TRIBUNHEALTH.COM - Sebenarnya apa penyebab dari social anxiety disorder?
Dokter spesialis kedokteran jiwa, dr. Sylvana Evawani menyampaikan tanggapannya pada tayangan YouTube KompasTV.
"Jadi gangguan kecemasan sosial ini sebenarnya masuk ke dalam ranah gejala atau kecemasan dalam ranah kelompok gangguan cemas. Sebetulnya kalau kita bicara masalah kesehatan mental, kita bicara multi faktor," ujar dr. Sylvana Evawani

Baca juga: Ketahui Gejala Fisik dan Gangguan Psikis pada Seseorang yang Mengalami Social Anxiety Disorder
Faktor-faktor tersebut antara lain :
- Faktor biologi
- Faktor psikososial
"Kita mungkin punya faktor kerentanan terhadap kecemasan, kemudian ditambah faktor-faktor lingkungan. Adanya stresor kemudian pola asuh. Jadi kalau ditanya penyebab pastinya atau tunggal tidak ada, tapi multifaktor," lanjutnya
Bicara mengenai diagnosis seseorang yang terkena social anxiety disorder, apa yang bisa dinilai?
Baca juga: dr. Sylvana Evawani, SP.KJ Sampaikan Gejala Social Anxiety Disorder yang Perlu Diketahui Masyarakat
"Kecemasan sosial atau gangguan kecemasan sosial ditandai dengan adanya kecemasan terhadap situasi sosial. Dimana ada kekhawatiran ia akan dinilai negatif, dikritik atau bahkan ditolak seperti itu, dan ada perilaku penghindaran. Jadi jauh sebelum dia berhadapan dengan situasi sosial itu dia sudah either menghindar atau mengkhawatirkannya gitu ya," imbuhnya
Namun untuk membedakan apakah ini kecemasan sosial biasa atau nervous adalah ketika kecemasan sudah berlangsung lama, di dalam kriteria dikatakan minimal 6 bulan dan sudah sangat mengganggu.
Baca juga: Kenali Waktu yang Tepat untuk Memeriksakan Diri Mengenai Social Anxiety Disorder
Artinya mengganggu performance kerja dan kehidupan sehari-hari.
Kalau pada teenager bisa mengganggu sekolah dan pendidikannya.
Rata-rata usia berapa seseorang mengalami social anxiety disorder?
"Dari penelitian-penelitian ke belakang ini bahwa trend gangguan kecemasan sosial ini mulai dari usia muda. Ada survey yang baru saya baca tahun 2020 ini melibatkan sampel dari Indonesia, usia 18 sampai 29 tahun. Dan 90 persennya dimulai dari usia 23 ke atas berdasarkan survei tersebut." pungkas dr. Sylvana Evawani
Ini disampaikan pada channel YouTube KompasTV bersama dengan dr. Sylvana Evawani, Sp.KJ. Seorang dokter spesialis kedokteran jiwa.
(TribunHealth.com/PP)