TRIBUNHEALTH.COM - Seringkali karena beberapa kondisi seorang ibu hamil mendapatkan obat penguat kandungan.
Obat penguat kandungan diberikan pada ibu hamil hanya karena kondisi tertentu.
Dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube Tribun Jabar Video, beberapa kondisi yang dimaksud, ialah ibu hamil dengan riwayat keguguran dan riwayat pendarahan.
Baca juga: Ibu yang Hamil Masih di Bawah Umur Berisiko Melahirkan Anak Stunting, Begini Kata Nike Frans
Obat penguat kandungan ini mengandung hormonal yang diberikan pada ibu hamil dengan usia kandungan baru memasuki trimester awal hingga plasenta janin terbentuk.
Dengan pemberian penguat kandungan diharapkan ibu hamil bisa melewati awal-awal masa krusial trimester pertama yang berpotensi menyebabkan keguguran.
Untuk memelihara kesehatan janin dan ibu hamil, klik disini
"Melewati fase ini, maka fungsi penguat kandungan akan diambil alih oleh plasenta," jelas dr. Roland Frederik Lengkey, Sp.OG.
Sehingga ibu hamil tidak perlu mengonsumsi obat penguat kandungan lagi.
Batasi Makan Pedas
Banyak yang menganggap bahwa makanan pedas memberikan efek samping pada rahim. Salah satunya bisa memicu janin berkontraksi.
Namun faktanya, makanan pedas tidak bisa memicu kontraksi pada janin, melainkan hanya akan menimbulkan masalah pada lambung.
Baca juga: Pentingnya Anamnesa dan Pemeriksaan Dokter untuk Mendeteksi Keluhan Pasien Asam Lambung
Namun bukan berarti ibu hamil bisa mengonsumsi makanan pedas tanpa batasan.
Ibu hamil masih diperbolehkan konsumsi makanan pedas asal masih dalam batas toleransi.
"Karena jika berlebihan, bisa memicu peningkatan asam lambung, mual muntah berlebihan."
"Tetapi tidak ada hubungannya dengan kehamilan dan kontraksi," ucap Roland.
Dianjurkan Berolahraga
Memasuki masa kehamilan penting sekali untuk menjaga kesehatan tubuh dan janin.
Salah satu upaya yang bisa dilakukan ialah dengan beraktivitas fisik seperti berolahraga.
Baca juga: Ahli Tekankan Pentingnya Olahraga bagi Penderita Hipertensi, Perlu Didukung dengan Pola Makan Sehat
Menurut anjuran Roland, kegiatan berolahraga ini bisa dilakukan oleh setiap ibu hamil tanpa ada pembatasan usia kandungan.
Karena yang terpenting adalah, tidak ada indikasi kandungan lemah.
"Di trimester pertama hingga trimester akhir mendekati kelahiran silahkan jika ingin berolahraga," ungkap Roland.
Kendati begitu, perhatikan pula intensitas olahraga yang dilakukan.
Jika sudah mulai memasuki trimester tiga, maka sebaiknya intensitas olahraganya dikurangi.
Olahraga yang Dianjurkan
Tahukah Anda, bahwa sebenarnya tidak semua jenis olahraga baik dikerjakan oleh ibu hamil.
Menurut keterangan Roland, jenis olahraga dengan intensitas sedang hingga tinggi tidak dianjurkan bagi ibu hamil.
Baca juga: Tips Mencegah Terjadinya PCOS pada Seorang Wanita, Terapkan Hidup Sehat hingga Rajin Olahraga
"Tetapi bukan berarti melarang ibu hamil untuk berolahraga," ujarnya.
Selama kondisi kehamilan terpantau baik dan tidak ada komplikasi, maka bisa menjalani olahraga namun dengan intesitas yang rendah.
Beberapa komplikasi yang tidak dianjurkan untuk menjalani olahraga, antara lain:
- Pendarahan
- Plasenta keluar
- Keluar air ketuban.
Ibu hamil bisa menjajal olahraga dengan intensitas ringan, seperti:
Baca juga: Mitos atau Fakta Ibu Hamil saat Berpuasa Air Ketubannya Semakin Berkurang, Dok?
- Jogging ringan
- Jalan kaki
- Yoga
- Senam hamil
- dan berenang.
Penjelasan dr. Roland Frederik Lengkey, Sp.OG ini dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube Tribun Jabar Video.
(Tribunhealth/Ranum Kumala Dewi)