saat dia hendak melakukan aksi nekat itu.
"Lady Constable K Sumathi tanpa rasa takut menarik seseorang keluar jalur, beberapa saat sebelum kereta api yang melaju kencang lewat di stasiun kereta api Purwa Medinipur. Kudus atas komitmennya terhadap keselamatan penumpang," tulis akun Twitter RPF India.
Video tersebut, telah ditonton hingga 347,9 ribu penayangan dan panen pujian dari netizen.
Baca juga: Cegah Anemia dengan Hindari Minum Teh dan Kopi saat Makan, Ini Penuturan dr. Irene
Dua polisi ditangkap setelah mencuri mobil Honda Brio yang terparkir di sebuah mal di Bandar Lampung.
Hal tersebut dibeberkan oleh Kepala Bidang (Kabid) Humas Polda Lampung Kombes Pol Umi Fadillah Astutik.
Menurut penuturan Umi, dua oknum tersebut merupakan anggota Kepolisian Daerah (Polda) Lampung.
Mereka adalah Bripda FW dan Bripda CD.
Keduanya baru tertangkap satu bulan sejak pencurian, yaitu pada Kamis (12/10/2023).
Umi mengatakan FW menjadi otak pencurian.
"Jadi oknum polisi FW ini merencanakan pencurian mobil sejak Juli. Itu hasil dari pemeriksaan terhadap oknum polisi tersebut," ujarnya, dikutip dari Tribunnews.com, Minggu (15/10/2023).
Umi menceritakan, mobil yang dicuri FW dan CD pernah dipinjam oleh adik FW pada Juli 2023.
Adik FW dan korban, M Rizal Tengku Triawan, berteman.
Baca juga: Langkah Pertama Apa yang Harus Dilakukan saat Didiagnosa Osteoporosis?
Namun, sewaktu adiknya meminjam mobil korban, FW sempat menggandakan kunci kontak mobil Honda Brio itu.
Ia juga memasang GPS tanpa sepengetahuan korban.
"Dipasang GPS agar pergerakan mobil bisa diketahui," ucapnya.
Pada Agustus 2023, FW mengajak CD untuk mencuri mobil berwarna merah tersebut.
Berdasarkan pantauan GPS, mobil terdeteksi berada di sebuah mal di Bandar Lampung.
Dalam menjalankan aksinya, kedua pelaku berbagi tugas.
FW bertindak sebagai eksekutor, sedangkan CD mengawasi keadaan sekitar.
Pemilik mobil sempat keheranan saat mendapati mobilnya tak ada di tempat parkir.
Rizal kemudian meminta bantuan pihak mal untuk mengecek rekaman CCTV.
Benar saja, mobil Brio merah miliknya keluar dari mal padahal kuncinya masih dibawa.
Rizal selanjutnya melaporkan kejadian ini ke Polresta Bandar Lampung.
Akibatnya korban menderita kerugian Rp150 juta.
Soal motif, pencurian tersebut diduga dilakukan untuk memenuhi gaya hidup kedua pelaku.
Baca juga: Kerap Mengalami Mata Kering? Atasi dengan Cara Mudah Ini
"Dari mobil itu dicuri, ternyata tidak dijual karena mobil itu masih ditemukan di kontrakan salah satu pelaku," ungkapnya.
Polisi yang curi mobil di mal Bandar Lampung terancam dipecat
Polisi membekuk CD di kontrakannya di Kecamatan Sukarame, Bandar Lampung, pada Kamis (12/10/2023) dini hari.
Sedangkan, FW diciduk sewaktu melarikan diri ke Lampung Utara.
Menurut Umi, penangkapan kedua pelaku merupakan perintah langsung dari Kapolda Lampung Irjen Helmy Santika.
Mengenai pencurian yang dilakukan anggotanya, Helmy menegaskan tidak akan segan menindak pelaku.
"Siapa pun yang bersalah melakukan tindak pidana serta merugikan masyarakat akan ditindak tegas," tuturnya, Jumat (13/10/2023).
Helmy menjelaskan, Bripda FW dan Bripda CD terancam dipecat dari kepolisian tanpa melalui teguran terlebih dulu.
"Nggak perlu ada teguran. Kapolri tidak mau lagi menegur anggotanya yang melanggar aturan. Dia lebih memilih untuk langsung mencopotnya jika sudah ada laporan yang masuk," ungkapnya.
Ia menuturkan, langkah ini dipilih demi menjaga marwah dan kepercayaan masyarakat terhadap institusi Polri.
(TribunHealth.com)