TRIBUNHEALTH.COM - Sosok Habib Umar bin Hafidz viral dan menjadi pembicaraan di media sosial.
Pasalnya, ulama karismatik asal Yaman itu tengah berkunjung ke Indonesia.
Habib Umar dijadwalkan untuk berdakwah di beberapa kota di tanah air.
Salah satunya, di Stadion Gelora Joko Samudro, Selasa (22/8/2023).
Sebelumnya, Habib Umar juga sempat mengisi acara di Masjid Istiqlal.
Sontak potongan video acara tersebut banyak tersebar di media sosial.
Baca juga: Ingin Sehat? dr. Zaidul Akbar Anjurkan untuk Berhenti Konsumsi 5 Jenis Makanan Berikut
Sosok Habib Umar

Kompas.com memberitakan, Habib Umar bin Hafidz adalah seorang ulama terkemuka dari Yaman.
Ia lahir dari keluarga ulama berpengaruh dan masih keturunan Nabi Muhammad dari Husain bin Ali.
Pengaruh Habib Umar bin Hafidz tidak hanya terbatas di Yaman, tetapi sampai di Indonesia.
Bahkan habib Umar bin Hafidz bahkan telah berdakwah di Indonesia sejak 1994, sebagaimana diberitakan Kompas pada 2022 silam.
Baca juga: dr. Zaidul Akbar Bagikan Tips Jaga Pencernaan dengan Konsumsi Jeruk Nipis Dicampur Bahan Ini
Mulai mengajar di usia 15 tahun
Habib Umar bin Hafidz lahir di Tarim, Hadramaut, Yaman, pada 27 Mei 1963.
Ia berasal dari keluarga ulama berpengaruh, di mana sang ayah yang bernama Muhammad bin Salim bin Hafiz adalah seorang mufti di Tarim.
Karena itu pula, sejak kecil Habib Umar telah dibimbing untuk menghafal Al Quran dan belajar banyak ilmu Islam dari keluarganya sendiri.
Selain itu, Habib Umar juga belajar di bawah bimbingan banyak habib terkemuka.
Habib Umar sudah dipercaya untuk mengajar pada usia 15 tahun.
Kendati demikian, hal itu masih dibarengi dengan belajar dari para gurunya.
Baca juga: dr. Zaidul Akbar Bagikan Tips untuk Menutrisi Otak, Konsumsi Kacang-kacangan Jenis Ini
Perjalanan dakwah

Pada 1981, ketika usianya 17 tahun, Habib Umar bin Hafidz pindah ke Kota Al-Bayda.
Pasalnya sempat ada kekacauan di Tarim akibat persekusi yang dilakukan oleh rezim komunis kepada para ulama.
Di Al-Bayda, Habib Umar masih terus belajar kepada guru baru sambil melakukan dakwah.
Di kota ini, dakwah Habib Umar dapat dilakukan secara lebih leluasa.
Ia pun membuat forum kajian yang menarik perhatian para pemuda di Kota Al-Bayda, Al Hudaydah, dan Ta'izz.
Selama tinggal di Al-Bayda, Habib Umar secara rutin pergi ke Ta'izz dan Hijaz di Arab Saudi untuk belajar kepada para habib terkemuka.
Setelah jatuhnya rezim komunis pada 1990 yang membuat Yaman Utara dan Selatan bersatu, Habib Umar sempat kembali ke Tarim.
Namun, ia akhirnya memilih tinggal di Salalah selama satu tahun, sebelum akhirnya pindah ke Ash Shihr.
Habib Umar bin Hafidz kembali ke kampung halamannya di Tarim pada 1994.
Ia kemudian mendirikan pondok pesantren Darul Mustafa, yang menarik minat para santri dari Tarim dan beberapa wilayah Yaman.
Berikutnya, tak sedikit santri dari Asia Tenggara yang juga memilih menuntut ilmu di Darul Mustafa.
Baca juga: dr. Zaidul Akbar Bagikan Tips Meningkatkan Mood dengan Cara Berikut, Mudah Dilakukan Setiap Hari
Dakwahnya mendunia

Dengan semakin banyaknya santri, akhirnya dibuka Darul Zahra pada 2001 bagi santri perempuan.
Selain itu, Darul Mustafa juga membuka cabang di beberapa kota di Yaman dan Asia Tenggara.
Seiring dengan berkembangnya pesantren Darul Mustafa, Habib Umar juga semakin aktif melakukan dakwahnya secara global.
Wilayah dakwahnya tidak hanya terbatas di negara-negara Arab dan Timur Tengah, tetapi juga sejumlah negara Eropa, Australia, dan Asia Tenggara.
Di Indonesia, Habib Umar bin Hafidz telah melakukan dakwah rutin sejak 1994.
Habib Umar bahkan merintis lahirnya Majelis Al-Muwasholah Bayna Ulama Al Muslimin atau Forum Silaturrahmi antarulama, yang membuat intensitas kedatangannya semakin sering.
Selain berdakwah di berbagai kota seperti Jakarta, Bandung, Cirebon, hingga Kalimantan, Habib Umar juga mengajar di pondok pesantren Nahdlatul Ulama (NU).
*Sumber: Kompas.com/Widya Lestari Ningsih
(TribunHealth.com)