lihat foto
TRIBUNHEALTH.COM - Ingin bergaya meski ekonomi biasa-biasa aja, seorang pasangan suami istri kompak melakukan hal tak terduga.
Pasutri ini rela menjual anak kandung demi membeli ponsel iPhone.
Sontak kenekatan mereka ini langsung menjadi pembicaraan.
Dilansir TribunTrends.com dari mStar pada Sabtu, 29 Juli 2023, pasangan suami istri tersebut berasal dari West Bengal, India.
Mereka adalah Sathi dan Jaydev.
Keduanya telah dikaruniai seorang anak yang usianya baru 8 bulan.
Sathi dan Jaydev dikenal sebagai pasutri yang hidup pas-pasan.
Baca juga: Lebih Mahal dari iPhone Terbaru, Harga iPhone 2007 Naik Ratusan Kali Lipat, Laku Rp 2,8 Miliar
Namun kehidupan mereka menjadi sorotan ketika membeli barang mewah.
Sathi dan Jaydev tiba-tiba memiliki iPhone, yang memang dikenal memiliki harga jauh lebih mahal dari ponsel pada umumnya.
Tak hanya itu, mereka memamerkan iPhone barunya dengan membuat video di sekeliling kampung.
Perubahan yang mencolok tersebut membuat warga curiga.
Warga lantas bertanya mengenai asal usul iPhone Sathi dan Jaydev.
Apa lagi warga mulai curiga dengan keberadaan sang anak yang kini tak pernah terlihat lagi.
Sathi dan Jaydev akhirnya membuat pengakuan mengejutkan.
Baca juga: Berawal dari Salah Nomor, Wanita Ini Justru Menemukan Jodohnya, Tak Percaya Dilamar Orang Asing
Keduanya mengaku telah menjual sang anak, darah daging mereka sendiri.
Warga yang syok mendengar hal itu langsung lapor polisi.
Sathi dan Jaydev kemudian ditangkap dan ditahan.
Selain kasus menjual anak demi iPhone, keduanya juga terjerat penyalahgunaan narkoba.
Di sisi lain, anak Sathi dan Jaydev berhasil ditemukan.
Ia ternyata dijual kepada seorang wanita di daerah Khardah.
Saat ini penyelidikan masih berlangsung.
Berita Viral Lain dari India: HP Terjatuh, Pejabat Ngotot Kuras Bendungan hingga Berhari-hari, Akhirnya Ketemu tapi Rusak
Aksi tak biasa dilakukan oleh seorang pejabat yang nekat menguras bendungan demi menemukan HP miliknya yang terjatuh.
Akibat tindakan ini, pejabat di India itu harus menghadapi hukuman berupa skors dari pekerjaannya.
Dia juga menjadi sorotan nasional karena membuang-buang air, padahal di India air termasuk komoditas yang berharga.
Pejabat itu, Rajesh Vishwas, 32, sedang berpiknik dengan teman-temannya di India Tengah pada 21 Mei, dilansir TribunHealth.com dari NY Times.
Namun dia tak sengaja menjatuhkan Samsung Galaxy S23 Ultra miliknya ke waduk Paralkot di Negara Bagian Chhattisgarh, tempat dia tinggal.
Hp miliknya bisa dibilang sebagai model baru, dan Vishwas bersikeras harus menemukan ponselnya.
Baca juga: Saking Viralnya, Orang Malaysia Harus Antre 7 Jam untuk Mencicipi Jajanan Ini, Pengelola Kewalahan
Awalnya, beberapa penduduk desa yang dia kenal menghabiskan dua hari menyelam di waduk dalam upaya untuk mengambil telepon itu, kata Vishwas kepada surat kabar The Indian Express.
Tidak keberuntungan belum berpihak.
Jadi dia menyewa pompa diesel dan mengalirkan air sekitar tiga kaki selama dua hari berikutnya.
Menurut beberapa perkiraan, air yang dipompa itu cukup untuk mengairi 1.500 hektar lahan pertanian.
Vishwas berkata bahwa dia telah menerima "izin lisan" dari RC Dhivar, seorang pejabat di Departemen Sumber Daya Air setempat, untuk mengalirkan air setinggi tiga atau empat kaki.
Dhivar mengatakan bahwa melakukan hal itu “sebenarnya akan menguntungkan para petani,” kata Tuan Vishwas kepada NDTV .
Namun Priyanka Shukla, seorang pejabat tinggi setempat, mengatakan dalam sebuah wawancara pada hari Sabtu bahwa Vishwas tidak memiliki wewenang untuk mengalirkan air.
Baca juga: Siswa SMP di Majalengka Terpaksa Belajar di Pelataran Masjid, Ruang Kelas Habis Terbakar Api
Berbuah hukuman
Pejabat itu pada akhirnya dapat menemukan kembali ponsel tersebut meski dalam keadaan rusak.
Setelah aksinya ini menjadi berita utama di seluruh negeri, dia untuk sementara dicopot dari jabatannya karena telah "menyalahgunakan posisinya".
Air berharga di India
India, yang merupakan salah satu negara yang paling kekurangan air di dunia, telah mengalami beberapa gelombang panas dan kekeringan besar dalam beberapa tahun terakhir.
Mereka adalah pengingat yang jelas tentang betapa sangat rentannya bangsa ini terhadap dampak pemanasan global.
Tuan Vishwas memberi tahu The Indian Express bahwa laporan berita tentang operasi pengambilan teleponnya terlalu dibesar-besarkan.
Ia juga mengatakan waduk Paralkot tidak digunakan untuk irigasi.
Tapi Ms. Shukla, seorang hakim distrik di daerah itu, mengatakan bahwa para petani setempat mengandalkannya untuk mengairi ladang mereka.
“Dia akan menghadapi konsekuensi karena menguras air, dan ini tidak akan ditoleransi,” tambahnya.
Dapatkan produk kesehatan di sini
(TribunHealth.com/Ahmad Nur Rosikin)
