TRIBUNHEALTH.COM - Pneumonia merupakan penyakit yang memiliki gejala seperti Covid-19.
Seorang penderita pneumonia bisa mendapatkan perawatan di rumah sakit maupun harus isolasi mandiri di rumah.
Namun tak seperti penyakit pada umumnya, seseorang dengan pneumonia tak mendapatkan batasan mengonsumsi makanan tertentu alias tidak ada pantangan makanan.
Baca juga: Flu Bisa Berbahaya bagi Janin dan Ibu Hamil, Ada Risiko Komplikasi Pneumonia hingga Meningitis
"Kalau Anda punya Pneumonia dan tidak memiliki riwayat kencing manis atau tekanan darah tinggi, silahkan apa saja dimakan boleh," ungkap dr. Andreas Infianto MM Sp.P (K), FISR.
Untuk mencukupi kebutuhan orang dewasa yang jarang mengonsumsi sayur-sayuran, klik disini
Tentunya selama makanan yang dikonsumsi dapat membantu memulihkan kondisi tubuh.
Maka pasien bisa makan apa saja yang penting memiliki kandungan tinggi kalori (nasi, roti, kue, biskuit dan tinggi protein (nabati dan hewani) ditambah susu.
Gejala Pneumonia
Penyakit pneumonia bisa disebabkan oleh berbagai faktor penyebab infeksi.
Salah satu di antaranya ialah infeksi akibat bakteri. Dari kuman ini masuk pada tubuh dan menimbulkan gejala ini membutuhkan waktu paling cepat sekitar 3 hari.
"Hari ke 3 sampai 10 bisa menimbulkan infeksi pneumonia di seseorang," kata Andreas.
Baca juga: Kejang Demam Bukanlah Sesuatu yang Berbahaya dan Tidak Akan Mengganggu Tumbuh Kembang Anak
Paling utama gejala yang akan timbul adalah:
- Demam
- Batuk
- Sesak napas atau sakit dada
- Dahak jernih menjadi kental.
- Dahak berwarna hijau
Baca juga: Ketahui 3 Cara Pemeriksaan Tuberkulosis pada Anak, Dokter Rini Sebut Salah Satunya Tes Dahak
"Ini adalah tanda-tanda pneumonia yang harus dihindari atau diwaspadai oleh kita sebagai orang awam," imbuh Andreas.
Oleh sebab itu, jika sudah menemui tanda-tanda di atas harap segera konfirmasi yang bisa dilakukan dengan rontgen.
Dengan pemeriksaan rontgen akan sangat jelas menunjukkan kondisi pasien mengalami gambaran pneumonia atau tidak.
Penyebab Pneumonia
Pneumonia merupakan penyakit yang menyerang paru-paru dan harus segera ditangani.
Masalah kesehatan satu ini bisa disebabkan oleh berbagai macam faktor penyebab.
Bila pada umumnya masyarakat mengenal pneumonia disebabkan oleh berbagai macam infeksi, namun sebenarnya penyakit ini dapat dicetuskan karena lingkungan atau masyarakat.
Baca juga: Prinsip Penting dalam Mencegah Penyakit Pneumonia dari dr. Pad Dilangga, Sp.P
Pneumonia yang didapat dari masyarakat, dinamakan dengan community acquired pneumonia.
Selain itu pneumonia juga bisa disebabkan dari rumah sakit yang disebut dengan hospital acquired pneumonia.
Bahkan pneumonia bisa juga didapat karena penderita mengalami stroke.
"Orang yang stroke tidak bisa batuk karena lumpuh, jadi dahaknya ngumpul di tenggorokan kemudian terjaid pneumonia," ucap Andreas.
Pneumonia karena Infeksi
Andreas menyebut ada banyak penyebab pneumonia yang disebabkan oleh infeksi, antara lain:
- Infeksi jamur
Baca juga: Mengenal Ciri-ciri Reumatik Otot yang Kerap Ditandai dengan Rasa Nyeri Otot hingga Myositis
- Infeksi bakteri
- Infeksi virus
- dan organisme yang lain.
"Jadi intinya pneumonia adalah infeksi paru akut yang disebabkan oleh banyak faktor," ungkap Andreas.
Lebih lanjut, beragam jenis infeksi di atas bisa muncul mengenai paru-paru diakibatkan oleh inhalasi atau droplet.
Misalnya ada orang yang batuk berada di samping kita dan tidak tersadar diri kita tertular dari dahak yang dikeluarkan dari batuk tersebut.
Baca juga: Meski Bisa Disebabkan Penyakit Serius, Batuk Tak Kunjung Sembuh Bisa karena Kebiasaan Merokok
Mikroorganisme yang ditularkan ini akan membuat paru-paru terinfeksi.
Biasanya lama infeksi baru berlangsung yakni selang 3 hari pasca kontak.
Kondisi ini, kata Andreas, menyerupai proses penularan Covid-19.
"Ya sama seperti Covid-19 lah ibaratnya, jadi harus ada penyebarannya atau infeksinya," ujar Andreas.
Dalam penanganannya, penderita pneumonia tidak selalu harus mendapatkan perawatan di rumah sakit.
Penjelasan dr Andreas Infianto MM SpP (K), FISR ini dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube Tribun Lampung Official.
(Tribunhealth.com/Ranum Kumala Dewi)