TRIBUNHEALTH.COM - Seorang ibu di Koja, Jakarta Utara berniat memaksa sang anak untuk bunuh diri bersama.
Setelah sempat memaksa anaknya minum cairan pembersih lantai, dia menusuk buah hatinya itu.
Diketahui, wanita berinisial J itu memang sengaja ingin mengakhiri hidup mengajak putrinya.
Penusukan itu dilakukan lantaran dirinya sudah kesal.
Putrinya enggan dan menolak untuk minum cairan pembersih lantai.
"Sebelum ditusuk itu, anaknya sempat diajak minum cairan pembersih lantai," ucap salah satu warga di lokasi, Jumat (20/10/2023).
"Dia kesal anaknya nggak mau minum cairan itu, akhirnya ditusuk. Saya tahu langsung dari anaknya," ucap warga.
Baca juga: VIRAL Polisi Disoraki Ibu-ibu karena Tak Hafal Pancasila, Netizen Bela Bripka Rubangi: Kadang Grogi

Kuat dugaan J mengalami depresi sehingga tega melakukan tindakan keji terhadap putrinya.
Diketahui J baru berpisah dengan suaminya beberapa waktu belakangan.
"Dia berpisah dengan suami sekian lama, jadi dia mengalami tekanan depresi berat, kemudian juga pisah ranjang dengan suami, dia hanya tinggal dengan anaknya," kata Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Utara AKBP Iverson Manossoh saat dikonfirmasi, Kamis (19/10/2023).
Iverson mengatakan, untuk memastikan kondisi psikologis ibu penusuk anak tersebut, polisi sudah bekerjasama dengan sejumlah ahli.
Kini polisi masih menunggu hasil pemeriksaan psikologi pelaku yang dilakukan oleh ahli di RS Polri Kramatjati.

Baca juga: Biar Aman, Pasutri Bawa Pulang Emas 30 Kg dari Tempat Jualan, Nahas Rumah Malah Kemalingan
"Kita berkoordinasi dengan ahli, pelaku itu saat ini sedang dalam proses pemeriksaan psikologi," ucap Iverson.
"Kita belum bisa berkesimpulan, kita menunggu hasil dari ahlinya," sambungnya.
Sebelumnya, kasus penusukan ini terjadi di dalam rumah yang ditinggali pelaku dan korban di Tugu Utara, Koja, Jakarta Utara, Rabu (18/10/2023) kemarin.
Kasus ini terbongkar setelah warga di sekitar tempat tinggal pelaku mendengar ada tangisan korban.
Mengalami Baby Blues, Ibu di Jaksel Tenggelamkan Bayi ke Ember Sambil Tertawa, Depresi Urus 3 Balita

Sebelumnya, media sosial digegerkan dengan video ibu menenggelamkan bayi ke dalam ember.
Sang ibu sengaja memasukkan bayi ke dalam ember besar berisi air.
Bayi itu pun dibiarkan begitu saja hingga mengambang dan merengek.
Bahkan meski suara rengekan sang anak begitu keras, dia tetap tidak peduli.
Kuat dugaan, ibu tersebut mengalami baby blues atau depresi karena kewalahan menghadapi tiga balita sekaligus.
Dilansir TribunHealth.com dari Kompas.com, berikut ini fakta-faktanya.
Baca juga: Mahasiswi Meninggal setelah Melahirkan Sendiri di Kamar Kos, Bayi Dibuang di Tempat Sampah
Terlihat menikmati

Tak hanya menenggelamkan bayinya, ibu tersebut juga tampak menikmati apa yang dia lakukan.
Dia sempat menyalakan air keran dan langsung mengenai wajah sang bayi.
Tak itu saja, perempuan itu justru membalikkan posisi bayi hingga kepalanya tenggelam.
Ia bahkan tertawa selama beberapa saat seraya menikmati momen tersebut.
Baca juga: 4 Informasi Mengenai Baby Blues, Lumrah Terjadi pada Ibu Baru, Bisa Diatasi dengan Istirahat Cukup
Polisi turun tangan
Polisi selidiki Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasat) Reskrim Kepolisian Resor (Polres) Metro Jakarta Selatan AKBP Bintoro menyebut pihaknya tengah menyelidiki kasus ini. Ia juga membenarkan bahwa lokasi penenggelaman bayi yang dilakukan ibu tersebut berada di wilayah Jakarta Selatan.
"Kami membenarkan bahwa adanya video viral tersebut. Saat ini Polres Jakarta Selatan masih mendalami tentang viralnya hal tersebut," kata dia saat dikonfirmasi, Senin (16/10/2023).
"Kami masih mendalami tentang siapa-siapa pelakunya. Kejadian tersebut di mana saat itu. Intinya nanti akan disampaikan di rilis berikutnya," lanjut dia.
Komnas PA: Baby Blues

Diduga baby blues Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) menyebut, A mengalami sindrom baby blues.
Hal itu diketahui ketika Komnas PA mengunjungi yang bersangkutan pada Jumat (13/10/2023).
Kami kemudian bertemu dengan ibunya dan berdasarkan pengakuan yang bersangkutan, dia mengaku mengalami baby blues," ujar Pejabat Sementara (Pjs) Ketua Umum Komnas PA Lia Latifah saat dihubungi, Senin (16/10/2023) malam.
Sebagai informasi, sindrom baby blues adalah perasaan sedih, lelah, dan cemas yang umumnya muncul dalam beberapa hari hingga dua minggu setelah melahirkan.
Jika gejala ini tak mereda, kemungkinan besar seorang ibu menderita depresi pasca-persalinan.
Baca juga: 10 Penyakit yang Bisa Timbul jika Kebanyakan Mager, Termasuk Penyakit Jantung dan Depresi
Diduga depresi hadapi 3 balita
Lia menambahkan, ibu itu mengakui bahwa dirinya merasa depresi.
A mengaku depresi karena harus mengasuh tiga balita sekaligus setiap harinya.
"Ibunya cerita bahwa dia mengalami depresi. Dia mengalami stres, mengalami kebingungan pada saat dia harus merawat tiga balita sekaligus," tutur Lia.
Berdasarkan keterangan sang ibu, A melakukan aksinya secara tidak sadar.
Ia menceburkan bayinya yang baru berusia tiga bulan karena waktu itu dirinya tengah merasakan kelelahan yang amat parah.
"Karena dia mengalami kelelahan dan capek, kelelahan mengurus bayinya, jadi saat dia melakukan hal itu, dia dalam kondisi enggak sadar," tutur Lia.
"Kemudian di saat yang bersamaan dia sambil teleponan sama temennya, dia sambil bercanda gitu sama mereka. Pada momen itulah dia menceburkan bayi tersebut," lanjut Lia.
Baca juga: Vaksinasi HPV pada Anak Dapat Menyebabkan Kemandulan, Hoaks atau Fakta?
Tak diketahui keluarga

Di lain sisi, Lia menyebut keluarga besar A tak mengetahui bahwa sang ibu mengalami sindrom baby blues.
Aksi viral itu pun dilakukan tanpa sepengetahuan sang suami.
Dugaan penyiksaan itu terjadi di di wilayah Pesanggrahan, Jakarta Selatan, pada awal Oktober 2023.
"Suaminya enggak tahu," kata ia Latifah.
Lia mengaku sudah berkomunikasi dengan orang tua pelaku yang sebelumnya juga tidak mengetahui perbuatan kejam putrinya.
"Waktu kami jelaskan sama ibu kandungnya (pelaku) bahwa ini yang sudah dilakukan putrinya, dia kaget dengan kejadian tersebut," ujar dia.
Komnas PA sempat ingin mengamankan bayi tersebut.
Namun, orang tua pelaku menjamin akan menjaga keselamatan anak-anak pelaku. Tiga tersebut akan diambil alih pengasuhannya.
"Nanti ada tetangganya yang biasa mengasuh anak-anak, itu nanti yang akan dimintai tolong untuk menjaga ketiga cucunya tersebut," tambahnya.
Artikel ini diolah dari Kompas.com dari TribunJakarta
(TribunHealth.com)