Breaking News:

Jika Ingin Menurunkan Berat Badan, Aman atau Tidak bila Mengonsumsi Makanan Tinggi Karbohidrat?

Beberapa orang memang ingin menambah berat badan agar berat badan mereka ideal. Menambah berat badan pun perlu diperhatikan makanan yang dikonsumsi.

Penulis: Putri Pramestianggraini | Editor: Melia Istighfaroh
lifestyle.kompas.kom
ilustrasi makanan tinggi karbohidrat 

TRIBUNHEALTH.COM - Seringkali saat berbuka puasa dimulai dengan yang manis-manis, kemudian dilanjut dengan mengonsumsi makanan berat.

Jika memiliki target untuk menurunkan berat badan, aman atau tidak apabila mengonsumsi makanan tinggi karbohidrat?

Dokter spesialis gizi klinik RS Pondok Indah, dr. Juwalita Surapsari menyampaikan tanggapannya pada tayangan YouTube Kompas.com.

Klik link berikut dan dapatkan produk yang membantu menambah berat badan. 

ilustrasi makanan tinggi karbohidrat
ilustrasi makanan tinggi karbohidrat (lifestyle.kompas.kom)

Baca juga: Jangan Khawatir, Tidur setelah Sahur Tidak Bikin Gemuk atau Menambah Berat Badan

"Kalau dibilang tinggi karbohidrat contohnya makan nasi. Kembali lagi kepada porsinya seberapa," ujar dr. Juwalita Surapsari

"Kalau memang tujuannya menurunkan berat badan berarti dalam waktu kita berbuka, pertama batalin dulu puasa dengan makanan ringan dan gak usha terlalu berlebihan. Berikutnya makan malam seperti biasa saja porsinya," imbuhnya

Meskipun tetap makan nasi boleh saja, yang paling penting porsinya tidak berlebihan.

Kira-kira berapa banyak makan nasinya?

"Ya kalau bisa makan nasinya sekitar 1 kepal tangan, paling banyak sekitar segitu," timpalnya

Baca juga: Saat Puasa Berat Badan Malah Bertambah, Mengapa bisa Terjadi? Begini Penuturan Dokter Spesialis Gizi

Kemudian tetap penuhi juga konsumsi sayur dan protein dengan lemak yang tidak tinggi.

2 dari 2 halaman

Misalnya kita makan ayam goreng dengan kulit.

"Ayam pakai kulit sama gak pakai kulit bedanya jauh lo. Kalau gak pakai kulit bedanya bisa 100 kalori lebih," kata dr. Juwalita Surapsari

Tetap boleh mengonsumsi makanan dengan karbohidrat tetapi porsinya diatur.

Ini disampaikan pada channle YouTube Kompas.com bersama dengan dr. Juwalita Surapsari, Sp.G.K, M.Gizi. Seorang dokter spesialis gizi klinik RS Pondok Indah.

(TribunHealth.com/PP)

Selanjutnya
Tags:
Ahli GiziRamadhanKarbohidratdr. Juwalita SurapsariTribunhealth.com Haleem Pisang Asar Sitoplasma Kue Cornflakes Sarang Laba-Laba Es Potong Es Cincau
BERITATERKAIT
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved