Breaking News:

Pasien Depresi Tidak Perlu Mendapatkan Pengobatan Seumur Hidup, Begini Penjelasan Dokter

Depresi bukanlah kondisi yang bisa disepelekan. Seseorang yang mengalami depresi perlu mendapatkan pengobatan agar tidak mempengaruhi aktivitas.

Penulis: Putri Pramestianggraini | Editor: Ahmad Nur Rosikin
health.kompas.com
ilustrasi pasien depresi yang sedang melakukan konsultasi dengan dokter 

TRIBUNHEALTH.COM - Depresi bisa dialami oleh siapa saja.

Seseorang yang mengalami depresi sebenarnya perlu mendapatkan pengobatan, akrena depresi bukan masalah sepele.

Apakah pasien depresi perlu melakukan pengobatan seumur hidup? Baik farmakoterapi ataupun non farmakoterapi

Mayor Kes dr. Hary menyampaikan, pada penatalaksanaan depresi dengan farmakoterapi terdapat beberapa fase :

- Fase initial dose

- Fase terapeutik dose

- Fase maintenance dose (fase dosis pemeliharaan)

ilustrasi pasien depresi yang sedang melakukan konsultasi dengan dokter
ilustrasi pasien depresi yang sedang melakukan konsultasi dengan dokter (health.kompas.com)

Baca juga: Penatalaksanaan Gangguan Depresi Dibagi Menjadi 2, Berikut Ulasan Mayor Kes dr. Hary Purwono Sp.KJ

Apabila kondisi membaik, fungsi peran sudah membaik, dan dosis yang diberikan sudah dosis yang sangat kecil dan masih berdampak (maintenance dose).

Dapatkan produk yang membantu menjaga kesehatan Anda dengan klik link berikut. 

Maintenance dose adalah dosis terkecil dalam pengobatan yang masih berdampak klinis.

2 dari 3 halaman

Jika ingin melepas dosis atau pengobatan tersebut, dokter akan memulai dengan memberikan psikoterapi.

Apabila dikatakan bahwa pengobatan depresi harus berjalan seumur hidup, sebenarnya tidak..

Pada pengobatan depresi jika sudah mencapai dosis kecil (maintenance dose) bisa dihentikan sesuai dengan kebutuhan pasien.

Baca juga: Mayor Kes dr. Hary Purwono, Sp.KJ Sampaikan Pemeriksaan yang Dilakukan untuk Mendiagnosis Depresi

Dokter akan membantunya dengan pelaksanaan psikoterapi.

Terkadang ada beberapa kondisi pasien secara pribadi tidak percaya diri untuk melepas terapinya.

Kondisi seperti itulah yang membuat terapi sedikit lebih panjang.

Mayor Kes. dr. Hary mengatakan, untuk terapi seumur hidup pada kondisi depresi tidak pernah sejauh itu.

Mungkin membutuhkan waktu sampai 6 bulan hingga akhirnya dilakukan psikoterapi.

Penatalaksanaan pada gangguan depresi dibagi menjadi 2.

Dalam semua gangguan kejiwaan, penatalaksanaannya adalah dengan menggunakan farmakoterapi (terapi obat-obatan) dan non farmakoterapi.

Baca juga: Jika Seseorang Mengalami Tanda-tanda Depresi, Apa yang Harus Segera Dilakukan?

3 dari 3 halaman

Berbicara mengenai farmakoterapi, berarti bicara tentang obat-obat antidepresan yaitu obat yang bisa mencegah seseorang ataupun memperbaiki kondisi depresi seseorang.

Banyak sekali macam obat antidepresan yaitu golongan trisiklik, SSRI dan SNRI.

Mungkin di luar golongan obat yang disampaikan di atas, jika kita pernah mendengar obat jenis amitriptyline, maproptiline, fluoxetine dan sertraline itulah jenis obat-obatan yang mengatasi kondisi depresi.

Apabila orang tersebut mengalami kondisi depresi berat yang disertai dengan pola pikir yang terganggu, misalnya mengalami halusinasi audiotorik, halusinasi visual, waham curiga atau waham bersalah perlu ditambahkan obat antipsikotik.

Antipsikotik yang biasa digunakan adalah golongan generasi kedua.

Contohnya rispridone, olanzapine, aripiprazole dan quetiapine.

Ini disampaikan pada channel YouTube Tribun Health bersama dengan Mayor Kes dr. Hary Purwono, Sp.KJ. Seorang dokter spesialis kedokteran Jiwa RSAU dr. Siswanto Lanud Adi Soemarmo.

(TribunHealth.com/Putri Pramesti Anggraini)

Selanjutnya
Tags:
Tribunhealth.comdepresidr. Hary Purwono Sp.KJ
BERITATERKAIT
KOMENTAR

BERITA TERKINI

berita POPULER

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved