Breaking News:

Trend dan Viral

Bunuh Siswa SMK di Bogor, Ibu Tukul Nangis dan Sujud di Kaki Ayah Korban: Nyesel Punya Anak Tukul!

Ibu tersangka, Tukul langsung nangis dan bersujud saat pertama kalinya bertemu dengan keluarga Arya Saputra.

Penulis: dhiyanti.nawang | Editor: dhiyanti.nawang
TribunTrends.com
Ibu Tukul sujud di kaki ayah korban 

TRIBUNHEALTH.COM - Sebelumnya publik sempat dihebohkan dengan peristiwa pembacokan Arya Saputra yang merupakan siswa SMK di Bogor.

Ibu tersangka, Tukul langsung nangis dan bersujud saat pertama kalinya bertemu dengan keluarga Arya Saputra.

Diketahui, tidak banyak yang bisa diucapkan ibu Tukul saat pertama kali bertemu dengan keluarga Arya Saputra.

Baca juga: Pertamax Resmi Turun Harga, Ini Harga Terbaru BBM Pertamina, Shell hingga BP per 1 Juni 2023

Terlihat Ibu Tukul hanya bisa menangis dan bersujud di kaki ayah Arya Saputra sambil meminta maaf.

Pasalnya ibu Tukul juga mengaku menyesal memiliki anak seperti putranya tersebut.

Momen tersebut terlihat saat persidangan di Pengadilan Negeri Kota Bogor, Rabu (31/5/2023).

Ibu Tukul terlihat memakai baju gamis ungu dengan kerudung hitam.

Baca juga: SOSOK Pelatih Silat di Klaten yang Tendang Siswa SMP hingga Tewas, Polisi Tak Tahan Tersangka

Sementara ayah Arya, memakai kemeja lengan pendek motif kotak-kotak.

Ibu Tukul nangis sujud di kaki Ayah korban
Ibu Tukul nangis sujud di kaki Ayah korban (TribunTrends.com)

Dikutip Tribunhealth.com dari laman TribunTrends.com sidang Tukul kasus pembacokan siswa SMK Bogor digelar secara tertutup di Ruang Tirta PN Kota Bogor.

Sidang perdana Tukul dengan agenda pembacaan dakwaan pertama.

2 dari 4 halaman

Setelah ayah Arya, Rojai, memberi kesaksian, ibu Tukul langsung mencegatnya di pintu.

Seketika Nur langsung berlutut menangis meminta maaf.

Baca juga: Gadis SMA Berzina dengan Pengangguran di Aceh, Awalnya Nolak Tapi Seminggu Bisa 3 hingga 4 Kali

"Baru pertama kali ketemu keluarganya Tukul," kata Rojai.

Rojai menuturkan bahwa sebelumnya tak ada satu orang pun keluarga Tukul yang datang padanya untuk meminta maaf.

"Saya belum pernah ketemu dan keluarga Tukul pun tidak datang ke rumah saya untuk minta maaf," katanya.

Meski ibu Tukul berlutut meminta maaf, namun hal tersebut tak cukup bagi Rojai.

"Masih belum lega, putusan hukumannya kan belum jelas," kata Rojai.

Sementara Nur, ibu eksekutor pembacokan siswa SMK Bogor, menerangkan ia sudah meminta maaf pada keluarga Arya Saputra.

Baca juga: Peringatan Hari Lahir Pancasila 1 Juni 2023, Ini Ucapan yang Cocok Dibagikan di Sosial Media

"Saya minta maaf pada keluarga Arya di ruang sidang," kata Nur.

Ia bahkan berucap menyesal memiliki anak seperti Tukul alias ASR.

3 dari 4 halaman

"Bener-bener nyesel punya anak kayak gini," kata Nur.

Tukul pembunuh Arya Saputra, siswa SMK di Bogor
Tukul pembunuh Arya Saputra, siswa SMK di Bogor (TribunTrends.com)

Nur bercerita ia merasa takut untuk datang ke keluarga Arya Saputra.

"Takut ibu pak, takut langsung minta maaf mah," katanya.

Ia mengatakan ingin didampingi untuk datang ke rumah Arya Saputra, korban pembacokan oleh Tukul.

"Pengennya didampingi, takut," kata Nur.

Baca juga: KPK Sita Aset Milik Rafael Alun Trisambodo: Kendaraan hingga Sejumlah Properti

'Gak Tenang' Bunuh Arya, Tukul Dihantui Bersalah, Bingung Dukun Tak Bisa Bantu, Pilih Salat & Puasa

Sebelum ditangkap, Tukul mengaku pelariannya selalu dihantui rasa bersalah.

Demi terbebas dari rasa bersalah, Tukul ternyata sempat mendatangi dukun di Cianjur.

Namun usahanya gagal, rasa bersalah itu masih terus menghantuinya.

Dari Cianjur, Tukul bergerak ke Yogyakarta dengan modal nekat.

4 dari 4 halaman

Tak membawa bekal apapun, Tukul hanya membawa satu baju yang ia kenakan sepanjang hari.

Untuk bertahan hidup Yogyakarta, Tukul pun melakukan berbagai cara.

Mulai dari mengamen hingga bekerja di warung.

Baca juga: Kim Jong Un, Diktator Korea Utara Penjarakan Balita Seumur Hidup, Terungkap Ini Alasannya

Sehari-hari ia tinggal di terminal dan kadang tidur di masjid.

Uang hasil mengamen ia gunakan untuk makan dan membeli baju bahkan ponsel bekas.

Dengan ponsel tersebut, Tukul pun menghubungi teman-temannya untuk meminjam uang.

Ia juga mencari lowongan pekerjaan melalui Facebook dengan ponselnya itu.

Meski masih bisa menghirup udara bebas, Tukul nyatanya selalui dihantui rasa bersalah terhadap Arya.

"Gak pernah tenang pengakuannya seperti itu," kata Anggota Ops Jatantras Polresta Bogor Kota Briptu Heru Setiaji yang ikut menangkap Tukul, Jumat (12/5/2023).

Pasca kejadian tersebut, Tukul mencoba mendekatkan diri kepada Tuhan dan berusaha ber taubat.

Mendiang Arya Saputra
Mendiang Arya Saputra (TribunTrends.com)

Bahkan selama bulan Ramadhan, Tukul tak pernah bolong ber puasa.

"Gak pernah batal dia puasanya. Full satu bulan penuh," tambah Heru.

Bukan hanya rajin berpuasa, lanjut Heru, Tukul juga tidak pernah meninggalkan sholat lima waktu dalam pelariannya tersebut.

Saat dicek, ponsel yang digunakan Tukul selama di Yogyakarta pun dipenuhi konten-konten Islami.

"HP-nya itu isinya doa-doa taubat," ungkap Heru lagi.

Saat ditangkap, Tukul pun terlihat menahan tangis dan teringat akan keluarganya.

"Mau nangis, cuman dia tahan padahal matanya sudah berkaca-kaca. Dia ingat keluarganya terus," tutur Heru Setaji.

Sebelum ditangkap, kehidupan Tukul di Yogyakarta sangat mengkhawatirkan.

Siswa kelas XI itu pun mengaku setiap harinya hanya makan satu kali dengan alasan mengirit uang.

Untuk menyiasati keuangannya itu, Tukul pun ber puasa seharian penuh dan baru makan pada malam hari sebelum tidur.

Baca juga: Seorang Ibu di Balikpapan Paksa Kedua Anaknya Ngemis dan Jual Tisu, Anak Dianiaya Jika Menolak

"Alasan dia kabur ke Yogya itu kan emang hidupnya murah di Yogya.

Nah emang benar kan Yogya biaya hidupnya murah.

Tapi, Tukul ngirit uangnya.

Dia bisa sehari cuman makan sekali.

Itu juga waktu malam," ungkap Heru lagi.

Saat ditangkap oleh polisi, Tukul pun masih berusaha mengelabui polisi dengan mengaku bernama Dian.

Polisi yang menangkap Tukul awalnya sedang ingin makan di warung tempat Tukul bekerja.

"Kita mau makan disitu kebetulannya.

Dan kita emang mau nyari daerah situ.

Saya minta menu kan waktu itu.

Yang nganter menunya ini si Tukul.

Kita kenal saat itu," kata Heru.

Sadar bahwa itu adalah Tukul, ia pun langsung memanggilnya dengan nama asli.

"Saya panggil aja langsung kan.

Agi kata saya.

Kamu Agi kan. Dia (Tukul) saat itu pura-pura dingin.

Tapi, gerakannya kaya yang kaget gitu," jelas Heru.

Tak langsung mengaku, Tukul berkilah bahwa ia adalah pelaku pembacokan yang menewaskan Arya.

"Bukan.

Saya bukan Agi.

Saya Dian.

Ngakunya ke saya gitu awalnya kan.

Tapi, saya yakin itu adalah Tukul," ungkap Heru.

Baca juga: Lakukan Foreplay sebelum Berhubungan Seksual, Bisa Tingkatkan Kualitas Sperma hingga Hilangkan Stres

Meski sempat berkilah, Tukul pun akhirnya mengakui identitas aslinya.

"Kami mengenalinya lewat foto yang kami terima.

Tapi, awalya Tukul idak mengakui. Akhirnya dia ngaku bahwa dia adahal Agi atau Tukul," jelas Heru.

Tukul pun pasrah dan tidak melakukan perlawanan apapun ditangkap di warung makan tersebut.

"Pasrah aja dia. Bahkan, tidak melakukan perlawanan apapun saat itu. Langsung aja tanpa pikir panjang kita langsung bawa Tukul ini kedalam mobil," ungkap Heru.

Klik di sini untuk mendapatkan referensi makanan kaya serat yang bergizi.

(Tribunhealth.com/DN)

Baca berita lainnya di sini.

Selanjutnya
Tags:
Tribunhealth.comArya Saputrapembacokansiswa SMKBogoribuTukulYogyakartakasus pembacokan siswa SMK Bogor Museum PETA
BERITATERKAIT
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved