TRIBUNHEALTH.COM - Perubahan iklim secara global semakin hari semakin terasa perubahannya.
Perubahan iklim tersebut dapat dilihat dari cuaca yang semakin panas setiap harinya kemudian berganti dengan hujan.
Dampak dari perubahan iklim ini tentunya akan berpengaruh pada kesehatan tubuh, tak terkecuali juga pada kesehatan kulit.
Kulit merupakan organ terbesar pada tubuh yang paling banyak berinteraksi dengan lingkungan di sekitar kita.
"Kondisi cuaca ekstrem dapat menyebabkan segala macam masalah, mulai dari dehidrasi hingga kulit terbakar akibat sengatan matahari, " ungkap Dokter kulit dan salah satu pendiri Unity Skincare Allison Leer yang dilansir TribunHealth.com melalui laman Healthline.com.
Baca juga: Indonesia Dilanda Cuaca Panas, Berikut Tips agar Kesehatan Tak Terganggu, Hindari Minuman Manis

Baca juga: Tak Disarankan Menggunakan Face Oil Berlebihan Karena Bisa Memicu Timbulnya Komedo
Dampak perubahan iklim yang dapat mempengaruhi kesehatan kulit antara lain adalah sebagai berikut.
- kondisi cuaca ekstrem
- polusi
- penipisan lapisan ozon
- banjir
- peningkatan suhu dan kelembaban
Merangkum laman healthline.com, perubahan cuaca dapat menyebabkan sejumlah masalah pada kulit seperti berikut ini.
Baca juga: Bagus Digunakan untuk Kulit Kering hingga Eczema, Berikut Manfaat dari Penggunaan Shea Butter

Baca juga: Manfaat Konsumsi Blueberry untuk Kesehatan Kulit, Melawan Penuaan Dini hingga Bantu Penyembuhan Luka
1. Kanker kulit
Kanker kulit dibagi menjadi beberapa jenis berdasarkan jenis sel kulit yang berkembang pada kulit.
Gejala dari kanker kulit pun relatif bervariasi pada masing-masing individu.
Misalnya melanoma, seringkali melamona ditemui dalam kondisi warna yang gelap, sedangkan karsinoma seringkali ditemui dengan warna merah dan bersisik.
Kanker kulit melanoma merupakan bahaya terbesar yang akan dihadapi dari peningkatkan radiasi kulit akibat perubahan cuaca ekstrem.
Hal ini juga diperparah oleh suhu yang lebih hangat dan polusi udara yang dapat mengiritasi kulit.
2. Jerawat
Menurut American Academy of Dermatology Association (AAD), tingkat jerawat meningkat karena perubahan iklim dan mempengaruhi sekitar 85 persen orang Amerika antara usia 12 dan 24 tahun.
Perubahan iklim dapat mengubah keseimbangan pH kulit, meningkatkan keringat dan produksi minyak, sehingga dapat meningkatkan munculnya jerawat.
Baca juga: Face Oil Berfungsi Mempertahankan Kelembapan Kulit & Cocok Digunakan Semua Jenis Kulit

Baca juga: Infus Whitening Tak Memberikan Hasil Permanen, dr. Satya Imbau Lakukan Perawatan Kulit Berkelanjutan
3. Tanda-tanda penuaan kulit
Paparan sinar matahari dapat memperburuk penuaan kulit dari waktu ke waktu.
Perubahan iklim dapat menyebabkan terjadinya peningkatan radiasi UV dan polutan lingkungan yang dapat menyebabkan terjadinya kerusakan kulit akibat radikal bebas dari efek paparan sinar matahari.
Sebuah study tahun 2019 mencatat bahwa polusi udara dapat meningkatkan stres oksidatif pada kulit dan menyebabkan penuaan dini pada kulit.
Berikut ini terdapat produk yang dapat digunakan untuk menjaga kelembapan kulit, klik di sini untuk mendapatkannya.
Baca juga: Life Style Ternyata juga Berpengaruh Terhadap Kesehatan Kulit - Perhatikan Pola Tidur yang Baik
4. Eksim dan psoriasis
Suhu dan kelembapan yang tinggi dapat memicu munculnya keringat pada seseorang, hal ini menyebabkan terjadinya kekambuhan pada eksim ataupun psoriasis.
Tak hanya itu saja, kondisi cuaca ekstrem juga dapat meningkatkan kondisi kulit mengalami ruam, kutu air, hingga gatal-gatal.
Menurut penelitian pada tahun 2010, terdapat beberapa bukti yang menujukkan bahwa orang berisiko lebih tinggi terkena eksim di daerah perkotaan karena paparan polusi yang lebih tinggi.
Dermatologist and Scientific Advisory Board Member for the National Eczema Association, Peter Lio setuju bahwa kondisi peradangan kulit terus memburuk terutama eksim.
Baca juga: Benarkah Clay Mask Dapat Membuat Kulit Wajah Menjadi Kering? Ini Kata dr. Theressia Handayani

Baca juga: dr. Desidera Husadani Bagikan Tips Memilih Skincare yang Tepat untuk Menjaga Kesehatan Skin Barrier
"Eksim akan ada selamanya, tetapi eksim dapat meroket di masyarakat barat karena gaya hidup yang lebih bersih, sehingga bakteri yang ada di mikrobioma kulit dan usus menjadi kurang beragam," tutur Lio.
"Bumi yang memanas dengan cepat, menandakan bahwa penyakit ini akan terus berlanjut dan akan terus meningkat."
Lio juga mencatata jika eksim juga dapat dipicu oleh beberapa faktor lingkungan seperti berikut ini.
- panas matahari
- kualitas udara
- asap kebakaran hutan
- paparan alergen
Baca juga: dr. Fitri Liani Bagikan Tips untuk Menjaga Kesehatan Skin Barrier yang Dapat Dilakukan di Rumah
Baca berita lain seputar kesehatan di sini
(Tribunhealth.com/IR)