TRIBUNHEALTH.COM - Vape dan rokok elektrik disebut-sebut sebagai salah satu cara untuk mengalihkan kebiasaan merokok konvensional.
Sayangnya, penelitian terbaru menyebut bahwa vape tak kalah berbahaya dari rokok konvensional.
Express.co.uk memberitakan, muncul bukti baru yang menyatakan bahwa vape mengandung logam berbahaya dan bahan kimia lainnya dalam jumlah tinggi.
Tentunya hal ini dapat mempengaruhi kesehatan pengguna.
Sebuah studi baru yang diterbitkan dalam jurnal Revista Internacional de Andrología, menemukan bahwa vaping juga dapat berdampak pada kesehatan testis.
Baca juga: Remaja Perokok Bisa Mewariskan Gen Rusak kepada Anaknya Kelak, Jadi Lebih Mudah Terkena Penyakit Ini

Berdasarkan penelitian pada tikus jantan, peneliti menemukan bahwa vaping dapat mengecilkan ukuran testis, menghambat gairah seks, dan menurunkan jumlah sperma.
Tim peneliti mempelajari ukuran testis hewan sebelum dan sesudah terpapar asap rokok dan asap vape.
Temuan mereka mengungkapkan bahwa uap rokok elektrik menurunkan jumlah sperma menjadi 95,1 juta sperma per mililiter dari 98,5 juta per mililiter.
Meski vaping masih membawa dampak negatif, rokok jauh lebih buruk.
Model hewan yang terkena asap rokok memiliki jumlah sperma terendah dari ketiganya, yaitu 89 juta sperma per mililiter.
Selain itu, testis tikus juga berukuran paling kecil dan berbobot paling ringan dibandingkan dengan tikus yang terpapar uap rokok elektrik serta kelompok kontrol.

Baca juga: Tips Menurunkan Berat Badan, Pakar Sarankan Atur Sarapan, Makan Siang, dan Makan Malam Seperti Ini
Para peneliti menulis: “Harus dipertimbangkan bahwa meskipun cairan [rokok elektrik] dianggap tidak berbahaya dalam studi berhenti merokok, hal ini dapat meningkatkan stres oksidatif dan menyebabkan perubahan morfologi pada testis.”
Ini bukan satu-satunya risiko kesehatan yang terkait dengan vape, karena penelitian sebelumnya telah memperingatkan bahwa rokok elektrik juga dapat meningkatkan risiko cedera paru-paru, kesehatan mental yang buruk , dan masalah kesuburan.
Rokok Elektrik atau Vape Sebabkan Radang pada Paru-paru
Diberitakan sebelumnya, berbagai penelitian menemukan bahwa kebiasaan tersebut dapat memiliki efek merusak pada paru-paru, gigi, dan bahkan memori.
Baru-baru ini, sebuah penelitian juga menyimpulkan bahwa pengguna rokok elektrik dapat berisiko mengalami infeksi paru-paru serius atau kondisi pernapasan lainnya melalui vaping.
Baca juga: 6 Cara untuk Mencegah Terjadinya Penyakit Gusi, Berhenti Merokok hingga Gunakan Obat Kumur
Sebuah studi oleh Pusat Medis Wexner Universitas Negeri Ohio di AS, memperingatkan bahwa vaping bahkan dapat menyebabkan bronkitis, radang paru-paru yang sering dikaitkan dengan produk tembakau.
Penderita bronkitis dapat mengalami gejala seperti nyeri dada, mengi, sesak napas dan batuk berdahak.
Meskipun sering kali membaik dalam waktu sekitar tiga minggu, penyakit ini dapat mengakibatkan komplikasi serius seperti pneumonia dan gagal napas, yang keduanya dapat berakibat fatal.
Studi yang dipublikasikan di British Medical Journal menemukan bahwa peserta yang melakukan vape dalam sebulan terakhir 81 persen lebih mungkin mengalami mengi dibandingkan dengan mereka yang tidak pernah menggunakan vape.
Untuk tujuan penelitian, mengi diklasifikasikan sebagai kesulitan bernapas saat berjalan terburu-buru di tanah datar atau berjalan di tanjakan kecil.
Baca juga: 4 Tips Cara Mengatasi Kecemasan: Berhenti Merokok dan Hindari Kopi Sementara Waktu
Lebih mungkin menderita bronkitis

Kelompok ini juga lebih mungkin menderita bronkitis dalam 12 bulan terakhir atau mengalami gejala terkait bronkitis lainnya termasuk batuk setiap hari yang berlangsung selama tiga bulan berturut-turut atau dahak dan hidung tersumbat tanpa pilek.
Yang mengkhawatirkan, peserta yang melakukan vaping lebih lanjut dalam sebulan terakhir memiliki risiko 78 persen lebih besar menderita sesak napas.
Penulis studi Doctor Alanya Tackett, mengatakan: "Studi ini berkontribusi pada bukti yang muncul dari studi manusia dan toksikologi bahwa rokok elektrik menyebabkan gejala pernapasan yang memerlukan pertimbangan dalam regulasi rokok elektrik."
Dapatkan produk kesehatan di sini
(TribunHealth.com/Ahmad Nur Rosikin)