TRIBUNHEALTH.COM - Ospek atau yang kini bernama kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) di SMPN 1 Ciambar, Sukabumi, jawa Barat, memakan korban.
Seorang siswa berinisal MA (13) tewas tenggelam di sungai pad Sabtu (22/7/2023).
Terkait hal ini pihak berwajib telah melakukan penyelidikan.
Dokter forensik dari RSUD Sekarwangi juga sudah melakukan autopsi.
Dilansir TribunHealth.com dari TribunJabar.id, berikut ini kronologinya.
Baca juga: Nekat Berenang di Sungai, 3 Siswi SMP di Sumsel Meninggal Tenggelam, Polisi: Sudah Diingatkan Warga
Tenggelam saat kegiatan MPLS
Kapolsek Nagrak Iptu Teguh P Hidayat menjelaskan kronologi kejadian kepada TribunJabar.id.
Teguh menuturkan, MA merupakan siswa baru SMPN 1 Ciambar yang awalnya mengikuti kegiatan sekolah berupa MPLS selama empat hari mulai hari Senin hingga Jumat.
"Pas waktu kejadian hari Sabtu (22/07/2023) ada kegiatan di luar sekolah ada hiking dan tenggelamnya korban di masa waktu santai Isoma (Istirahat makan solat). Dari hasil pemeriksaan tidak ada yang memerintahkan siswa untuk berenang," ucapnya.
Saat disinggung adakah kelalaian pihak sekolah, terkait pengawasan saat berlangsungnya MPLS, Teguh menyebut pihaknya belum bisa memastikannya.
"Untuk itu kami belum bisa menerangkan lebih lanjut. Karena penanganan selanjutnya dilakukan oleh Satreskrim Polres Sukabumi," ucapnya.
Saat disinggung kematian MA, apakah masih dalam rangkaian MPLS, Teguh memastikan, peristiwa tenggelamnya MA masih dalam rangkaian acara MPLS sekolah.
"Masih dalam rangkaian kegiatan MPLS," tandas teguh.
Kanit Reskrim Polsek Nagrak, Aipda Ariek Derliboy menjelaskan siswa melakukan kegiatan di sekitar sungai sejak pukul 08.00 WIB dan kejadian tenggelamnya korban pada pukul 12.00 WIB.
Baca juga: Gara-gara Nasi Kotak Pemberian Anggota DPRD, Ratusan Warga Cimahi Keracunan, Sampai Dirujuk ke RS
Kadisdik: sudah di luar kegiatan MPLS
Berbeda dengan kepolisian, Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Sukabumi, Jujun Junaeni, sempat menyebut insiden ini terjadi di luar MPLS.
ujun menyebut bahwa korban terpisah dari rombongan siswa SMPN 1 Ciambar saat melakukan hiking.
Namun baru-baru ini Jujun menjelaskan bahwa perbedaan ini hanya masalah sudut pandang saja.
Ia menuturkan bahwa berdasarkan kalender pendidikan, MPLS hanya berlangsung sampai hari Jumat dan dilanjutkan kegiatan pengenalan Kepramukaan.
"Jadi sebenarnya cara pandangnya saja yang berbeda, kami punya kalender pendidikan, bahwa untuk kalender pendidikan itu tiga hari sampai hari Jumat itu adalah hari MPLS, dilanjutkan dengan di kalender pendidikan itu pengenalan kepramukaan, selanjutnya pembelajaran seperti biasa," kata Jujun via telepon, Senin (24/7/2023).
Baca juga: Sudah Sukses, Aktor Ini Ulangi Pesta Pernikahan setelah 20 Tahun: Dulu Sederhana, Kini Super Mewah
Jujun mengatakan, dirinya tidak bisa mengomentari lebih lanjut jika hiking itu dianggap masuk dalam rangkaian kegiatan MPLS.
"Jadi, sekali lagi kalau pun itu dianggap rangkaian dari MPLS, saya tidak bisa mengomentari pendapat yang dilakukan oleh pihak lain, karena cara pandang dan sudut pandanganya tentu berbeda. Tapi, kami hanya menjawab berdasarkan apa yang sudah ada di kalender pendidikan kami," katanya.
Menurutnya, hiking itu dilakukan oleh pihak sekolah SMPN 1 Ciambar karena sudah rutin dilaksanakan dari tahun ke tahun.
"Betul, karena kalau pun ada perbedaan cara pandang sekali lagi kami sangat menghargai apa yang menjadi cara pandang dan sudut pandang pihak lain. Karena kita tidak bisa menyalahkan apa yang menjadi analisa dari berbagai macam pihak, karena posisinya dan sudut pandang berbeda," ujar Jujun
Ambil sampel paru-paru untuk pemeriksaan lab
Makam MA dibongkar sekitar pukul 08.00 WIB di Kampung Selaawi, Desa Cibunarjaya, Kecamatan Ciambar.
Dokter Forensik RSUD Sekarwangi, Sukabumi dr Arif Wahyono mengatakan, dalam autopsinya itu ia mengambil sampel untuk pemeriksaan laboratorium.
"Sampel yang saya bawa adalah paru-paru untuk diperiksa di laboratorium," ujarnya, kepada Tribunjabar.id.
Mengenai adanya dugaan kekerasan dalam tubuh korban, Arif tidak bisa menjelaskannya.
"Saya belum bisa sampaikan, itu penyidik yang menyampaikan. Nanti tanya ke penyidiknya," tuturnya.
Ia mengaku dalam pemeriksaan jenazah korban tidak mengalami kendala.
"Tadi pemeriksaan sekitar dua jam. Tidak ada (kendala) biasa saja," kata Arif.
(TribunHealth.com, TribunJabar.id)