TRIBUNHEALTH.COM - Secara gender atau jenis kelamin, laki-laki dan perempuan bisa saja mengalami gangguan kecemasan sosial.
Faktor resiko dari social anxiety disorder, misalnya secara biologis seseorang tersebut sudah mempunyai orangtua atau sekandung yang memiliki riwayat kecemasan, kemudian ia memiliki tempramen.
Artinya seseorang tersebut memiliki karakter mudah merasa cemas, kemudian dikombinasikan dengan faktor-faktor resiko lainnya seperti culture.
Mungkin terdapat beberapa budaya yang kita ketahui lebih mendorong kita merasa malu-malu.
Faktor lain mungkin dari parenting atau cara pengasuhan orangtua.
dr. Sylvana menyampaikan bahwa seseorang yang mengalami social anxiety disorder dilihat dari faktor biologis, psycosocial dan faktor lingkungan.
Baca juga: Beragam Jenis Perawatan Orthodonti yang Perlu Diketahui dari drg. Ardiansyah S. Pawinru, Sp.Ort(K)
Selama ini ternyata ketika seseorang mengalami gangguan kecemasan sosial, biasanya hampir 10 tahun mengalami, akhirnya berkonsultasi dengan dokter.
Karena kendalanya adalah orang cenderung berpikir kecemasan sosial merupakan bagian dari kepribadian dan tidak diubah.
Sehingga meskipun sudah berlangsung bertahun-tahun dan sudah sangat mengganggu mereka baru berkeinginan untuk berkonsultasi.
dr. Sylvana mengatakan bahwa kapan sebaiknya berkonsultasi, maka bisa berkonsultasi kapanpun.
Artinya dalam hal ini bisa dilakukan pencegahan.
Apabila kita melihat atau rasa malu dan keraguan menghambat performance, aktivitas kita tidak ada salahnya untuk dikonsultasikan sebelum berlangsung leih lama dan membuat dampak lebih lanjut.
Ini disampaikan pada channel YouTube KompasTV bersama dengan dr. Sylvana Evawani, SP.KJ. Seorang dokter spesialis kedokteran jiwa. Kamis (27/8/2021)
(TribunHealth.com/Putri Pramesti Anggraini)