TRIBUNHEALTH.COM - Asam lambung memang banyak dialami oleh masyarakat.
Ada yang mengatakan bahwa telat makan atau makan tidak teratur bisa menyebabkan asam lambung.
Benarkah makan yang tidak teratur bisa memicu asam lambung?
dr. Lia Ratna menyampaikan bahwa makan yang tidak teratur bisa menyebabkan asam lambung.
Bahkan salah satu pemeriksaan dari penyakit pencernaan gastroesophageal adalah salah satu tanda asam lambung.
Dapatkan produk yang membantu menjaga kesehatan anda dengan klik link berikut.
Baca juga: Pentingnya Anamnesa dan Pemeriksaan Dokter untuk Mendeteksi Keluhan Pasien Asam Lambung
Gastroesophageal merupakan rasa sakit sebelum makan dan terasa nyaman setelah makan.
Kondisi tersebut merupakan ciri khas dari tukak pada usus.
Tetapi jika rasa sakit muncul setelah makan, maka tukanya pada lambung.
dr. Lia Ratna mengatakan bahwa Tuhan menciptakan tubuh kita teratur.
Ketika kita makan 3 kali dalam sehari, yakni pagi, siang dan sore.
Apabila kita melewatkan salah satunya, otak sudah mengolah "Jam segini akan masuk makanan", maka asam lambung diproduksi.
Pada saat asam lambung diproduksi tetapi makanan tidak ada, sehingga lambung mengalami perlukaan.
Baca juga: 5 Macam Penyebab Asam Lambung, Berikut Pemaparan dr. Lia Ratna Adi
Akhirnya muncullah gejala tidak nyaman seperti mual, muntah, nafsu makan menurun dan rasa cepat kenyang.
Jika terjadi perubahan pola makan kita, maka bisa menjadi awal penyebab terjadinya asam lambung.
Penyebab dari asam lambung bisa dikelompokkan ke dalam 5 macam, yaitu :
- Penyakit
Penyakitnya adalah gastroesophageal atau penyakit di pencernaan.
Bisa juga terjadi karena tumor dan infeksi.
Selain itu, gejala dispepsia bisa disebabkan karena penyakit hati, pankreas dan empedu.
Baca juga: Apakah Susu Boleh Dikonsumsi Penderita Asam Lambung? Ini Kata dr. Alya Batami
Penyakit diabetes, penyakit tiroid dan jantung bisa menyebabkan gejala dispepsia.
- Obat-obatan
Sering mengonsumsi obat anti nyeri atau obat anti linu diikuti gejala mual dan nyeri perut.
- Disfungsional.
Fungsional artinya tidak ada organ yang terkena.
Saat dilakukan pemeriksaan lebih lanjut, tidak ditemukan organ yang terpengaruh.
Ini disampaikan pada channel YouTube Tribun Lampung News Video bersama dengan dr. Lia Ratna Adi. Seorang dokter di RSUD Sukadana Kabupaten Lampung Timur.
(TribunHealth.com/Putri Pramesti Anggraini)