TRIBUNHEALTH.COM - Khitan atau sunat ialah tindakan memotong atau menghilangkan sebagian kulit penutup depan dari penis.
Pasalnya khitan atau sunat lebih utama dilakukan saat usia anak-anak lantaran lebih mudah dilakukan ketika masih anak-anak.
Dokter Spesialis Urologi, dr. Rizki Muhammad Ihzan, Sp.U memaparkan jika khitan atau sunat bisa meminimalisir risiko terjadinya infeksi saluran kemih.
"Jadi infeksi saluran kemih banyak penyebabnya, yang nampak misalnya terjadi fimosis, indikasi dilakukan khitan kita (dokter) lakukan Khitan," pungkas Dokter Spesialis Urologi, dr. Rizki Muhammad Ihzan, Sp.U.
Fimosis merupakan suatu kondisi dimana preputium tidak bisa ditarik ke arah proksimal sehingga glans penis sulit atau tidak dapat terlihat.
"Penyebab lain misalnya ada batu saluran kemih, ya tentu batunya kita atasi terlebih dahulu," ujar dr. Rizki Muhammad Ihzan, Sp.U.
Baca juga: Pentingnya Konsumsi Makanan yang Cukup Nutrisi agar Ukuran Miom Tidak Semakin Membesar

Baca juga: Penggemar Kopi Wajib Tahu, dr. Dewi Marhaeni Paparkan Waktu yang Tepat Minum Kopi Saat Ramadan
"Misalnya pada wanita. Misalnya ada keputihan atau apa sebagainya ya itu diatasi terlebih dahulu. Jadi salah satu usaha untuk mengurangi risiko infeksi saluran kemih," tutur dr. Rizki Muhammad Ihzan, Sp.U.
Usia yang tepat dilakukan khitan atau sunat
"Usia terbaik dilakukan khitan atau sunat, banyak penelitian yang menyebutkan indikasinya misal dibagi-bagi indikasi itu berdasarkan indikasi medis," jelas dr. Rizki Muhammad Ihzan, Sp.U.
"Kalau segera dilakukan, jika misalnya pada neonatus itu artinya bayi baru lahir itu. Beberapa negara malah dilakukan di Amerika saja saya baca itu, neonatus hampir 50-60 persen dilakukan Khitan," imbuh dr. Rizki Muhammad Ihzan, Sp.U.
"Jadi segera dilakukan khitan untuk mengurangi terjadinya infeksi saluran kemih. Lalu, beberapa penelitian menyebutkan jika usia terbaik itu adalah usia sekitar 1 tahun," tambahnya.
Hal ini untuk mempertimbangkan masalah pembiusan dan penyembuhan luka.
"Semakin besar, anak-anak itu semakin kurang kooperatif, memberontak. Jadi itu menjadi pertimbangan. Itu nanti memang didiskusikan orang tua karena anak-anak kan belum bisa memutuskan untuk dilakukan khitan (sunat)," kata dr. Rizki.
Berdasarkan penuturan dr. Rizki Muhammad Ihzan, Sp.U khitan atau sunat yang dilakukan pada bayi maka proses penyembuhan luka akan lebih baik.
Baca juga: Ini Sederet Tips Agar Tidak Panik jika Penyakit Asma Kambuh, Simak Ulasan Dokter Spesialis Paru

Baca juga: Pahami Definisi Penyakit Tuberkulosis atau TBC, Begini Kata dr. Brigitta Devi Anindita Hapsari, Sp.P
Selain itu, khitan yang dilakukan saat bayi tidak meninggalkan episode trauma ketika besar nantinya.
"Karena belum teringat, belum teringat trauma psikisnya untuk dilakukan khitan," tegasnya.
"Jadi beberapa negara ya bahkan neonatus, jadi beberapa saat setelah lahir dilakukan khitan," lanjut dr. Rizki Muhammad Ihzan, Sp.U.
Perlu diingat jika khitan atau sunat yang dilakukan pada anak-anak maka proses penyembuhan lukanya relatif lebih baik dibandingkan jika dilakukan pada orang yang lebih tua.
"Sebagai contoh misalnya pada rukun Islam, misalnya dia mualaf baru masuk agama Islam udah usia tua bahkan remaja gitu dilakukan khitan tetap baik, cuman pada anak proses healing lukanya memang lebih cepat dibandingkan dengan yang sudah berumur," tuturnya.
Klik di sini untuk mendapatkan referensi vitamin guna meningkatkan daya tahan tubuh.
Baca juga: TBC Tidak Hanya Menginfeksi Paru-paru, Bisa Migrasi ke Organ Lain dan Menginfeksi Bagian Tersebut

Baca juga: Rupanya Filler juga Bisa Menimbulkan Dampak Jangka Pendek dan Jangka Panjang, Ini Kata dr. Qori
Penjelasan Dokter Spesialis Urologi, dr. Rizki Muhammad Ihzan, Sp.U dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Tribun Health program Healthy Talk edisi 09 Juli 2022.
(Tribunhealth.com/DN)
Baca berita lain tentang kesehatan di sini.