TRIBUNHEALTH.COM - Tentunya kita sudah tidak asing dengan masalah asam lambung.
Meskipun tidak semua orang mengalaminya, tetapi banyak masyarakat yang mengalami asam lambung.
Sering kali asam lambung dianggap sama dengan maag.
Asam lambung merupakan rasa tidak nyaman pada perut bagian atas dan kondisinya berulang atau kronik.
Kondisi asam lambung ini tentunya tidak bisa kita sepelekan.
Dapatkan produk yang membantu menjaga kesehatan Anda dengan klik link berikut.
Baca juga: 5 Macam Penyebab Asam Lambung, Berikut Pemaparan dr. Lia Ratna Adi
Ketika kita memeriksakan diri ke dokter, tentunya dokter akan menyaring dan caranya dengan bertanya.
Pertanyaan yang ditanyakan oleh dokter ialah keluhan yang dirasa, letak rasa sakit, adakah riwayat penyakit seperti diabetes dll, ataukah mengonsumsi obat-obat dan sebagainya.
Setelah dokter mengetahui melalui anamnesa, selanjutnya dilakukan pemeriksaan.
Setelah dilakukan pemeriksaan, dokter akan menyimpulkan misalnya sakit tersebut pada ulu hati.
Jika ada gangguan pada hati, maka pasien akan mengeluhkan nyeri tekan di bawah tulang.
Baca juga: Cegah Asam Lambung Kambuh dengan Memperhatikan Hal Berikut, Simak Ulasan dr. Lia Ratna Adi
Apabila terdapat penyakit lain, misalnya riwayat diabetes ataupun kencing manis tetapi jika tidak ada riwayat apa pun, dokter akan menggolongkan dispepsia fungsional atau sering dikenal dengan tidak ditemukan kelainan di organ.
Biasanya kondisi tidak nyaman yang dialami mulai dari rasa penuh pada perut, cepat kenyang, mual, muntah, nafsu makan menurun dan sebagainya.
Rasa tidak nyaman terjadi pada ulu hati atau perut bagian atas.
Penyebab dari asam lambung bisa dikelompokkan ke dalam 5 macam, yaitu :
- 3 penyakit
Penyakitnya adalah gastroesophageal atau penyakit di pencernaan.
Baca juga: Apakah Susu Boleh Dikonsumsi Penderita Asam Lambung? Ini Kata dr. Alya Batami
Bisa juga terjadi karena tumor dan infeksi.
Selain itu, gejala dispepsia bisa disebabkan karena penyakit hati, pankreas dan empedu.
Penyakit diabetes, penyakit tiroid dan jantung bisa menyebabkan gejala dispepsia.
- Obat-obatan
Sering mengonsumsi obat anti nyeri atau obat anti linu diikuti gejala mual dan nyeri perut.
- Disfungsional.
Fungsional artinya tidak ada organ yang terkena.
Saat dilakukan pemeriksaan lebih lanjut, tidak ditemukan organ yang terpengaruh.
Ini disampaikan pada channel YouTube Tribun Lampung News Video bersama dengan dr. Lia Ratna Adi. Seorang dokter di RSUD Sukadana Kabupaten Lampung Timur.
(TribunHealth.com/Putri Pramesti Anggraini)