Breaking News:

Inilah Faktor yang Memengaruhi Waktu Kontrol Behel Setiap Individu Berbeda, Salah Satunya Air Liur

Menurut Dokter Gigi, drg. R. Ngt. Anastasia Ririen Pramudyawati waktu melakukan kontrol setiap pengguna kawat gigi dapat berbeda-beda.

Penulis: Dhiyanti Nawang Palupi | Editor: Melia Istighfaroh
Pexels.com
Ilustrasi kontrol behel, begini penjelasan Dokter Gigi, drg. R. Ngt. Anastasia Ririen Pramudyawati 

TRIBUNHEALTH.COM - Setelah melakukan pemasangan kawat gigi, pasti pasien akan disarankan untuk melakukan kontrol.

Kontrol secara rutin ini bukanlah tanpa alasan, hal ini bertujuan untuk melihat perkembangan setelah dipasangkan piranti kawat gigi.

Waktu melakukan kontrol setiap pengguna kawat gigi dapat berbeda-beda.

Faktor yang memengaruhi waktu kontrol berbeda

Pada saat melakukan pemasangan alat ortodonti, jarak antar bracket dan hubungan slot bracket dengan gigi geligi yang berdekatan dan gaya yang digunakan untuk retraksi sangat memengaruhi keberhasilan perawatan ortodonti.

Tak hanya itu saja, drg. R. Ngt. Anastasia Ririen Pramudyawati menuturkan jika variabel di dalam mulut juga memengaruhi.

Diantaranya yaitu air liur atau saliva, ada tidaknya plak, dan kejadian korosi yang mungkin berlangsung.

Baca juga: Umumnya Durasi Kontrol Perawatan Kawat Gigi Setiap Individu Berbeda-beda, Ternyata Ini Alasannya

ilustrasi seseorang yang menggunakan kawat gigi, simak pemaparan Dokter Gigi, drg. R. Ngt. Anastasia Ririen Pramudyawati
ilustrasi seseorang yang menggunakan kawat gigi, simak pemaparan Dokter Gigi, drg. R. Ngt. Anastasia Ririen Pramudyawati (freepik.com)

Baca juga: Terdapat Beberapa Faktor Pengobatan Skoliosis yang Harus Diperhatikan, Begini Penjelasannya

"Ini mungkin juga terpengaruh dari jenis atau kualitas bahan yang dipilih atau dipakai oleh pasien," pungkas Dokter Gigi, drg. R. Ngt. Anastasia Ririen Pramudyawati .

"Kita mesti berhati-hati terkait ini, itulah mengapa ada yang menyebutkan bahwa pilihlah jenis atau material yang berkualitas," ucap drg. R. Ngt. Anastasia Ririen Pramudyawati.

Hal ini karena apabila terjadi korosi, akan tertelan oleh pasien.

2 dari 3 halaman

Apabila logam yang digunakan adalah campuran yang mengandung material yang tidak ideal seperti logam berat dan sampai tertelan oleh pasien, logam berat akan sulit dibersihkan dari tubuh pasien.

"Perlu diperhatikan sungguh terkait dengan pemilihan, karena biasanya dokter akan menawarkan kepada pasien untuk bisa memilih jenis bracket yang diinginkan sesuai dengan pilihan pasien yang kadangkala pasien banyak memilih terkait budget," ulas Dokter Gigi, drg. R. Ngt. Anastasia Ririen Pramudyawati.

Selain itu, friksi yang terjadi dapat menghalangi capaian gaya ortodonti.

Friksi merupakan variabel yang tidak terkendali yang terjadi selama tindakan ortodonti, terutama saat kawat digunakan untuk fase pengaturan awal dan untuk menggerakkan gigi dengan cara meluncurkan bracket.

Baca juga: Pengobatan Bipolar Tergantung dari Keluhan yang Dialami, Ini Penjelasan Dokter

ilustrasi kontrol kawat gigi, begini kata Dokter Gigi, drg. R. Ngt. Anastasia Ririen Pramudyawati
ilustrasi kontrol kawat gigi, begini kata Dokter Gigi, drg. R. Ngt. Anastasia Ririen Pramudyawati (freepik.com)

Baca juga: Waspada, Masalah Jantung Tak Hanya Dialami Usia 20 Tahun ke Atas Bahkan Bisa Terjadi pada Bayi

Berdasarkan penuturan drg. R. Ngt. Anastasia Ririen Pramudyawati terdapat 2 bentuk friksi yang dikenal dalam bidang ortodonti, yaitu:

1. Friksi statis

Friksi statis merupakan gaya terkecil yang diperlukan untuk memulai pergerakkan gigi.

2. Friksi kinetik

Friksi kinetik merupakan gaya yang diperlukan untuk mempertahankan pergerakkan dari gigi geligi pada kecepatan yang tetap.

Friksi statis dalam ilmu kedokteran gigi selalu lebih kuat daripada friksi kinetik.

3 dari 3 halaman

Kita tahu bahwa tadi proses pergerakkan dalam proses ortodonti bukan sebatas gigi bergerak sendiri.

Akan tetapi berkaitan langsung dengan jaringan pendukung gigi.

"Jadi bukan gigi bergerak sendiri, tetapi ada jaringan pendukungnya yang tentu punya peran besar terhadap keberhasilan maupun ketidakberhasilan dari tindakan," imbuh Dokter Gigi, drg. R. Ngt. Anastasia Ririen Pramudyawati.

Baca juga: Pahami 4 Jenis Skoliosis Ini, Rupanya Ada Jenis Skoliosis yang Bisa Terjadi Sejak Lahir

Ilustrasi menggunakan behel, simak penuturan Dokter Gigi, drg. R. Ngt. Anastasia Ririen Pramudyawati
Ilustrasi menggunakan behel, simak penuturan Dokter Gigi, drg. R. Ngt. Anastasia Ririen Pramudyawati (Pixabay.com)

Baca juga: Makan dengan Tangan yang Tidak Steril Bisa Berdampak pada Kesehatan Gigi dan Semua Kesehatan

Oleh karena itu, proses ini perlu dipertimbangkan untuk bisa memilih dokter yang tepat termasuk alat yang tepat.

Menurut drg. R. Ngt. Anastasia Ririen Pramudyawati, jenis alat self ligating terdiri dari dua jenis, yaitu ada yang aktif dan ada yang pasif.

Klik di sini untuk mendapatkan referensi alat pembersih gigi dan mulut.

Baca juga: Pada Kondisi Ringan, Skoliosis Sulit Dideteksi Tanpa Adanya Pemeriksaan oleh Dokter

Penjelasan Dokter Gigi, drg. R. Ngt. Anastasia Ririen Pramudyawati dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Warta Kota Production program Sapa Dokter edisi 25 Maret 2022.

(Tribunhealth.com/DN)

Baca berita lain tentang kesehatan di sini.

Selanjutnya
Tags:
Tribunhealth.comBehelKawat Gigiperawatan gigidrg. R. Ngt. Anastasia Ririendrg. Anastasia Ririen Rusli Bintang
BERITATERKAIT
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved