TRIBUNHEALTH.COM - Cuka sari apel diperoleh dari apel yang dihancurkan, disuling, dan difermentasi.
Biasanya cuka sari apel dikonsumsi dalam jumlah kecil untuk mendapatkan beberapa manfaat kesehatan yang ditawarkannya karena tingginya kadar asam asetat dan senyawa lainnya.
Namun, sama seperti makanan populer lainnya, cuka sari apel memiliki beberapa mitos yang terkait dengannya.
Dilansir TribunHealth.com dari Times of India berikut ini fakta dan mitos seputar cuka sari apel.
Baca juga: Dokter Jelaskan Buah Apel Bermanfaat untuk Mengurangi Tekanan Darah Tinggi
Punya efek samping

Apapun jika dikonsumsi secara berlebihan pasti akan memberikan efek negatif bagi tubuh, terlepas dari manfaat kesehatan yang ditawarkannya.
Pertama, seseorang tidak boleh mengonsumsi cuka sari apel tanpa mengencerkannya.
Kedua, mengonsumsi banyak cuka sari apel dapat menurunkan kadar potasium.
Baca juga: 4 Buah Berikut Cocok untuk Radang Sendi karena Tinggi Potasium, Salah Satunya Buah Pisang
Dapat cegah kanker?

Jangan percaya dengan mitos-mitos seperti itu, apalagi jika berhadapan dengan penyakit yang mengancam jiwa seperti kanker.
Meskipun Anda akan menemukan karya penelitian yang mengatakan cuka sari apel menghambat pertumbuhan sel kanker, ada beberapa faktor lain yang terkait dengannya.
Jika curiga mengalami kanker, cara terbaik adalah melakukan pemeriksaan ke dokter dan melakukan pengobatan medis.
Baca juga: 5 Penyebab Kanker yang Paling Sering Diremehkan, Termasuk Obesitas dan Makanan Ultraproses
Mitos: Cuka sari apel dapat menurunkan kolesterol

Lagi-lagi mitos ini bermula dari beberapa penelitian yang menemukan bahwa konsumsi cuka sari apel menurunkan kadar kolesterol.
Namun, sebagian besar penelitian dilakukan pada hewan.
Jangan mengandalkan cuka jika Anda memiliki masalah kolesterol.
Konsultasikan dengan dokter Anda dan dapatkan perawatan yang sama.
Minum obat dan ubah gaya hidup Anda untuk mengendalikan kolesterol.
Dapatkan produk kesehatan di sini
(TribunHealth.com/Ahmad Nur Rosikin)