TRIBUNHEALTH.COM - Ibu hamil bisa mengalami tekanan darah tinggi atau hipertensi selama kehamilan.
Bahkan, kondisi ini bisa saja terjadi pada orang yang sebelumnya tidak pernah memiliki riwayat hipertensi.
Terkait hal ini, Dokter Spesialis Kandungan dan Kebidanan RS Nirmala Suri Sukoharjo, dr. Bambang Ekowiyono, Sp.OG, memberikan penjelasan mengenai penyebabnya.
Dia menuturkan, terjadinya hipertensi pada ibu hamil berkaitan dengan pembentukan plasenta.
"Jadi, seorang ibu hamil ini bisa terjadi peningkatan tekanan ini biasanya itu disebabkan oleh karena proses pada plasentasi," katanya ketika menjadi narasumber program Healthy Talk TribunHealth.com.
Baca juga: dr. Zaidul Akbar Imbau untuk Minum Air Kelapa Campur 3 Bahan Ini untuk Mendapatkan Khasiatnya

"Jadi proses pertumbuhan plasenta yang kurang bagus, sehingga menyebabkan pembuluh darah arteri menjadi kecil-kecil sehingga pada seorang ibu hamil yang cenderung dengan manifestasi seorang preeklampsia," paparnya.
Selain itu, adanya faktor lain seperti sejumlah penyakit juga bisa berkontribusi pada terjadinya hipertensi.
"Kemudian faktor yang kedua bisa oleh karena manifestasi memang seseorang itu mempunyai, misalnya diabetes melitus, penyakit metabolik, hipertensi, ataupun penyakit ginjal, itu juga bisa menyebabkan suatu peningkatan tensi pada seorang ibu hamil," pungkasnya.
Baca juga: 5 Menu Sarapan untuk Cegah Lonjakan Gula Darah, Ternyata Penderita Diabetes Tetap Butuh Lemak Sehat
Perlu rutin kontrol tekanan darah

dr. Bambang menjelaskan, ibu hamil diharuskan rutin kontrol tekanan darah.
"Seorang ibu hamil yang tidak terpantau tensinya ini sangat berbahaya sekali," katanya ketika menjadi narasumber program Healthy Talk TribunHealth.com.
"Apalagi kalau memang seorang ibu hamil ini cenderung ke arah suatu preeklampsia."
"Karena seorang ibu hamil yang dengan preeklampsia ini akan bermanifestasi klinis ringan sampai dengan berat."
Kondisi terbilang ringan jika tensi hanya meningkat namun tidak disertai gejala lain.
Meski demikian, preeklampsia juga bisa berat hingga membahayakan janin dan ibu.
Baca juga: Ahli Sebut Makan Telur Bagus untuk Menurunkan Berat Badan, Hilangkan Lemak Perut yang Bikin Buncit

"Kondisi itu misalnya bisa terjadi suatu bengkak... Paling berat ada bisa terjadi suatu eklampsia ataupun kejang," papar dr. Bambang.
"Kemudian komplikasi pada janinnya apa?"
"Komplikasi pada janin bisa terjadi pertumbuhan janin terhambat."
"Jadi kalau seorang ibu hamil tidak memeriksakan diri untuk mengontrol kehamilannya, ini sangat berisiko sekali pada seorang ibu hamil dengan tensi yang tinggi. Karena bisa manifestasi klinis pada seorang ibu dan bakal calon janinnya," tandasnya.
Dapatkan produk kesehatan di sini
(TribunHealth.com/Ahmad Nur Rosikin)