TRIBUNHEALTH.COM - Tidur setelah sahur saat puasa Ramadhan memang tidak disarankan.
Selain dari segi agama, tidur setelah sahur memang memiliki konsekuensi negatif dari sisi medis.
Dokter, Filsuf, dan Ahli Gizi Komunitas, dr. Tan Shot Yen menjelaskan tidur setelah sahur tidak disarankan karena dapat mempengaruhi pencernaan.
Pasalnya tidur dalam keadaan kenyang tidak baik untuk pencernaan.
Makanan yang seharusnya dicerna, justru tidak bisa langsung turun karena tidur.
Baca juga: Penelitian Ilmiah Ungkap Kualitas Tidur Mungkin Lebih Penting daripada Durasinya

Pada kesempatan yang sama, dr. Tan Shot Yen juga memberi penjelasan bahwa puasa dapat bermanfaat untuk menghambat penuaan.
Proses penghambatan penuaan saat puasa tak lepas dari keterlibatan organ dalam sel yang disebut mitokondria.
dr. Tan menyebut mitokondria memainkan peran sebagai paru-paru sel.
Dalam organ tersebut, terdapat suatu gen yang bernama sirtuin.
Hanya saja, sirtuin berada dalam keadaan 'tertidur'.
Salah satu cara untuk membangunkannya adalah dengan berpuasa.
Baca juga: Tips Jaga Daya Tahan Tubuh selama Puasa Ramadhan, Termasuk Cukupi Kebutuhan Vitamin dan Air

Sirtuin terdiri atas sirtuin 1 hingga 6.
Sirtuin 1, 2, dan 6, menargetkan reseptor NF-kB, yang menjadi penyebab peradangan sel dan penuaan.
Akibatnya, ketika sirtuin dalam keadaan aktif, maka proses penuaan bisa terhambat.
Organ target sirtuin pun beragam, meliputi hipotalamus, pankres, hingga hati.
Lalu apakah aktivasi itu ada pengaruhnya dari asupan yang dimakan?
"Oh tentu saja," kata dr Tan.
Baca juga: Semangka Bagus dalam Menghidrasi Tubuh, Cocok Dimakan saat Buka Puasa Ramadhan

"Kalau orang ini makan cuma menurunkan kalori saja, maka tentu yang disebut dengan gen sirtuin ini tidak akan bekerja."
Berbeda apabila puasa yang diterapkan dengan mempertimbangkan pola hidup sehat.
"Jadi kita ini mengasup makanan ya, bukan nutrien," tandasnya.
"Kalau sumbernya berasal dari sumber yang sehat, diproses dengan cara minimal, maka itu adalah satu hal yang dibutuhkan manusia."
"Jadi pola makan tentu saja berpengaruh," tandasnya sekali lagi.
(TribunHealth.com)