TRIBUNHEALTH.COM - Aria Naizar Syaputra (12) viral di media sosial karena berjualan tahu bulat dengan berjalan keliling.
Aria bahkan harus berhenti sekolah untuk berjualan agar mendapatkan uang.
Semua itu dia lakukan demi membiayai cuci darah sang ibu, Susan, yang didiagnosis gagal ginjal.
Aria bahkan harus berjalan berkilo-kilometer demi mendapatkan uang untuk dibawa pulang.
Dilansir TribunHealth.com dari TribunJabar.id, berikut ini fakta-faktanya.
Baca juga: Sosok Tribrata Putra Sambo, Anak Ferdy Sambo yang Lolos Seleksi Akpol 2023, Teruskan Jejak Ayah
Ayah minggat
Kenyataan pahit harus dihadapi anak berusia 12 tahun itu.
Sang ayah pergi menelantarkan dia dan keluarga, padahal sang ibu sedang sakit dan harus cuci darah dua kali dalam seminggu.
Selain itu ada juga adik perempuan yang duduk di kelas 3 SD yang menjadi tanggungan.
Akibatnya, Aria terpaksa harus berhenti sekolah dan jualan tahu bulat keliling yang diambilnya dari produsen.
Baca juga: Sudah Sukses, Model Terkenal Tak Gengsi Jualan Sayur, Rela Kotor Demi Keluarga: Awalnya Sempat Malu
Penghasilan kurang dari Rp100 ribu per hari
Penghasilan Aria tak seberapa.
Dia hanya bisa meraup kurang dari Rp 100 ribu per hari.
Namun hal itu tetap dia lakukan demi memenuhi kebutuhan hidup serta pengobatan ibu yang tidak ditanggung BPJS.
Tiap kali berjualan, Aria harus melewati rute Puskesmas Cihaurbeuti, Kabupaten Ciamis, Puskesmas Jamanis, Puskesmas Panembong, dilanjutkan hingga Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Soekardjo di Kota Tasikmalaya.
Baca juga: MPLS atau Ospek SMP di Sukabumi Memakan Korban, Seorang Siswa Tewas Tenggelam di Sungai
Pemerintah turun tangan
Mendengar kabar ini, Pemerintah Jawa Barat turun tangan.
Uu Ruzhanul Ulum menyambangi kediaman Aria di Kampung Mekarsari, Desa Manggungjaya, Kecamatan Rajapolah, Kabupaten Tasikmalaya, Selasa (25/7/2023).
Kehadiran Uu Ruzhanul untuk memberikan bantuan sekaligus memastikan bahwa Aria telah kembali bersekolah.
"Hal ini sebagai bentuk responsif pemerintah datang kepada masyarakat yang memang butuh perhatian," ungkap Uu Ruzhanul.
Aria berhasil dibujuk oleh pihak kecamatan dan desa setempat agar yang bersangkutan mau sekolah lagi di bangku kelas enam SD.
"Aria diinformasikan sementara waktu tidak sekolah, padahal usia sekolah karena ia menjadi tulang punggung ekonomi keluarga," kata Uu.
"Emaknya sakit, ia juga punya adik dan emaknya harus berobat. Dia mungkin berpikir bagaimana caranya bangkit untuk mencari uang karena berobat butuh uang hingga dia memutuskan berhenti sekolah," tuturnya.
(TribunHealth.com)