TRIBUNHEALTH.COM - Vaksin MR merupakan vaksin wajib yang harus diberikan oleh anak.
Namun sayangnya banyak beredar anggapan bahwa vaksin MR bisa mencetuskan autisme.
Tentu anggapan itu hanyalah mitos sehingga tidak perlu dipercaya.
Baca juga: Kurang Tidur Dapat Menurunkan Respons Imun terhadap Vaksinasi
"Dulu dikatakan vaksin MR bisa menyebabkan autisme, jadi itu nggak ya hoaks," kata dr. Sindy Atmadja, M.Ked(Ped), Sp.A. dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube Tribun Cirebon.
Anggapan vaksin MR bisa menyebabkan autisme ini bermula dari penelitian yang dilakukan oleh seorang dokter pada anak autisme.
Guna menjaga kesehatan anak, klik disini

Banyaknya anak autisme yang telah divaksin MR membuat dirinya menganggap bahwa terdapat hubungan antara vaksin MR sebagai penyebab autisme.
Setelah ditelusuri lebih lanjut, rupanya penelitian tersebut tidak benar dan dianggap menyebar berita kebohongan.
Manfaat Vaksin MR
MR merupakan singkatan dari Measles (campak) Rubella (campak jerman). Imunisasi ini memberikan kekebalan pada campak dan campak jerman.
Baca juga: Seperti Covid-19, Penyakit Pneumonia Bisa Dihindari dengan Lakukan Vaksinasi
Vaksin MR telah diwajibkan dari pemerintah untuk digunakan, bahkan juga disubsidi.
"Termasuk diwajibkan oleh pemerintah, disubsidi oleh pemerintah jadi gratis diberikan dari layanan kesehatan," ungkap Sindy.
Perlu diketahui, vaksinasi MR bisa menimbulkan efek samping. Dampak ini merupakan hal yang umum terjadi karena masuk sebagai kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI).

Seorang anak yang sudah mendapatkan imunisasi MR, kemungkinan akan mengalami demam dengan persentase 60 - 70 persen.
Demam ini bisa dalam kategori rendah hingga tinggi, tergantung dengan respon tubuh setiap anak.
Tak hanya demam, anak yang sudah mengikuti imunisasi juga akan mengalami bengkak dan rasa nyeri pada area suntikan. Lalu diikuti ruam merah setelah memasuki hari ke 3.
Baca juga: Anak Terkena Campak? Ini Langkah Penanganan yang Tepat menurut Dokter Spesialis Anak
Jika mulai mengalami gejala ruam, sebaiknya segera bawa anak ke dokter untuk mendapatkan pengobatan.
Manfaat Imunisasi Campak
Seorang anak yang mengalami penyakit campak harus ditangani dengan tanggap pasalnya penyakit ini cukup berbahaya.
Terlebih jika belum pernah mendapatkan imunisasi campak sebelumnya, maka gejala bisa mudah memberat.

Berbeda jika anak telah mendapatkan imunisasi campak, maka gejalanya sangat ringan.
"Kalau sudah diimunisasi biasanya gejalanya sangat ringan, nggak klasik lagi," ungkap Sindy.
Sejumlah gejala yang bisa ditemui yakni:
Baca juga: Pada Kondisi Bagaimana Anak Harus Segera ke Dokter ketika Mengalami Demam?
- Tidak ada demam, jika ada hanya berkisar 37,5 - 38 derajat celcius
- Ruamnya tidak mudah menyebar
- Tidak terlalu lemas
- Jarang terjadi komplikasi (hingga paru dan otak).

Untuk itu Sindy menghimbau agar seluruh anak mendapatkan imunisasi campak.
"Jadi penting sekali untuk dilakukan imunisasi campak ini karena jauh sekali perbedaan gejala yang dialami," imbau Sindy.
Perbedaan Campak dan Rubella
Campak dan rubella adalah penyakit yang sering dianggap mirip namun sebenarnya memiliki karakteristik yang berbeda.
Keduanya sama-sama berbahaya jika dialami oleh seorang anak.
Baca juga: Jika Anak Sudah Imunisasi Campak, Sampai Manakah Gejala yang Dialami?
Campak itu akan sangat berbahaya jika terkena pada anak-anak, terutama jika keluhannya sangat berat dan anak tersebut belum mendapatkan vaksinasi.
"Kalau belum dilakukan booster dan tidak ada kekebalan bisa agak berat, sampai ke paru, otak, dan telinga," kata Sindy.
Lebih terperinci lagi, jika terkena campak jerman maka bahayanya pada ibu hamil.

Namun keluhan yang ditimbulkan cenderung lebih ringan dibanding jenis campak yang lain.
Proses penularan campak jerman ini biasanya didapat dari anak-anak usia sekolah yang kemudian mengenai ibu hamil.
"Ibu hamil yang terkena campak jerman itu bahaya sekali untuk janinnya," ucap Sindy.
Baca juga: Campak Jerman atau Rubella Bisa Berbahaya jika Diidap oleh Ibu Hamil, Bisa Menyebabkan Sindrom
Terlebih jika campak ini dialami ibu hamil saat usia kandungan memasuki trimester pertama.
Akibatnya bisa mengalami kongenital rubella syndrom yang mengakibatkan gangguan:
- Jantung
- Kebutaan
- Tuli.

Untuk itu jangan sampai seorang ibu hamil terkena campak jerman.
Sebagai langkah antisipasinya, pastikan saat anak memasuki usia sekolah mendapatkan vaksinasi campak.
Penjelasan dr. Sindy Atmadja, M.Ked(Ped), Sp.A. ini dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube Tribun Cirebon.
(Tribunhealth.com/Ranum Kumala Dewi)