Breaking News:

Hobi Pakai Rokok Elektrik, Tergolong Gaya atau Bahaya?

Rokok elektrik dikenal luas karena bisa membantu para pecandu rokok tembakau untuk berhenti merokok, lalu apakah rokok elektrik aman digunakan?

Penulis: Dhiyanti Nawang Palupi | Editor: Ahmad Nur Rosikin
kompas.com
ilustrasi vape atau rokok elektrik 

TRIBUNHEALTH.COM - Apakah sobat sehat salah satu orang yang suka menggunakan vape alias rokok elektrik?

Rupanya banyak sekali sobat sehat yang menganggap rokok elektrik lebih aman dibanding rokok tembakau.

Sehingga banyak sekali sobat sehat yang beralih ke vape atau rokok elektrik.

Hal ini didasari keyakinan bahwa dapat terhindar dari risiko penyakit jantung dan kanker.

Lalu apakah benar jika penggunaan rokok elektrik lebih aman?

Sebelum mengulas lebih jauh, sebaiknya sobat sehat memahami apa itu vape alias rokok elektrik.

Baca juga: Gairah Seksual Tak Dipengaruhi oleh Perubahan Suhu dan Iklim, tapi Ditentukan oleh Kebugaran Tubuh

Ya, rokok elektrik merupakan salah satu jenis penghantar nikotin elektrik.

Rokok elektrik ini dikenal luas karena bisa membantu para pecandu rokok tembakau untuk berhenti merokok.

Dengan beralih ke rokok elektrik, para pecandu rokok secara perlahan belajar untuk berhenti merokok.

Namun sayangnya, baik rokok tembakau maupun vape sama-sama berbahaya bagi kesehatan tubuh.

2 dari 4 halaman

Sebagai informasi, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menyatakan dengan tegas melarang penggunaan rokok elektrik karena ancaman bahayanya yang dianggap sama dengan rokok tembakau.

Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa rokok elektrik berhubungan langsung dengan penyakit paru-paru, jantung, sistem kekebalan tubuh, kanker, dan otak.

Baca juga: Lucinta Luna Ngaku Hidupnya Hancur Seperti Kotoran & Idap Penyakit Mental hingga Nekat Cukur Rambut

IDI mengeluarkan rekomendasi kepada pemerintah untuk melarang peredaran rokok elektrik karena kandungan yang berbahaya.

Sama seperti rokok konvensional, cairan rokok elektrik mengandung nikotin, bahan karsinogenik, dan toksik.

Bahan-bahan yang terkandung di dalam rokok elektrik seperti glikol, gliserol, alkanal, formaldehida, dan logam dapat merusak paru-paru, sistem ekskresi, dan sel-sel di dalam tubuh.

ilustrasi rokok elektrik
ilustrasi rokok elektrik (kompas.com)

BPOM atau Badan Pengawas Obat dan Makanan sendiri telah melakukan studi terkait rokok elektrik pada 2015 dan 2017.

Studi menghasilkan rekomendasi rokok elektrik menimbulkan dampak negatif lebih besar dibandingkan potensi manfaat bagi kesehatan masyarakat.

Kandungan e-liquid dan uap rokok elektrik dapat berakibat negatif untuk kesehatan.

BPOM sendiri belum memiliki kewenangan terhadap peredaran rokok elektrik atau rokok elektrik.

Oleh karena itu, regulasi yang lebih jelas lagi terhadap penggunaan rokok elektrik sama halnya dengan rokok konvensional.

Baca juga: Prediksi BMKG Soal Kapan Kemarau Berakhir dan Kapan Musim Hujan 2023

3 dari 4 halaman

Dilansir dari laman yankes.kemkes.go.id, ada beberapa bahaya penggunaan vape atau rokok elektrik, antara lain:

1. Dampak pada paru-paru

Salah satu bahaya utama penggunaan rokok elektrik adalah potensi kerusakan paru-paru.

Cairan yang digunakan dalam rokok elektrik sering mengandung nikotin, propilen glikol, dan berbagai bahan kimia lain yang dapat mengiritasi paru-paru.

Penggunaan jangka panjang dapat menyebabkan peradangan, gangguan fungsi paru-paru, dan kondisi serius seperti bronkitis kronis atau penyakit paru obstruktif kronis (PPOK).

2. Ketergantungan dan nikotin

Banyak rokok elektrik mengandung nikotin, yang menyebabkan ketergantungan.

Penggunaan rutin nikotin dapat menyebabkan toleransi, di mana pengguna membutuhkan jumlah nikotin yang lebih tinggi untuk mendapatkan efek yang sama.

Ini dapat menyebabkan kecanduan yang lebih dalam dan sulit berhenti.

Baca juga: Beli Elpiji 3 Kg Mulai 1 Januari 2024 Wajib Bawa KTP, Simak Cara dan Syarat Pendaftaran

3. Risiko pada remaja

4 dari 4 halaman

Rokok elektrik sering kali menarik bagi remaja karena berbagai rasa yang menarik dan desain yang stylish.

Namun, penggunaan rokok elektrik pada remaja dapat menyebabkan gangguan perkembangan otak, kerusakan fungsi paru-paru, dan meningkatkan risiko mereka untuk kecanduan nikotin.

4. Bahan kimia berbahaya

Studi telah menemukan bahwa beberapa cairan rokok elektrik mengandung bahan kimia berbahaya, seperti senyawa organik volatil, logam berat, dan partikel ultrafine.

Paparan terus-menerus terhadap bahan kimia ini dapat menyebabkan masalah kesehatan jangka panjang.

Baca juga: Imbas Video Tertawakan Proses Upacara HUT RI ke-78, Mayang Lucyana Resmi Dilaporkan ke Polisi

5. Ledakan dan kebakaran

Rokok elektrik yang menggunakan baterai memiliki risiko potensial ledakan dan kebakaran jika baterai mengalami kerusakan atau digunakan secara tidak tepat.

6. Pengaruh terhadap kesehatan mental

Penggunaan rokok elektrik, terutama pada tingkat tinggi, telah dikaitkan dengan masalah kesehatan mental seperti kecemasan dan depresi.

Baca juga: Udara Dingin Tidak Meningkatkan Gairah Seksual, Dokter: Justru Membuat Seseorang Depresi

7. Pengenalan rokok pada non-perokok

Adanya berbagai rasa yang menarik pada rokok elektrik dapat mempengaruhi orang yang tidak merokok untuk mencoba rokok elektrik, dan pada akhirnya, meningkatkan risiko mereka untuk mulai merokok tembakau.

Penting untuk diingat bahwa risiko kesehatan yang terkait dengan rokok elektrik masih menjadi bidang penelitian aktif, dan penelitian lebih lanjut sedang dilakukan untuk memahami efek jangka panjang dari penggunaan rokok elektrik.

Klik di sini untuk mendapatkan referensi vitamin guna meningkatkan daya tahan tubuh.

(Tribunhealth.com)

Baca berita lainnya di sini.

Selanjutnya
Tags:
Tribunhealth.comrokok elektrikVape
BERITATERKAIT
KOMENTAR

BERITA TERKINI

berita POPULER

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved