TRIBUNHEALTH.COM - Trigliserida adalah sejenis lemak atau lipid yang ditemukan dalam darah.
Lemak ini terbentuk dari kalori yang tidak dibutuhkan oleh tubuh, dilansir Tribunhealth.com dari Times of India.
Saat makan, kalori apa pun yang tidak dibutuhkan tubuh akan diubah menjadi trigliserida.
Ini kemudian disimpan dalam sel lemak dan digunakan sebagai energi di antara dua kali makan berturut-turut.
Kisaran normal trigliserida dalam tubuh adalah kurang dari 150 miligram per desiliter.
Jika kadar trigliserida lebih dari itu, maka patut diwaspadai karena bisa menyebabkan berbagai macam penyakit.
Baca juga: Gejala Kolesterol Dapat Diamati di Wajah, Muncul Benjolan Lembut di Sekitar Mata

"Pemantauan kadar trigliserida membantu dalam menilai kesehatan kardiovaskular individu dan mengidentifikasi faktor risiko potensial, membantu dalam penilaian risiko awal, memberikan gambaran komprehensif tentang profil lipid seseorang," kata Dr. Bimal Chhajer, mantan konsultan di AIIMS dan pendiri SAAOL.
Trigliserida jadi pertanda diabetes, hipotiroidisme, dan beberapa penyakit genetik
"Trigliserida adalah sejenis lemak dalam tubuh. 95 persen lemak yang dicerna tetap berada dalam tubuh dalam bentuk Trigliserida," kata Dr. Bharat Vijay Purohit, Konsultan Senior Kardiolog Intervensi & Direktur Cath Lab, Rumah Sakit Yashoda Hyderabad.
“Mereka berbeda dengan kolesterol. Saat kita makan, kelebihan kalori yang tidak terpakai yang dicerna oleh tubuh diubah menjadi trigliserida dan disimpan. Trigliserida yang tinggi adalah penanda sindrom metabolik diabetes melitus, hipotiroidisme, dan beberapa penyakit genetik,” tambahnya.
Baca juga: Adanya Genetik Kanker Usus, Apakah akan Mengalami Kanker Usus atau Kanker Lain? Ini Ulasan Dokter
Tingkatkan risiko kardiovaskuler hingga diabetes

Dr Chhajer mengatakan, kadar trigliserida yang tinggi dalam darah dapat meningkatkan risiko beberapa komplikasi kesehatan, termasuk:
- Penyakit kardiovaskular
Kadar trigliserida yang tinggi terkait dengan peningkatan risiko penyakit kardiovaskular.
Trigliserida yang berlebihan dapat menyebabkan penumpukan plak di arteri, menyebabkannya menyempit dan membatasi aliran darah.
Akibatnya, peningkatan risiko gangguan aliran darah ini meningkatkan kemungkinan mengalami kondisi seperti serangan jantung dan stroke.
Baca juga: Tiba-tiba Mengalami Masalah Penglihatan hingga Sakit Kepala Berat? Waspadai Gejala Stroke

- Pankreatitis
Kadar trigliserida yang sangat tinggi (di atas 1.000 mg/dL) dapat memicu pankreatitis, yaitu peradangan pankreas.
- Sindrom metabolik
Kadar trigliserida tinggi sering berdampingan dengan kelainan metabolik lainnya, termasuk obesitas perut, tekanan darah tinggi, resistensi insulin.
- Penyakit hati berlemak non-alkohol (NAFLD)
Peningkatan trigliserida dapat berkontribusi pada penumpukan lemak di hati, yang menyebabkan NAFLD.
Kondisi ini dapat merusak fungsi hati dan meningkatkan risiko komplikasi terkait hati.
- Diabetes tipe 2
Kadar trigliserida yang tinggi sering dikaitkan dengan resistensi insulin, suatu kondisi di mana sel-sel tubuh tidak merespons insulin dengan baik.
Resistensi insulin merupakan faktor kunci dalam perkembangan diabetes tipe 2, suatu kondisi kronis yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah.
Penyebab trigliserida tinggi

Baca juga: Jangan Asal Stop Konsumsi Obat Penurun Tensi Tanpa Konsul Dokter, Ini Alasannya
Asupan alkohol berlebih, mengonsumsi beberapa obat seperti diuretik, pil kontrasepsi, steroid, beta blocker, dan beberapa imunosupresan menyebabkan lonjakan trigliserida, kata Dr Purohit.
“Beberapa obat HIV juga meningkatkan trigliserida,” tambahnya.
Cara menurunkan trigliserida dalam darah
Mengingat penyakit yang mengancam jiwa yang disebabkan oleh trigliserida tinggi, perlu dilakukan tindakan untuk menurunkan kadarnya.
“Cara paling mudah untuk menurunkan trigliserida adalah dengan melakukan olahraga teratur, hindari asupan gula dan karbohidrat sederhana serta hindari makan junk food, minuman bersoda dan kurangi asupan alkohol. Jika kadarnya masih tinggi maka obat-obatan seperti Statin, Fibrate, Niacin, Asam lemak Omega 3 dan agonis PPAR ganda," saran Dr Purohit.
Dapatkan produk kesehatan di sini
(TribunHealth.com/Ahmad Nur Rosikin)